1 Pertemuan

8.4K 206 4
                                    


Seorang gadis tengah terburu-buru saat jam yang melingkar dipergelangan tangannya menunjukan pukul 07:30 yang sebentar lagi akan memasuki jam pelajaran.

Dengan kekuatannya yang hampir habis Tiara terus berlari sampai tidak sadar bahwa dirinya telah menabrak seseorang hingga membuat orang tersebut menatapnya tajam.

"Akh! Maafkan aku, tuan. Aku tidak sengaja," sesal Tiara seraya memohon maaf karena telah menabraknya.

Namun orang itu tak mendengarkan maafan dari Tiara, membuat gadis itu semakin jengkel karena jam pelajaran sudah dimulai saat 15 menit yang lalu. Tanpa menunggu lagi, Tiara langsung pergi dan meninggalkan sosok itu yang melihatnya pergi begitu saja.

Setelah kepergian Tiara, diam-diam sosok itu tersenyum menyeringai. "Aku telah menemukan mu. Tunggu aku, sayang," ujar sosok itu dan pergi dari sana dan memasuki mobil.

Saat di dalam mobil sosok itu yang tak lain adalah Haris tersenyum miring menatap bangunan tempat Tiara belajar menimba ilmu.

Wahyu diam-diam melirik sang Tuan yang tampak tersenyum menyeringai itu. "Tuan, apa Anda baik-baik saja?" tanya Wahyu seraya menatap Haris yang menatap tajam kearahnya.

"Lancang sekali kau menanyaiku?! Ingat! Jalankan saja tugas mu!" Haris mengancam Wahyu dengan kata-kata pedas dan menusuknya.

Wahyu pun mengangguk. "Baik Tuan."

Setelah itu Wahyu pun menjalankan mobilnya menuju tempat tujuan Tuannya. Di dalam perjalanan tampak hening, hingga suara Haris membuyarkan keheningan tersebut.

"Wahyu! Aku ingin kau menyelidiki seorang gadis yang aku temui di jalan saat di pemberhentian sekolah tadi!"

"Maksud Tuan, gadis yang tadi menabrak Anda, Tuan?"

"Ya. Aku ingin kau menyelidiki gadis itu hingga ke akar-akarnya," ujar Haris menjelaskan. "Dan aku ingin laporannya siang ini jam 10:00 pagi sudah ada di ruanganku," titah Haris memerintahkan.

"Baik Tuan. Laksanakan," ujar Wahyu mengangguk saat keduanya sudah sampai di depan kantor miliknya.

Wahyu kemudian turun dan membukakan pintu untuk Haris turun. Haris pun turun dari dalam mobil dan langsung melepas kacamata hitam miliknya dan memasukannya kedalam saku bajunya di depan.

Dengan langkah lebar Haris memasuki kantornya dengan Wahyu di belakangnya. Saat sampai di dalam semua karyawan menyapanya, dan hanya dibalas anggukan oleh Haris.

Hingga tak sengaja telinga Haris mendengar suara jeritan beberapa karyawan perempuan yang tampak memujanya.

"Selamat pagi tuan Haris. Akh, kau tampan sekali tuan hingga membuatku melayang ingin memiliki mu," ujar seorang wanita tampak mengagumi sosok Haris yang sangat tampan.

"Akh ... tuan Haris kau memang sangat tampan," ujar seorang karyawan wanita.

Namun Haris hanya diam tak menanggapi ucapan para karyawannya, dan mengabaikan mereka yang menyapanya.

Sesampainya di ruangan Haris. Haris mendudukan pantatnya di kursi kebesarannya dan membuka beberapa file yang ada di laptopnya dengan tatapan datarnya.

"Wahyu, kau ingat,'kan tugas mu apa? Aku ingin sekarang kau menyelidikinya! Dan bawakan itu padaku secepatnya!"

"Baik tuan. Saya ijin pamit, permisi tuan," ujar Wahyu membungkukan badannya dan pergi meninggalkan ruang kerja Haris.

***

Sementara itu Tiara sudah sampai di depan kelasnya, untung saja pintu gerbang tak ada yang berjaga jikalau ada, sudah dipastikan kalau ia tak akan bisa masuk ke dalam sekolahnya.

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang