20 Pergi Ke Luar Negeri

2.6K 79 2
                                    

Satu minggu telah berlalu. Sejak kejadian dimana Tiara mendapatkan peringatan dari Haris membuat Tiara sedikit menjauhi Farel meski Farel tetap menghubunginya.

Pagi ini Tiara tengah menyiapkan keperluan Haris selama satu minggu di luar negeri. Meski Haris kekeh tak ingin Tiara membantu, namun Tiara dengan cerdiknya dapat membuat Haris luluh meski harus berdebat terlebih dahulu.

Setelah menyiapkan semua keperluan Haris, Tiara menatap nanar pada koper yang akan dibawa oleh Haris suaminya. Menurutnya, ia seakan tak rela jika Sang suami pergi berjauhan. Namun apa daya, ia bukan siapa-siapa. Melainkan istri yang tak dianggap.

Tiara pun menatap Haris yang tengah memakai jas miliknya. Tiara akui, suaminya ini memanglah tampan dan gagah. Hanya saja ia tak menyukai sifat dingin suaminya.

Saat sedang melamun tiba-tiba Haris menjentikan jarinya di depan wajah Tiara hingga membuat gadis itu mengerjabkan matanya dan menatap Haris yang berada di depannya.

"Koperku!" sentak Haris di depan wajah Tiara.

"Akh iya ... ini kopernya Tuan," ujar Tiara memberikan koper milik Haris.

Tapi Haris tak langsung membawanya tapi menyuruh Wahyu untuk membawakan koper miliknya dan menaruhnya di bagasi mobil miliknya.

Akhirnya mereka bertiga pergi keluar dari kamar Haris dan menuju depan rumah dengan mobil yang sudah dipanaskan oleh seorang sopir.

Setelah semua selesai kini Haris akan pergi menuju mobilnya. Namun, saat akan menuju mobilnya, tiba-tiba sebuah tangan memegang lengannya. Haris pun langsung membalikan badannya dan menghadap Tiara yang menatapnya senduh.

"Lepaskan!" titah Haris dengan menatap tajam Tiara.

Mendengar jawaban dari Haris, Tiara terdiam tidak menjawab. Namun, tanpa aba-aba Tiara langsung memeluk tubuh tegap Haris.

Haris terkesiap melihat sikap aneh Tiara. Lalu Haris pun melirik Wahyu yang juga tengah berdiri dibelakangnya.

"Wahyu, kau pergilah ke kantor. Aku akan mengurus keberangkatanku sendiri!"

"Baik Tuan," jawab Wahyu lalu pergi meninggalkan Mansion Haris.

Setelah kepergian Wahyu, barulah Haris langsung melepaskan pelukan dari Tiara membuat gadis itu terperangah karena kaget lalu menatap senduh pada Haris.

"Sudah berpelukannya?" tanya Haris dengan merapihkan pakaiannya.

"Tuan, aku mohon ... biarkan aku memelukmu. Aku pasti akan meridukanmu disini," mohon Tiara dengan tatapan wajah polosnya.

Dengan tegas Haris menjawab. "Tidak! Aku tidak ingin peluk apalagi disentuh olehmu!

"Tidak, Tuan. Aku mohon sekali saja. Aku berjanji tak akan lama," ujar Tiara memohon.

Dengan terpaksa akhirnya Haris mengangguk. Setelah mendapat izin dari Haris, dengan cepat Tiara langsung memeluk tubuh Haris kembali dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang milik suaminya.

Nyaman. Itulah yang sekarang Tiara rasakan. Betapa nyamannya pelukan Haris walaupun Haris sendiri tidak membalasnya. Namun, bagi Tiara itu bukan sebuah hal yang penting. Yang terpenting ia bisa memeluk tubuh suaminya.

Taklama kemudian Haris melepaskan pelukan Tiara dengan sedikit kasar hingga membuat perempuan itu mundur beberapa langka.

"Sudah, 'kan pelukannya? Sekarang aku pergi. Ingat, selama aku pergi, kau tidak boleh kemana-mana! Sebab mata-mataku banyak yang mengintaimu!"

Setelah mengatakan itu, Haris pun pergi ke mobilnya dan mobil pun mulai meninggalkan Mansion milik Haris.

Sedangkan Tiara, gadis itu merasa bingung. Bagaimana mungkin ia tinggal disebuah Mansion yang terbilang besar, namun hanya ditempatinya sendiri.

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang