*Part 11*

918 60 21
                                    

#DelyaPov

"Sampai kapan rumah tanggaku seperti ini?" Batinku.

Duaaaaarrrr

"Astagfirullah. Apa itu?" Aku terhentak kaget saat petir bergemuruh dari atas langit sana di iringi dengan Kilat yang menyambar.

Setelah terdiam beberapa saat, aku memberanikan mengintip keluar rumah melalui celah tirai jendela.
Nampak awan hitam menggantung di atas sana.

Aku seperti melihat kisah hidupku disana, seperti awan hitam itu. Gelap dan mendung.
Tapi, awan itu lebih beruntung. Ia akan kembali cerah saat ia telah berhasil memuntahkan air yang ada di dalam sana. Sementara aku? Aku tak tahu sampai kapan awan gelap ini mengikutiku. 

"Delya! Apa-apaan ini?" Suara tegas mas Ray mengagetkanku. Sejak kapan ia ada di rumah. Kenapa aku tidak menyadari itu?

"Jawab aku, Delya!" Bentak mas Ray.

Aku melirik layar ponsel yang ia sodorkan kepadaku.

"Rupanya seperti itu kelakuanmu di belakangku. Kamu main gila dengan lelaki lain, parahnya lagi. Lelaki itu adalah bawahanku sendiri. Kamu gila Delya!"

"Ti-dak seperti, mas."

"Kamu sungguh buat aku malu!" Suara mas Ray semakin meninggi.

"Dengar dulu penjelasan ku, mas."

"Penjelasan apa?"

"Aku dan Wira..."

"Selingkuhanmu!" Hardik mas Ray.

"Bukan. Aku bertemu dengan Wira karena..."

"Karena apa? Sekarang kamu bereskan pakaianmu dan tinggalkan rumah ini sekarang juga. Aku sudah menelepon supir untuk menjemputmu, membawamu pergi dari sini. Aku sudah tidak ingin melihat wajahmu lagi!" Mas Ray menatap tajam ke arahku. Wajahnya penuh amarah.

"Pergi!" Usirnya.

Aku tak mau berdebat dan banyak bertanya lagi. Hatiku bagai teriris sembilu, perih dan sesak rasanya. Air mataku sudah ingin keluar tapi berusaha aku tahan.

Mas Ray berlalu meninggalkanku yang masih terpaku mendengar ucapannya barusan. Inikah akhir dari rumah tanggaku?

"Setengah jam lagi supir akan tiba. Segera kemasi barang-barangmu!" Sahut mas Ray dari balik pintu.

Sepeninggal mas Ray, aku segera bergegas ke kamar dan mengemasi pakaianku. Air mataku pun jatuh tak terbendung lagi.
Akankah berakhir seperti ini kisah rumah tanggaku?

Ku pikir keadaan akan membaik seiring berjalannya waktu, namun ternyata tidak sama sekali. Mas Ray masih belum bisa menerima kehadiranku disini. Bahkan ia tidak ingin mendengar penjelasan apapun dariku.

Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu. Aku segera menghela nafas panjang dan menghapus sisa air mataku di pipi.

Tiba di depan pintu, aku disambut oleh seorang lelaki paruh baya yang di tugaskan oleh mas Ray untuk menjemputku. lelaki itu segera membantuku menaikkan koper dan beberapa barangku yang lainnya ke dalam bagasi mobil.

Aku berbalik menatap rumah dinas milik mas Ray sebelum aku bergegas naik ke atas mobil, aku tidak tau harus entah kemana?

"Ibu mau kemana?" Tanya pak supir memulai pembicaraan setelah 1 jam lenih perjalanan.

"Aku gak tau mau kemana, pak?"

"Ibu gak punya keluarga disini atau dimana gitu?"

Aku menggeleng pasrah.

Pikiranku menerawang kemana-mana, rumah siapa yang harus aku datangi. Rumah adikku Fiona tidak mungkin.



-Bersambung-

Mohon maaf sebesar²nya untuk para reader karena author tidak menepati janji untuk update cerita secepat mungkin dikarenakan oleh suatu hal yang tidak bisa di tunda😊

Untuk part 11 segini aja dulu yah!

*Jangan lupa sering² neror author karena lihat komenan kalian author semangat lagi untuk kembali menulis.

Happy reading semua

LOVE IS LORENG ( LIL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang