TEN

6 3 0
                                    

Alice menggerutu, ia mengetuk - ngetukkan jarinya diatas meja sambil menunggu rekan modelnya.

Ia sudah melewati lebih dari 2 bulan menjadi fwb Christian, tapi laki - laki itu belum bosan dengannya dan kini Christian malah mengikutinya kemana pun ia pergi.

Alice melirik ponselnya yang terus muncul notifikasi pesan. Ia menghela nafas melihat nama Christian tertera disana.

Media bahkan sudah beberapa kali menyebarkan foto kebersamaannya dengan Christian tapi sampai sekarang Alice sama sekali belum mengklarifikasi hubungan mereka.

Dari depan kamera, Alice dapat beberapa kali melihat gerak - gerik Christian. Ia terus melambai - lambai kearah Alice, berharap wanita ini tersenyum padanya.

" done " ucap para staff.

Alice berjalan kearah Christian dan melepas heelsnya yang terasa ketat.

" udah siap? " tanya Christian dan dijawab anggukan oleh Alice.

Christian mengikuti langkah Alice keruang ganti dan membawakan bajunya. " lo capek gak? " tanya Christian.

" chris, gue ga ngerasa kita fwb " ujar Alice.

" lah? kenapa? "

" gue malah lebih ngerasa kalo lo itu parasit, lo untung dapet gue, untung gue dapetin lo apa? i dont need your money Chris "

Chris terdiam, ia memasukkan kedua tangan disaku jaket kulitnya. " kita sama - sama healing kan? "

" atau lo lupa? atau lo punya kepribadian ganda? " lanjut Christian.

Alice berhenti dari aktivitas mengganti pakaiannya. Ia menatap pantulan Christian dari cermin didepannya.

" kita sama - sama tau kan? kita punya gangguan mental masing - masing.. orang mungkin bilang kita gila, but, this is ourself. kita begini juga bukan kemauan kita kan? kondisi kita jadi penyebab gangguan itu sendiri "

Alice menyelesaikan aktivitasnya, merapikan bajunya dan berjalan melewati Christian.

" dua bulan kita jadi fwb, tapi gue malah ngerasa kita itu sahabat. bukan cuma sex yang kita dapet, tapi gue bisa rasain rasa peduli dari lo. lo ga ngerasain itu? kita sering kambuh, dan kita sama - sama ngebantu. kita bisa jadi partner sex, sahabat, adik, kakak dan bahkan lo bisa meranin peran seorang ibu ke gue " ujar Christian, tanpa membalikkan badannya.

" jadi lo mau apa? " tanya Alice.

" gue cuma mau kita tetap kayak gini, gue bukan parasit, lo juga bukan parasit. ini simbiosis mutualisme, kita sama - sama menguntungkan kan? "

Christian membalikkan tubuhnya, memeluk Alice dari belakang dan berbisik " lo tau kan perbedaan kata kebutuhan dan kemauan ? "

Alice mengernyitkan dahinya dan memutar kepalanya, melihat tatapan kosong yang dipancarkan laki - laki ini. " kalo kebutuhan udah ga bisa diganggu gugat dan punya peran penting juga bersifat jangka lama, kalau kemauan belum tentu butuh, sifatnya sementara. Dan lo itu kebutuhan gue, sex cuma kemauan "

♨♨♨

Alice bangkit dari ranjangnya karena suara alarm yang bising. Ia duduk dan mendengar suara percikan air dari arah kamar mandinya.

Ia keluar dari kamar, berjalan menuju dapur dan membuat dua gelas kopi. Suara deringan ponsel berbunyi, Alice menghentikan aktivitasnya dan berjalan ke ruang keluarga.

Ia menarik jaket Christian dan mengeluarkan ponselnya. Tidak ada nama tertera disana, alias telfon dari orang tak dikenal.

Alice berjalan kearah kamarnya, dengan maksud memberi ponsel itu pada Christian. Tapi nalurinya berkata tidak, ia kembali berjalan kedapur dan menghidupkan mode silent ponsel itu.

Saat panggilan itu mati, Alice membuka kotak pesannya yang terdapat puluhan notifikasi dari nomor yang sama dengan yang menelfonnya tadi.

Dimana kamu?

Kamu bisa gak sehari aja gak bikin saya pusing.

Udah senang kamu keluar dari rumah, tapi ternyata masih aja ngulah!

Jangan terus mengandalkan kami, dengan kamu anak seorang yang kaya, kamu kira papa kamu bakal nutupin masalah yang kamu buat terus?

Alice mengernyitkan dahinya membaca pesan - pesan itu.

Jangan panggil mama lagi, kamu itu cocoknya dulu dibuang juga kayak anak tiri itu.

Kamu itu gagal jadi anak saya. Bahkan kamu udah terlanjur gak bisa dibuang.

Alice berdecak kesal. Ia menghapus pesan itu, ia tidak akan membiarkan Christian membacanya. Dari yang Alice simpulkan, pesan itu dikirim dari ibunya.

Ini jauh lebih kejam, ketimbang Alice yang dibuang ibunya tanpa basa - basi. Alice memang tidak tau apa - apa, ia tidak tau masalah apa yang Christian hadapi dikeluarganya.

Satu hal pasti yang diketahui Alice, Christian kesepian.

Alice buru - buru mengembalikan ponsel itu kedalam jaket Christian saat ia mendengar pintu kamarnya terbuka.

Ia berjalan kedapur dan bersiap untuk memasak sarapan.

" tadi.. hape gue ada yang nelfon ya? " tanya Christian sambil menunjukkan ponselnya.

" gak ada " ujar Alice berbohong.

Setelah Alice siap memasak sarapan, ia menghidangkannya dan duduk berhadapan dengan Christian.

Christian menarik piring itu dan langsung mencobanya. Alice masih diam, memperhatikan wajah fresh laki - laki itu.

" enak? " tanya Alice.

Christian mengangguk, ia dengan lahap memakan makanan itu, tanpa berbicara dan bahkan tanpa henti.

" lo berapa hari ga makan? " tanya Alice.

Christian masih diam sambil mengunyah sendok terakhir sarapannya.

Ia tertawa dan menatap Alice dengan wajah cerianya.

" amazing " satu kata dari Christian.

" gue gak pernah sarapan sebelumnya " lanjut Christian.

Christian menarik ponselnya saat benda tipis itu berdering, ia bangkit dari kursi itu dan menjauh dari Alice.

Tak lama kemudian, ia menghampiri Alice. " Gue pergi dulu ya, ada urusan. thank you buat sarapannya ".

Alice mengangguk, membiarkan lelaki itu pergi untuk mengurus urusannya.

♨♨♨

agak pendek yaa? wkwkwk
VOTE YA
COMMENT JG BOLEH LAHH
(・´з'・)♥

Caught with You 1 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang