Holiday 🧙🏻

4.5K 801 191
                                    

Saat aku masih mematung karena apa yang baru saja terjadi, kedua orang tuaku menghampiriku dan mengajakku untuk segera pulang.

Sesampainya di rumah, kedua orang tuaku langsung menanyaiku tentang Draco.

"Siapa itu tadi?" tanya ibuku.

"Siapa maksud ibu?"

"Itu loh.. anak laki-laki dengan rambut blonde"

"Eungh— dia temanku bu"

"Benarkah? Tapi ibu lihat kau langsung salah tingkah saat dia menciummu. Hayo.. siapa dia?" tanya ibuku menggodaku. Sementara ayahku hanya menggelengakan kepalanya sambil terkekeh.

"Ibu!! Sudah ah sudah"

"Baiklah haha. Siapa namanya?" tanyanya lagi.

Tadi dia susah bilang baiklah tapi kemudian menanyakannya lagi. Aneh.

"Draco. Draco Malfoy"

Ayahku kaget. "Draco Malfoy? Dia anaknya Lucius?"

"I-iya ayah" ucapku terbata-bata karena takut ayah akan marah.

"Haha! Tidak kusangka dia sudah sebesar itu sekarang. Bahkan sudah berani mencium putriku. Padahal, dulu saat Ayah sering main ke manornya, dia masih belum bisa berjalan dengan baik" ucapnya dengan senyuman.

"Hah? Apa ayah tidak marah?" tanyaku.

"Untuk apa ayah marah?"

"Ya, maksuduku, ayahnya Draco kan 'mantan sahabat' ayah. Apa tidak ada perasaan benci antara kalian berdua? Kan pasti kalian mengakhiri persahabatan karena suatu alasan, dan biasanya alasan itu jarang sekali karena suatu hal baik. Bukankah begitu?"

"Haha! Tidak tidak. Astaga, kau ini masih mengingat apa yang ayah katakan saat kau masih umur 7 tahun ya?"

Ayahku sempat membicarakan beberapa keluarga penyihir yang ia kenal. Dan Lucius Malfoy adalah sahabatnya saat di Hogwarts karena mereka satu asrama. Kemudian ayahku bilang 'Ayah sudah tidak menganggapnya sahabat sekarang'.

"Begini, [Name], jadi Ayah sudah tidak menganggap nya sahabat bukan karena alasan yang tidak baik. Tapi karena, Ayah sudah menganggapnya keluarga daripada sahabat" lanjutnya.

"Oh, jadi begitu. Tapi, kenapa Ayah tidak pernah mengajakku untuk bertemu keluarga Malfoy?" tanyaku heran.

"Entahlah, ibumu tidak pernah mengizinkanku untuk membawamu saat bertemu dengan Lucius" jelasnya sambil melirik ibu.

"Rumahnya sangat gelap [Name]. Saat kau kecil kau sangat takut gelap. Mungkin sekarang juga masih begitu" jelas ibuku.

"Uhm, jadi, aku boleh berteman dengannya kan?" tanyaku.

"Sure honey, bahkan jika kau mau menikah dengannya sekarang juga Ayah izinkan haha" jawab ayahku dengan tawa.

"Ayah! Jangan membicarakan itu!"

"Ah, sepertinya, aku dan Lucius benar benar akan menjadi keluarga nanti"

Aku memutar otakku untuk memahami maksudnya. "Maksud ayah?"

"Ya, suatu hari kan kau pasti akan menikah dengan Draco. Jadi aku akan terikat menjadi keluarga bersama Lucius"

Pipiku memanas mendengar hal itu. "Ayah! Itu terlalu jauh untuk dibicarakan sekarang"

"Oh ayolah, kau memang mencintainya, bukan?" godan Ayahku lagi.

"Albert, berhenti menggoda putrimu. [Name], pergilah mandi, setelah itu nanti kita makan" ucap ibuku.

My Choice [Draco x You x Cedric]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang