Banyak siswa yang sudah memasukkan namanya ke Piala Api. Seluruh murid dari Durmstrang paling awal memasukkan namanya.
Banyak murid Hufflepuff yang sudah mendorong-dorong Cedric agar memasukkan namanya. Dia pun berjalan menuju piala api.
"Berhenti, Ced" ucapku menghalangi jalannya.
"Kenapa, hm?"
"Kau tidak usah mendaftar ya, kumohon.. Aku takut terjadi sesuatu padamu"
Dia tersenyum hangat, menarikku ke pelukkannya kemudian mencium puncak kepalaku. Terdengar beberapa teriakan histeris anak perempuan seperti "Cium aku juga, Ced!"
"Hei.. tenang saja, aku akan menjaga diriku baik-baik. Aku berjanji padamu" ucapnya menangkup pipiku.
"T-tapi Ced bagaimana—"
"Doakan saja aku tak terluka parah ya" ucapnya tersenyum hangat.
"Baiklah" aku pasrah dan menggeser badanku untuk memberinya jalan.
Banyak sorakkan-sorakkan dari murid Hufflepuff saat Cedric sudah memasukkan namanya. Dia berdiri di sampingku setelah memasukkan namanya.
"Jangan mengkhawatirkanku" ucapnya menggenggam tanganku.
"Hmm" gumamku.
Kini, giliran Fred & George yang melancarkan aksinya dengan ramuan penua. Mereka meminumnya masing-masing setetes kemudian masuk ke dalam lingkaran usia.
Aku tidak percaya melihat mereka berhasil tanpa ada gangguan apa pun. Tapi, beberapa saat kemudian, anggapanku salah. Mereka terlempar ke luar lingkaran dengan sangat kencang. Dan di dagu mereka juga muncul jenggot putih seperti Dumbledore.
Aula depan dipenuhi dengan tawa keras. Bahkan Fred & George sendiri tertawa saat melihat jenggot mereka masing-masing. Ini memang hal lucu, tapi sangat susah sekali bagiku untuk mengeluarkan tawa, tawaku tertutupi oleh rasa khawatirku pada Cedric.
"Hei, ini hal lucu bukan?" tanya Cedric yang menyadari bahwa aku hanya diam.
"Ya.. itu lucu" ucapku tersenyum paksa.
Cedric menarikku agak menjauh dari yang lain. "Kenapa, hm?"
"Takut" jawabku lemah.
Cedric menarikku ke pelukkannya. "Takut kenapa?"
"Bagaimana jika kau yang terpilih, Ced?"
"Ya tentu aku akan senang, dan kau juga harus ikut senang"
Aku hanya diam di pelukkannya. Dari awal juga aku tak rela jika dia mengikuti pertandingan ini, tapi apa boleh buat? Aku juga tidak berhak menentukan hidupnya. Bahkan Paman Amos saja mendukungnya.
Malamnya, tepat malam Halloween, semua murid berkumpul di aula untuk merayakan pesta Halloween sekaligus mendengar pengumuman siapa yang akan menjadi perwakilan masing-masing sekolah. Aku duduk di samping Cedric—setelah sekian lama sejak terakhir kali aku duduk disana.
Tiba saatnya, untuk melihat siapa yang akan menjadi perwakilannya. Prof. Dumbledore mengayunkan tongkatnya membuat semua lilin padam, sehingga sekarang cahaya biru dari piala api lebih bersinar dari apapun.
Nyala api dalam piala berubah menjadi merah dan mengeluarkan secarik perkamen yang gosong. Prof. Dumbledore membuka kertasnya. "Juara dari Durmstrang, Viktor Krum!"
Terdengar suara tepuk tangan riuh di aula. Viltor pun maju ke arah meja guru dan masuk ke dalam ruangan yang sudah di tunjuk.
Setelah tepuk tangan mereda, piala api melontarkan perkamen kedua dan juara dari Beauxbatons adalah Fleur Delacour. Murid Beauxbatons yang lain nampak kecewa bahkan sampai ada yang menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice [Draco x You x Cedric]
Fanfic[C O M P L E T E D] Cover by: @chaoticimpulse [Name] Gracious. Seorang murid Gryffindor yang disukai oleh 2 pangeran dari 2 asrama berbeda. Jadi, siapakah pilihannya? Lets see!! All Characters belongs J.K Rowling. Except, Original Character, ofc. *...