#DENDAM
#Part7
#Luka_Yang_Kau_BeriWARNING! Terdapat unsur kekerasan, harap bijak dalam membaca!
***
Pagi harinya Tiara terbangun dari pingsannya saat seseorang membuka pintu kamar mandi membuat Tiara bangun dan bersandar di dinding kamar mandi. Ya, orang itu adalah Haris yang memasuki kamar mandi.
"T-tuan ... anda sudah bangun?" cicit Tiara dengan berdiri pelan-pelan karena rasa pusing dan sakit menjalar disekujur tubuhnya.
Sedangkan Haris hanya diam tak menjawab ucapan Tiara dan memilih untuk berendam di bathub.
Hati Tiara mencelos melihatnya seakan Haris tak mempunyai rasa bersalah sedikitpun padanya, saat kejadian semalam. Tak ingin berlama-lama di kamar mandi, Tiara pun keluar untuk mandi dan bersiap-siap pergi ke sekolah dengan langkah kaki tertatih-tatih.
Tiara pun akhirnya mandi di kamar mandi sebelah kamar Haris.
***
Setelah selesai bersiap Tiara segera menuruni anak tangga dan menyiapkan sarapan untuk Haris. Meski makanan telah disediakan oleh para pelayan, maka Tiara pun lebih baik melayani Haris dulu.
Tak berapa lama akhirnya Haris sudah rapih dengan setelan kantornya. Diam-diam retina matanya menatap kearah Tiara yang sudah menunggunya di meja makan.
Dengan tampang dinginnya Haris duduk di meja makan dengan pandangan mata tajamnya menyorot Tiara. Dengan ragu Tiara mendekat dan mengambilkan piring dan beberapa nasi dan lauk pauk untuk Haris. Namun saat tangannya ingin mengambil piring, dengan kuat Haris mencekalnya.
Tiara kaget sekaligus tak jadi mengambil piring tersebut dan menatap Haris dengan ringisan yang terlihat di wajahnya.
"Akhhh ... sakit Tuan! Tolong lepaskan cekalan mu," rintih Tiara dengan memohon terhadap Haris.
Haris pun bangun dari duduknya dan menatap tajam kearah manik mata Tiara yang ada di hadapannya. Tiba-tiba saja Haris menyeret Tiara dan memasukannya ke dalam gudang yang sumpek penuh dengan barang-barang yang tak terpakai.
Dengan santainya Haris menghempaskan tubuh Tiara ke lantai hingga gadis itu meringis menahan sakit di tubuhnya.
"Tuan, tolong keluarkan saya dari sini, Tuan ...," tangis Tiara dengan diiringi dengan memohon kepada Haris.
Haris yang mendengarnya tertawa mengejek dan Haris pun mengcekram dagu Tiara dengan kuat.
"Melepaskanmu kau bilang? Apa kau sadar dengan ucapanmu?" tanya Haris dengan mengangkat dagu Tiara hingga gadis itu mendongakan kepalanya dan menatap manik mata Haris yang terlihat aura kebencian dan kemarahan di matanya.
"Tidak semudah itu aku akan melepaskanmu gadis bodoh! Sebelum aku puas menyiksamu dulu baru aku akan melepaskanmu."
Mendengar itu Tiara menangis dengan air mata yang mengucur di pipinya. Haris yang melihat itu hanya memandang Tiara dengan penuh kebencian di matanya.
Dengan bergetar Tiara pun bertanya pada Haris, "apa salahku, Tuan? Sampai-sampai dirimu selalu membuatku menangis dan merasakan sakit?" tanya Tiara dengan derai air mata.
Dengan santainya Haris duduk di sebuah kursi yang tak terpakai dan menaikan salah satu kakinya ke kaki yang lain.
"Kau tidak punya salah apapun padaku, namun kedua orang tua mu lah yang membuat diriku harus menjadi seperti ini." Tutur Haris dengan menatap Tiara.
"Memangnya apa yang telah diperbuat oleh kedua orang tuaku, hingga dirimu membenciku, Tuan?!"
Haris tersenyum miring dan mencengkram lengan atas Tiara. "Untuk apa aku memberitahumu huh?! Itu tidak akan ada gunanya untukku!" pekik Haris dengan kemarahannya.
Dengan kasar Haris menarik Tiara yang sedang terduduk di lantai dan dengan amarah dan emosi yang memuncak, Haris membenturkan kepala ke dinding hingga gadis itu mengeluarkan darah.
Setelah itu Haris pun menarik rambut panjang Tiara dan menghempaskan tubuh ringkih Tiara ke lantai dengan kasar dan belalu meninggalkan Tiara yang terlihat lemah. Tiara yang melihat itu hanya diam dan menangis tak melakukan apapun karena tubuhnya sudah lemas akibat benturan dikepalanya.
Sedangkan Haris pergi dari gudang dan mengunci pintu dengan keras hingga menimbulkan suara dentuman keras dari suara pintu.
"Jangan ada yang berani memberikan gadis itu makan dan minum! Apalagi menemuinya! Jika aku melihat kalian berani melawan perintahku, sudah kupastikan kalian akan mendapatkan akibatnya!"
Setelah mengatakan itupun Haris pergi dengan amarah yang membara dihatinya. Sedangkan para pelayan di rumah Haris nampak ketakutan dengan ancaman yang diberikan oleh Tuannya.
Sedangkan di dalam gudang Tiara dengan tubuh meringkuk hanya bisa diam dan menangis setelah apa yang dilakukan Haris barusan padanya.
"Tuhan ... mengapa aku harus seperti ini? Apa salahku hingga dia membenciku?" tangis Tiara hingga sebelum kesadarannya menghilang.
⚠Warning! Typo bertebaran dimana-mana dan kesalahan dalam penulisan harap maklum!⚠
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM
ActionHaris Putra Setiawan seorang pria arogan yang berumur 27 tahun. Dendam di masalalu membuat tekad Haris semakin membara untuk menghancurkan keluarga Imbron. Namun, ia malah bertemu dan menikah dengan Tiara anak dari seorang Imbron yang menjadi musuh...