10. Nasib Pelaku Investasi Bodong🦋

245 36 2
                                    

Happy Reading ❤

🦋🦋🦋

_He is Denish!_

"Coffee?" Adit menyodorkan dua cangkir kopi kepada tamunya. Seorang pria dan wanita tersenyum simpul.

"Thankyou," ucap pria itu. Entah kenapa ruangan terasa sedikit pengap, membuat mereka kehausan.

Mereka segera menyeruput kopi hingga tandas. Otak mereka melayang ke miliaran uang yang akan segera masuk ke rekening. Senyuman ceria tak terlepas dari wajah mereka.

Sang pria menatap Adit yang berpakaian jas dengan lekat. Hari ini Adit adalah korban investasi bodongnya. Pikirnya Adit benar-benar manusia bodoh! Mau uang instan? Manusia seperti ini paling gampang ditipu uangnya!

Adit berjanji akan investasi di perusahaan bodong mereka. Uang miliaran akan segera ditransfer. Tadi mereka sudah tandatangan kontrak. Si wanita tersenyum puas dengan kontrak di tangan. Kenapa orang Indonesia gampang sekali ditipu? Oh, wanita itu tak habis ketawa dalam hati.

"Selamat jalan." Adit bersuara membuyarkan lamunan dua orang itu.

"What do you mean?" Pria itu tampak kebingungan. Bukannya sekarang lagi tunggu teman Adit datang untuk bertemu dengan mereka? Lalu, besok Adit dan temannya akan transfer miliaran uang ke perusahaan bodongnya?

(Apa maksud lo?)

"Mantap gak racun sianidanya?" tanya Adit lagi. Ada senyuman yang tak dapat diartikan dari wajahnya.

Dua orang asing itu semakin berkerut kening. Mereka tidak paham Bahasa Indonesia. Apa yang dikatakan Adit mereka sungguh tidak mengerti.

"Party time!" Suara seorang cowok dari ambang pintu membuat pandangan dua orang asing beserta Adit mengarah ke sana. Cowok itu bertepuk tangan dengan senyuman menyeringai.

(Waktunya pesta!)

"I know he! He is Denish!" Pria itu tampak tercengang.

(Gue tau dia! Dia Denish!)

"The son of--"

(Putra dari--)

"Alexander Group," putus Denish dengan senyuman sinis.

Dua orang asing itu saling bertatap, mereka baru sadar ada sesuatu yang tidak beres. Bagaimana dari Adit yang tiba-tiba menghubungi mereka untuk berinvestasi, mengajak ketemu di ruangan horor ini, lalu ada Denish di sini.

"WHAT DO YOU WANT?" tanya pria itu sambil menghadang wanita di sebelahnya supaya Denish dan Adit tidak melukai wanitanya.

(APA YANG LO MAU?)

Denish tersenyum miring mendapat pertanyaan seperti itu. Dia mendekati wajah ke pria itu sambil menepuk pelan wajah sang pria. "My father's money, your money, and ... your life."

(Duit bokap gue, duit lo, dan ... nyawa lo)

"Wh--what?" Wanita yang dihadang pria itu bernada getar.

"Honey, don't be afraid!" Pria itu meminta wanitanya untuk tetap tenang, dan tidak takut.

"My--my stomach. Argh!!" Wanita itu memegang perutnya, merintih kesakitan. Lihatlah ekspresi Adit sekarang! Betapa senang dirinya, karena racun yang dia taruh di kopi mulai beraksi.

"Urgh ... the coffee ...." Pria itu mendapati gejala yang sama ditambah rasa sesak napas menyerang. Dia memukul dadanya. Mulutnya terbuka lebar untuk mengambil oksigen sebanyak-banyaknya, akan tetapi pasokan oksigen selalu terasa tidak cukup. Pria itu segera menyesal telah minum kopi yang disodorkan oleh Adit tadi.

He is Denish!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang