FOUR

15 3 2
                                    

Alice menyibakkan rambut panjangnya. Sementara Felyn fokus pada ponselnya, mengurus skandal yang langsung viral di social media.

" ah.. gua kira kalo kaya gua bisa auto senang " racau Alice dengan mata tertutup.

Felyn mendengus " jadi lo mau balik miskin? gampang, bisa gua bantu "

" ehh jangan donk. kalo gua miskin, omset lo juga kurang "

Felyn kembali fokus pada ponselnya. Ia mengirimi beberapa pesan klarifikasi atas kejadian yang baru saja terjadi 4 jam lalu.

Dimana video dan foto Alice mencium bodyguardnya tersebar keseluruh penjuru sosial media.

Ia sudah menjadi manager Alice selama 6 tahun terakhir jadi hal seperti ini sudah biasa baginya. Lagi pula, saat bekerja Alice melakukannya dengan baik dan profesional. Jadi pihak agensi dan Felyn tidak terlalu mempermasalahkannya.

" Felyn " panggil Alice. " Kenapa ya gua belum nemu my mom ? lo yakin fel, ga ada yang kontak lo ngaku emak gua? "

" yang ngaku mommy lo banyak sih. Tapi gue liat, ga ada satu pun yang ciri - cirinya sama dengan mommy lo, tapi.." Felyn mengantung ucapannya, " besok pagi gue kirim ke lo, foto orang - orang yang ngaku mommy lo "

Alice bangkit dari kasur super empuk itu dan berjalan kearah toilet. " Fel, lo pulang aja.. gua udah gapapa kok "

" iya, gue emank udah mau pulang. Husband gue udah nunggu "

Setelah managernya itu pergi dari rumahnya. Alice membuka laci riasannya dan mencari obat yang ia sembunyikan dari Felyn.

Obat penenang yang sudah Alice konsumsi selama lebih dari 4 tahun ini. Ia mengambil satu pil dan memakannya.

Bayangan dirinya terpantul jelas dicermin raksasa itu. Alice tersenyum lebar disana dan berpose beberapa kali

" i'm the best at faking a smile " gumamnya.

Alice berjalan keluar dari kamarnya, mengambil botol wine dan meminumnya langsung dari botol.

Ia mengitari dapurnya, berjalan kearah kaca pemisah rumahnya dengan kolam renang.

Lampu - lampu didalam kolam renang itu bersinar dengan terang. Hembusan angin malam mengakibatkan air dikolam itu sedikit bergelombang.

Alice menarik sebuah floatise besar dan naik keatas sana. Ia berbaring dan menatap kelangit yang tampak gelap tanpa satupun bintang.

Menjadi terkenal dan kaya adalah hal yang sangat membantu Alice. Ia dapat dengan mudah membeli sesuatu dan ia juga dengan mudah berpergian dari satu negara ke negara lainnya.

Mendapatkan perhatian dan cinta dari banyak orang menenangkan separuh kegelisahannya.

Tuhan mendengarkan dan mengabulkan doanya malam itu. Dimana Alice baru saja menginjak usia 18 tahun.

" tuhan, kau benar - benar pemilih " gumam Alice pada langit.

" kau mengabulkan doa ku untuk menjadi orang kaya, padahal aku cuma berdoa tentang itu sekali aja " ujarnya.

Ia menarik nafas dengan dalam, memejamkan mata dan mengigit bibirnya.

" tapi, aku berdoa untuk bertemu mommy, sudah 16 tahun... selama 16 tahun doa ku tetap sama.. kenapa kau tidak mengabulkan doa itu? ah.. apa mommy sudah mati? makanya kau tidak mempertemukan kami? " ucapnya yang berakhir dengan kekehan receh.

" aku kecewa padamu. apa kau tidak kasihan melihat anak perempuan ini hidup banting tulang dan sebatang kara ? "

Lagi - lagi air matanya tumpah, membasahi pelipisnya. Ia duduk dan meminum wine itu seperti orang kehausan.

