27 Memaafkan dan Ujian Tiara

2.9K 64 9
                                    

Sejak saat dimana Haris meminta maaf pada Tiara membuat gadis itu senang karena Haris mulai bersikaf baik padanya. Meskipun sikap dinginnya masih terasa ada saat Haris cuek padanya.

Di lubuk hati Tiara, ia merasa Haris sedikit dingin padanya. Tapi, ia tak masalah meski Haris selalu cuek padanya, ia tetap memperlakukan Haris dengan baik. Itulah sifat Tiara yang mudah memaafkan.

Menurutnya jika orang mempunyai salah padanya. Ia lebih baik memaafkan daripada harus memperburuk masalah.

Seperti pagi ini Tiara mulai berangkat ke sekolah karena ia akan mengadakan Ujian Kelulusannya. Sudah satu minggu ini Tiara belajar agar mendapatkan nilai yang memuaskan. Dengan senyuman di bibirnya, ia mulai melangkahkan kakinya keluar dari Mansion Haris dengan senyuman yang terpatri di bibirnya.

Sesaat setelah itu sebuah ojek online datang. Tiara kemudian menghampiri ojek online tersebut.

"Dengan Mbak Tiara, betul?" tanya tukang ojek online.

Dengan cepat Tiara mengangguk. "Iya Mang, betul," jawab Tiara.

Lalu tukang ojek online pun langsung memberikan sebuah helm pada Tiara dan Tiara pun menaiki ojek itu dan meninggalkan Mansion Haris.

Di perjalanan Tiara tetap tersenyum mengingat saat dimana Haris meminta maaf padanya.

Flasback on

Tiara tersentak kaget saat Haris memeluknya. "Tuan, Anda---" belum sempat Tiara mengucapkan kalimatnya tiba-tiba jari telunjuk Haris membungkamnya.

"Sstt ... dengarkan aku, Tiara. Tolong maafkan aku karena sudah menamparmu," ujar Haris dengan menatap Tiara.

Tiara dibuat kaget. Bagaimana mungkin seorang Haris meminta maaf dulun. Pikir Tiara.

Tanpa pikir panjang Haris memeluk Tiara dengan perasaan penuh bersalah karena ia telah salah karena menampar Tiara.

Dengan kaku kemudian Tiara membalas memeluk Haris. "Tuan, Anda tidak perlu meminta maaf. Sebetulnya itu juga salahku. Aku yang memaksa pegawai Recepsionis itu. Jadi aku mohon maafkanlah aku dan jangan pecat pegawai Recepsionis itu," ujar Tiara saat Haris melepaskan pelukannya.

"Maksudmu?" tanya Haris dengan berpura-pura tidak tahu. Ia ingin mendengar bagaimana pendapat Tiara.

"Ii--iya. Aa--aku memaksa pegawai itu, Tuan. Tolong jangan pecat pegawai itu," ucap Tiara berbohong.

Diam-diam Haris tersenyum karena Tiara masih saja memperdulikan Lusi yang jelas-jelas sudah berbuat kasar padanya. Namun, gadis di hadapannya ini masih saja memperdulikan Lusi.

Dengan tersenyum tipis Haris mengangguk. "Dia sudah mendapatkan akibatnya. Jadi, aku berharap, kau tidak usah memikirkan Lusi lagi. Aku tau kau berbohong Tiara," ujar Haris dengan memegang pundak Tiara yang menunduk.

Mendengar jawaban Haris, Tiara terdiam dan mendongakan kepalanya untuk melihat wajah Haris. "Kau tau?" tanya Tiara terkejut.

"Ya, aku tau semuanya. " Jawab Haris. "Kenapa kau berbohong huh? Jelas-jelas Lusi yang salah?" tanya Haris lagi.

"Aa--ku hanya tidak ingin memperkeruh masalah," jawab Tiara dengan wajah polosnya.

Melihat wajah polos Tiara, Haris jadi merasa gemas karena gadis dihadapannya itu terlihat polos.

Kau, polos sekali? tanya Haris dihadapannya.

"Dengar, kau tidak boleh terlalu baik pada orang Tiara. Bisa saja orang tersebut memanfaatkan dirimu yang polos dan terlalu baik itu," jelas Haris.

"Baiklah Tuan, aku tidak akan seperti itu lagi," jawab Tiara dengan tersenyum manis.

"Baiklah. Tapi aku ingin kau tak memanggilku Tuan lagi. Panggil aku dengan sebutan yang lain," ucap Haris.

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang