Tepat pada siang hari Haris berjanji akan menjemput Tiara di kediama kedua orangtuanya. Dan hari ini Haris pun langsung menuju rumah orangtua Tiara.
Hampir 30 menit diperjalanan akhirnya ia sampai di rumah orangtua Tiara. Haris pun keluar dari dalam mobil dan memasuki rumah kedua orangtua Tiara. Terlihat jika Sarah dan Safira sedang berbincang-bincang diruang tamu.
Sadar Haris menantunya datang Sarah pun langsung menyambutnya dengan perasaan senang.
"Eh Nak Haris. Kau disini Nak? Ayo masuk," ajak Sarah dengan menyuruh Haris masuk. Lalu Haris pun duduk di sofa. Sarah lalu mengkode anak sulungnya untuk membuatkan minuman untuk Haris dan Safira pun menurut lalu pergi ke dapur membuatkan minuman.
Sedangkan Sarah ia duduk menemani Haris. Tak lama Safira datang dengan minuman dan beberapa kue kering yang ia bawa.
"Silahkan diminum," ujar Safira dengan tersenyum menggoda Haris.
Haris hanya tersenyum kecil menanggapi Safira. "Terima kasih," ujar Haris singkat.
Lalu Safira pun duduk disamping Haris hingga membuat pria itu bergumam dalam hati. Dasar wanita murahan! Batin Haris.
"Oh iya Nak Haris, ada apa kamu kemari? Apa ada hal penting?" tanya Sarah pada Haris.
"Kedatanganku kesini tidak ada hal penting. Aku kesini untuk menjemput istriku Tiara. Apa dia ada di dalam?" tanya Haris kalem.
"Oh iya, dia ada di dalam. Tunggu sebentar biar Mama panggilkan dulu Tiaranya," ujar Sarah lalu melangkahkan kakinya menuju kamar Tiara.
Setelah kepergian Sarah, Safira mendekati Haris yang sedang berdiri lalu dengan tatapan menggodanya tangan Safira mengelus dada Haris dengan manjanya.
Haris masih terdiam dengan tenangnya saat tangan Safira terus mengelus dada bidangnya.
"Aku akui kalau kau cukup tampan. Tapi sayangnya kau bodoh Tuan Haris, bisa-bisanya kau menikahi seorang gadis kecil seperti Tiara!" ujar Safira dengan menyunggingkan senyum sinis dibibirnya.
Dengan tenang Haris membalas ucapan Safira. "Lalu bagaimana dengan dirimu Nona Safira?" tanya Haris dengan menghadap Safira.
Safira merasa terkejut akan ucapan Haris. Ia pun mengernyitkan dahinya bingung. "Apa maksudmu?" tanya Safira dengan menatap Haris tajam.
"Kau pura-pura tidak tau atau memang sudah tau?" tanya Haris lagi.
"Jangan berbelit-belit! Katakan dengan benar, apa maksudmu berbicara seperti itu?!" bentak Safira pada Haris. Untunglah disetiap rumah Imbron ini kedap suara jadi tak akan ada yang bisa mendengar.
"Biar kuberitahu. Aku tau selama ini kau itu seorang jalang Safira!" ujar Haris dengan nada pelan tapi menusuk.
Deg. Mendengar itu Safira jadi terhenyak akan ucapan Haris. Bagaimana dia bisa tau tentang kehidupanku? Batin Safira.
Dengan tajamnya Safira menatap Haris dengan mata tajamnya. Haris yang melihat itu tertawa. "Kenapa? Apa ucapanku benar?" tanya Haris. "Jadi, aku sudah tau semua tentang dirimu yang seorang pelacur demi memenuhi kehidupan dirimu sendiri!" ujar Haris memberitahu.
Safira? Jangan ditanya lagi. Gadis itu terlihat sangat marah. Terlihat dari wajahnya yang memerah.
"Cukup! Kau tidak berhak menghinaku seperti ini Tuan Haris. Ingat dirimu ini seorang adik iparku, jadi kau harus tau batasanmu!" jawab Safira tegas sambil menunjuk Haris yang tengah tertawa.
"Hah! Adik ipar? Sejak kapan kau menganggapku adik iparmu? Bahkan kau sendiripun tidak peduli pada adikmu Tiara. Lalu, tiba-tiba kau menganggapku adik ipar?" tanya Haris dengan mendekatkan wajahnya pada wajah Tiara yang mulai kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM
AksiyonHaris Putra Setiawan seorang pria arogan yang berumur 27 tahun. Dendam di masalalu membuat tekad Haris semakin membara untuk menghancurkan keluarga Imbron. Namun, ia malah bertemu dan menikah dengan Tiara anak dari seorang Imbron yang menjadi musuh...