Setelah pulang sekolah Tiara sudah kembali ke tempat kerjanya walau seringkali ia mendapat peringatan dari Boss nya karena jarang masuk kerja. Alhasil, gajinya bulan ini dipotong karena telah melanggar aturan yang telah ditetapkan.
Tiara sadar bahwa dirinya memang seringkali membolos saat jam bekerja. Entah itu malas atau memang ada hal penting yang membuatnya berkali-kali kena scor.
Dengan semangat Tiara mulai mengerjakan pekerjaannya. Ia tidak ingin kena omel Sang Boss karena kelalaiannya dalam bekerja.
Meski Tiara akui, ia memang sangat lelah. Bagaimana tidak lelah? Jika dari pagi sampai sore Tiara Harus pergi ke sekolah lalu dilanjut dengan sore harinya ia harus bekerja sampai malam hari.
Ia bersyukur meskipun ia masih tergolong muda dari yang lain. Tapi, ia tak pernah mengeluh walau memang terkadang seringkali ia merasa lelah dengan pekerjaannya.
Tak terasa waktu terus berlalu hingga jam menunjukan pukul 10:00 malam. Tiara lalu bergegas untuk pulang, ia khawatir Sarah akan memarahinya jika ia pulang terlambat.
Namun saat ia sudah sampai di depan pintu keluar. Tiba-tiba matanya melihat seorang pria yang tengah kebingungan dengan sebuah surat yang ia pegang.
Lalu Tiara pun berjalan mendekat kearah pria tersebut dan bertanya.
"Maaf Pak, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Tiara sopan.
Lalu pria itupun melihat kearah Tiara dengan tersenyum. "Oh iya Mbak, saya sedang bingung," jawab pria tersebut.
"Memang Bapak bingung kenapa?" tanya Tiara lagi.
Lalu pria itupun menghembuskan napasnya lelah dan menatap Tiara.
"Begini Mbak, saya sedang mencari alamat ini. Tapi saya tak kunjung menemui tempat ini," jawab pria tersebut dengan memberikan sebuah secarik kertas pada Tiara.
Tiara pun mengambilnya dan melihat alamat tersebut. Setelah dirasa tau Tiara pun memberitahu pria itu.
"Oh alamat ini." Jelas Tiara. "Saya tau Pak, alamat ini. Bapak bisa berjalan kaki atau menaiki sebuah angkutan umum, lalu berhenti disebuah gang Angrek. Nah disitu alamatnya Pak," jelas Tiara memberitahu.
Pria itupun menganggukan kepalanya mengerti. Lalu tiba-tiba saja wajahnya jadi murung. Sontak hal itu dilihat oleh Tiara.
"Bapak kenapa? Kok, tiba-tiba sedih?" tanya Tiara dengan menatap pria tersebut.
"Begini Mbak, saya nggak punya uang buat pergi kesana. Sedangkan tadi siang, saya baru saja di jambret oleh dua orang preman," jelas Pria tersebut dengan mimik wajah yang terlihat bersedih.
Mendengar itu Tiara pun jadi bersedih. Lalu iapun ingin sekali membantu pria tersebut. Namun, ia tidak memiliki uang.
"Ya gimana ya Pak. Saya nggak punya uang buat bantu Bapak," jawab Tiara menunduk malu.
Pria itupun tersenyum lalu menatap Tiara. "Nggak apa-apa Mbak, saya ngerti. Tapi, Mbak bilang kalau Mbak tau, 'kan alamat ini?" tanya pria itu.
Tiara pun mengangguk. "Mbak, gimana kalau Mbak anterin saya ketempat ini. Saya mohon Mbak, ini penting ...." mohon pria tersebut dengan memegang tangan Tiara.
Tiara merasa tidak nyaman pun langsung melepaskan tangannya dari pria itu.
"Gimana ya Pak. Bukannya saya nggak mau, tapi ini sudah malam. Apalagi saya perempuan, saya takut keluarga saya mencari saya, Pak," jelas Tiara memberitahu.
"Mbak, tolongin saya, Mbak. Saya sangat berhubang budi pada Mbak, jika Mbak mau membantu saya," jawab pria tersebut dengan memohon-mohon.
Tiara yang merasa tidak enak pun akhirnya menganggukan kepalanya dan menyuruh pria itu berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM
ActionHaris Putra Setiawan seorang pria arogan yang berumur 27 tahun. Dendam di masalalu membuat tekad Haris semakin membara untuk menghancurkan keluarga Imbron. Namun, ia malah bertemu dan menikah dengan Tiara anak dari seorang Imbron yang menjadi musuh...