" i have to stay high, right ? " ucapnya tersedak - sedak.

Alice melempar botol kosong itu dengan kuat kearah kaca rumahnya dan suara pecahan itu terdengar sangat nyaring di sunyinya malam.

" mommy... momm... mommy.. " racau nya sambil menangis tersedu - sedu.

" i miss you.. i really do "

♨♨♨

Alice mengeluarkan kapas dari dalam tasnya dan menghapus makeupnya yang sudah lumayan luntur.

Teman clubbingnya menganga melihat kantung mata Alice yang sangat hitam.

" gila, berapa hari lo ga tidur? " tanya Janeth.

" berapa ya.. gue aja lupa kapan terakhir tidur " ucap Alice sambil memoles makeup barunya.

" ga kebayang sama gue, setahan itu lo ga tidur, kerja mulu, clubbing mulu tapi ga ada dropnya "

" gue kan robot neth, robot yang bentar lagi akan menguasai dunia " ujar Alice sambil tertawa.

Temannya itu tertawa dan menggelengkan kepalanya. Setelah Alice selesai merias wajahnya, ia keluar dari toilet dan kembali tenggelam didunia malamnya.

Ia meliukkan tubuh idealnya, membuat mata para lelaki tertuju padanya. Beberapa lelaki sempat mendekat, namun Alice cukup pemilih. Setiap ada lelaki yang mendekatinya, ia akan memperhatikan lelaki itu dengan seksama.

Pandangannya terpaku pada lelaki yang berdiri didepannya. Lelaki itu tersenyum lebar dan melingkarkan tangan kekarnya pada pinggang mungil Alice.

Lelaki itu tampak sangat mabuk karena pengaruh alkohol dan tentu saja, Alice akan memilihnya untuk bersenang - senang malam ini.

Dengan adanya hotel dilantai 15 bukankah gedung ini benar - benar mendukung fasilitas para clubbers?

Alice mengenakan maskernya, ia berjalan kearah receptionis dan memesan 1 kamar standar. Setelah selesai, ia dan lelaki itu langsung menuju kamar dan memulai aktivitas mereka.

Tubuh polos Alice bergelinjang saat merasakan klimaks ternikmatnya. Ia mencengkram bahu lelaki itu dan menikmati setiap hentakan.

" aku kira rumor tentang dirimu itu tidak benar, tapi ternyata malam ini aku beruntung, dipilih oleh mu untuk menghabiskan malam yang indah ini " ucap lelaki itu dengan sudut bibirnya yang tertarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" aku kira rumor tentang dirimu itu tidak benar, tapi ternyata malam ini aku beruntung, dipilih oleh mu untuk menghabiskan malam yang indah ini " ucap lelaki itu dengan sudut bibirnya yang tertarik.

Alice membuka matanya, menatap manik mata coklat itu. Ia berdecak dan memperbaiki posisinya.

" lo mau apa? " tanya Alice to the point.

Sepertinya ia lagi - lagi salah pilihan. Alice merutuki dirinya sendiri dalam hati. Biasanya Alice hanya akan memilih lelaki yang benar - benar mabuk, jadi mereka tidak akan ingat dengan Alice dan tentu saja nama Alice akan tetap baik.

Lelaki itu hanya diam dan berdiri disudut ranjang. " kau cukup hebat, aku menyukai mu " ujar lelaki itu.

" berapa yang lo butuhin? gue kasih cek sekarang juga " Alice berdiri dan menarik tasnya.

Lelaki itu malah tertawa dan menggaruk kepalanya yang bahkan tidak gatal. Ia berjalan mendekati Alice dan mengangkat tubuh telanjangnya.

" aku cuma mau 2 ronde lagi " bisiknya pada Alice.

" 2 ronde ? is that enough for you? "

" i'm chris, scream my name baby " ujarnya setelah menghempaskan tubuh Alice diatas ranjang berukuran queen size itu.

♨♨♨

hayolo baby 🌚🌚

don't forget to vote + comment! ('∀`)♡

Caught with You 1 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang