Aku duduk di samping Draco saat pelajaran DADA. Umbridge membagikan sebuah buku kepada masing-masing siswa. Aku membukanya, hanya membukanya. Terlalu malas umtuk membaca dengan wajah nenek tua pink itu di depan.
"Disini tak dijelaskan tentang penggunaan mantra pertahanan?" tanya Mione heran.
Beberapa murid juga mulai protes.
"Diam! Di kelasku tidak boleh ada yang bicara tanpa mengacungkan tangan" ucap Umbridge.
Aku tak terlalu memperhatikannya dan memainkan cincin yang Draco pakai.
"Sekarang, menurut pandangan Kementerian bahwa pengetahuan teoritis akan lebih dari mencukupi untuk meluluskan kalian pada ujian, yang memang inti dari keberadaan sekolah. Bukan begitu?" lanjutnya.
"Dan apa gunanya teori di dunia nyata?"kata Harry dengan keras.
"Ini sekolah, Mr. Potter, bukan dunia nyata" katanya dengan nada yang dilembutkan.
"Jadi, kami tidak boleh bersiap-siap untuk apa yang sedang menunggu kami di luar sana?"
'Tidak ada yang sedang menunggu di luar sana, Mr Potter"
"Oh yeah?" kata Harry. Amarahnya, yang tampaknya telah menggelembung di bawah permukaan sepanjang hari ni, sedang mencapai titik didih.
"Siapa yang kamu bayangkan akan ingin menyerang anak-anak seperti dirimu?" tanya Profesor Umbridge dengan suara semanis madu yang mengerikan.
"Hmm, ayo pikir.." kata Harry dengan suara berpikir yang mengejek. "Mungkin.. Lord Voldemort?"
Aku tersenyum miring, Ron terkesiap, Lavender mengeluarkan jeritan kecil, Neville tergelincir ke samping bangkunya. Seamus nemandang Harry jijik. Namun, Umbridge malah mengurangi poin asrama Gryffindor.
"Kalian telah diberitahu bahwa seorang penyihir hitam tertentu sedang berkeliaran lagi. Ini bohong" ucap Umbridge.
Emosiku mulai semakin naik sekarang
"Itu BUKAN bohong!" kata Harry. "Aku melihatnya, aku bertarung dengannya!"
"Detensi Mr. Potter!" ucapnya penuh kemenangan.
Aku menggebrak meja. Draco menyuruhku untuk duduk. "Jadi menurutmu, siapa yang mencelakai Cedric? Harry?! Dia tidak mungkin mencelakai temannya sendiri. Sudah jelas-jelas pasti Voldemort lah yang melakukannya!" ucapku dengan nada tinggi.
Beberapa anak bergidik ngeri mendengarku menyebutkan namanya. Itu hanya nama bukan? Kenapa harus takut? Lagian banyak juga dari mereka yang tak percaya Dia telah kembali bukan? Kenapa harus takut?
Umbridge mengela nafas dan kembali tersenyum. "Bukankah sudah kubilang jika di kelasku perlu mengangkat tangan sebelum bicara? Dan Ms...."
"Gracious" jawabku.
"Ah, Ms. Gracious, anaknya Albert ya? Kau harus tau bahwa aku disini adalah gurumu. Tidak sepantasnya kau berbicara denganku dengan nada tinggi. Kau, ikut dengan Mr. Potter detensi nanti xixixi" ucapnya.
"Kenapa aku dan Harry harus menjalankan detensi hah?! Kami hanya bicara kebenaran" ucapku. Draco terus menarik tanganku untuk segera duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice [Draco x You x Cedric]
Fanfiction[C O M P L E T E D] Cover by: @chaoticimpulse [Name] Gracious. Seorang murid Gryffindor yang disukai oleh 2 pangeran dari 2 asrama berbeda. Jadi, siapakah pilihannya? Lets see!! All Characters belongs J.K Rowling. Except, Original Character, ofc. *...