8. Peringatan! 🦋

277 37 0
                                    

Happy Reading ❤

🦋🦋🦋

_He is Denish!_

Hatchim ...!

"Ada yang omongin gue kayaknya," gerutu Denish merasa hidungnya gatal dan telinganya panas.

"Tissue, Kak." Dengan sigap Stefanny menyodorkan tissue kepada Denish.

"Virus lo, Ikan Dendeng!" celetuk Rafael mengibas-ngibas tangan di udara supaya 'virus' yang dia maksud hilang. Denish terkekeh kemudian kembali bersin lagi.

Hatchim ...!

"Stef, pekaan dikit jadi cewek. Tuh cowok lo bersin-bersin udah kode minta dikasih pelukan hangat tau," kata Adit sambil memoncongkan bibir ke arah Denish. Stefanny hanya tersenyum malu.

"Boleh ya, My kitty?" tanya Denish membuat Stefanny mengangguk pelan kemudian menggeleng.

"Kenapa?" tanya Denish lagi dengan kecewa.

Pertanyaan Denish membuat wajah Stefanny memerah. "Malu," jawabnya dengan suara kecil. Masa pelukan di tengah keramaian gini?

Denish terkekeh melihat wajah Stefanny yang menggemaskan saat malu. "Iya Sayang. Kayaknya aku juga mau sakit deh. Pelukannya ditunda dulu ya? Gak baik kalau kamu ketular." Benar kata Denish, kini ingusnya juga mulai meler. Cowok itu sibuk menyedot ingus pakai tissue.

"Kalau gitu mah bubar aja yuk. Besok pagi juga masih ada ospek. Gue bayar dulu ya." Rafael beranjak berdiri untuk membayar makan malam ini dengan black card-nya.

"Thanks sultan," teriak Denish dan Adit serentak. Rafael hanya membentuk 'ok' di telunjuknya sambil berjalan ke arah kasir.

Sementara itu, Lwen dan Aluna telah pamit duluan dari tadi setelah usai makan. Kalau kata Rafael, Owen itu manusia minus akhlak. Habis dapat makan gratisan, sahabatnya ditinggal begitu saja. Malah asik pergi pacaran sama Aluna.

Sedangkan, Moriz sedang nyanyi di atas panggung. Musik benar-benar dunianya. Kemana pun dia pergi, jika ada kesempatan untuk nyanyi atau main gitar, pasti cowok itu akan maju pertama. Dan benar saja, sekarang dia memberi penampilan gratis di atas panggung yang membuat cewek-cewek yang lagi makan malam di restoran ini histeris.

"Mor ganteng banget gak sih?" Kayla mengajak Stefanny bicara. Pertanyaan Kayla membuat Denish menyimak. Sekilas Stefanny melirik ke arah Moriz kemudian Denish, akhirnya dia memutuskan untuk cari aman.

"Kak Denish lebih ganteng," jawab Stefanny mendapat usapan lembut dari Denish di kepalanya.

"Kalau gue sama Moriz gantengan siapa?" tanya Adit antusias.

"Kak Moriz," jawab Stefanny tanpa ragu membuat Denish dan Kayla terpingkal-pingkal.

"Kampret," gerutu Adit kecewa.

"Bagus Stef," puji Kayla.

"Lo jangan gitu napa, Kay? Gue serius lagi incar lo nih. Masa lo gak mau sama gue si mahasiswa S2 yang ganteng ini," tanya Adit mendapat timpukan botol kosong dari Kayla.

He is Denish!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang