4. MOR 🦋

530 64 4
                                    

Holla~
Maaf baru up lagi.
Happy Reading ❤

🦋🦋🦋

_He is Denish!_

"Hati-hati ya jangan sampai lepasin tanganku. Nanti kalau kamu nyasar, aku repot harus tebas semua orang di sini buat cari kamu."

Stefanny mengangguk pelan sambil menelan ludah. Ancaman dari pembunuh itu menyeramkan ya?

Cewek berbadan mungil itu mengekori Denish yang selangkah di depannya dengan tangan kanan yang digenggam. Cowok itu tengah membelah lautan manusia.

"KYA!!"

"MORIZ SUAMIKU!"

"VOCALIST TERGANTENG!"

"MORIZ KAWIN YUK!!"

"UHUY SINI SAMA IBU AJA. JADI BAPAK ANAK KE LIMAKU."

Ada segerombolan ibu-ibu tak kunjung memberi jalan, mereka asik meneriaki nama Moriz. Denish menoel bahu dari salah satu ibu yang berbadan semok. "Permisi ya."

"MORIZKU SAYANG!! TAMBAH LAGU LAGI DONG! MORE AND MORE PLEASEEEE!"

"MISI YA. Kucingku mau lewat." Tangan kanan Denish mulai menyibak, memisahkan tubuh dua ibu-ibu yang berdempetan.

"Apa sih?" Ibu berbadan semok itu menepis kasar tangan Denish tanpa menoleh.

"Kucingku mau lewat, tolong kasih jalan."

"Kucing apa sih?"

Denish menyodorkan Stefanny ke depan. Ibu berbadan semok itu akhirnya menoleh. Stefanny menampilkan cengiran kuda, hasilnya nihil. Si ibu tidak tertarik, kembali menyaksikan Moriz yang lagi manggung.

"Untung Tuhan memberikanku stok sabar dua kali lipat dari Adit," bisik Denish sambil mengelus dada. Cowok itu tidak menyerah, kembali menoel bahu ibu itu secara brutal hingga ia resah. Si ibu akhirnya menoleh lagi ke belakang, kepalanya mendongak. Ada Denish yang bertubuh tinggi di sana. Panah asmara meluncur. Mata ibu membentuk hati dengan hatinya yang berbunga-bunga.

"Aduh kalau kamu yang mau lewat ngomong dong. Cuy, nih juga gak kalah ganteng dari Moriz." Si ibu menyenggol siku temannya.

"Sok atuh. Kasih lewat kasih lewat. Pangeranku mau lewat." Suara dari ibu lainnya spontan menyibak jalanan.

Denish tersenyum puas, tak lupa melemparkan kedipan ke ibu-ibu yang memberikan jalanan. Mereka langsung teriak histeris. Denish mengandeng Stefanny berjalan leluasa ke deretan paling depan. Di sana ada beberapa meja khusus VIP.

"Buset dah ... habis dapat cewek turun pangkat lo?" Adit langsung buka suara setelah mendapati Denish dan Stefanny bergabung di tempatnya.

"Ha?" Denish meminta pengulangan. Bukannya tuli, tapi posisi meja sangat berdekatan dengan speaker sehingga suara nyanyian Moriz terdengar kencang.

"PAKAIAN LO NAPE DAH." Adit memandang Denish sambil menggelengkan kepala. Cowok di hadapannya berpakaian kaos lusuh, celana jepit, dan masih setia dengan sendal swallow-nya. Kemana baju mahalnya? Sepatu Nike-nya hilang kelindes tikus apa? Adit jadi terkesima sama penampilan Denish yang merakyat jelata tiba-tiba. Tumben.

Denish terkekeh. Ini karena Stefanny alergi barang mahal. "Santai santai. Sesekali coba jadi orang kismin, boleh juga." Cowok itu mengabaikan Adit yang sibuk berdecak. Menusuk sedotan ke aqua gelas. "Minum, My Kitty."

Stefanny yang duduk di sampingnya tidak menjawab, pandangannya lurus mengarah ke Moriz yang berdiri di atas panggung tanpa berkedip.

"Cewek lo jatuh cintrong sama Moriz kayaknya."

He is Denish!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang