EIGHT

7 3 0
                                    

Alice berjalan dengan perlahan dengan satu tangannya menahan syal agar syal itu tetap menutup setengah wajahnya. Ia juga tidak lupa menggunakan kacamata hitamnya.

Ia mengintip kedalam ruangan itu melalui kaca kecil yang ada dipintu, perempuan didalam sana mengedipkan mata kirinya. Alice tersenyum dari balik syalnya, ia membuka pintu itu dengan pelan dan..

" KYAAAAAAA " Alice berteriak dengan sangat kencang, mengagetkan semua anak yang ada diruangan itu.

Anak - anak itu ikut berteriak karena terkejut dan beberapa dari mereka langsung mengenali Alice.

Mereka berlari kearah Alice dan memeluknya. " Kak Aliceee!!! " sapa anak - anak itu.

" udahh, kalian sana tuh makan dulu, entar baru sambung belajar nya yaa " ucap Alice.

Ia mengusapi kepala anak - anak itu dengan lembut. Moodnya bisa jauh lebih baik saat kesini, bertemu dengan anak - anak kecil yang imut dan manis.

" Kakak beliin pizza yang banyak lohhh, sana makannn "

" yeeyyyyy "
" thank you kak Aliceee "
" horaayyy "

Seru anak - anak itu. Alice tersenyum melihat mereka berlarian keruang makan dan berbagi makanan disana.

Alice menghampiri seorang wanita yang tadi mengedipkan matanya pada Alice. " you good?  " tanya Alice.

Wanita itu tersenyum, menampilkan kerutan diwajahnya. " aku sudah tua, tidak ada yang lebih baik dari melihat mu dan anak - anak itu bahagia "

Alice menggandeng tangan wanita itu dan mengajaknya berjalan keluar untuk menghirup udara segar.

Alice sudah sebulan tidak mengunjungi panti ini, panti yang ia dirikan dengan uangnya sendiri dan ia merekrut wanita tua ini, tetangga apartmentnya bertahun - tahun yang lalu.

Ia masih ingat dengan jelas, disaat uang Alice bahkan tidak cukup untuk makan, Ma'am Ganie selalu mengantarkannya makanan ataupun buah -buahan.

Wanita tua ini tinggal sendiri, mengandalkan tabungan pensiun almarhum suaminya dan menerima jasa jahitan.

Dan saat Alice direkrut oleh agensinya sekarang, ia langsung menjadi Ganie untuk membalas budinya. Alice juga tidak lupa dengan janjinya dulu.

Alice mengumpulkan banyak uang untuk membangun sebuah panti, karena Alice tau, diluar sana sangat banyak anak - anak yang memiliki nasib sama dengan Alice, yaitu "dibuang" oleh keluarganya sendiri.

Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, panti asuhannya semakin besar. Dana dari para relawan dan pengusaha juga lancar.

" aku sempat membaca berita tentang mu kemarin " ucap Ganie.

Alice membulatkan pipinya sambil berfikir " berita tentang ku yang mana? " tanya nya.

" skandal mu mencium bodyguard "

" ah ituu, aku sedang mabuk dan aku lupa berada ditempat ramai " jawab Alice sedikit canggung. " dan itu tidak akan terjadi lagi, serius " lanjut Alice.

" kau selalu berkata ' itu tidak akan terjadi lagi ' tapi kau mengulanginya " Alice meringis saat mendengar ucapan Ganie.

Alice menuntun Ganie untuk duduk dikursi taman lalu duduk disebelahnya.

" nanti aku akan carikan suster untuk menjaga mu, jadi kalau kau butuh apapun, jangan lakukan sendiri, suruh aja suster mu yang melakukannya " ujar Alice.

" hm.. boleh. Belakangan ini aku susah berdiri kalau sudah duduk terlalu lama "

" aku akan carikan secepatnya " ucap Alice.

" ah dia datang " ucap Ganie sambil menunjuk kearah mobil putih yang baru saja memasuki pekarangan panti.

" siapa? " tanya Alice.

" penyumbang baru, dia semalam menelfon ku dan bilang mau datang hari ini "

Alice membantu Ganie berdiri dan menghampiri mobil itu.

Supir mobil itu turun, dan membuka pintu penumpang belakang. Alice sedikit terkejut saat melihat laki - laki itu tapi ia kembali tenang dan tersenyum.

" Christian or Christopher? " tanya Alice yang jujur saja belum bisa membedakan mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Christian or Christopher? " tanya Alice yang jujur saja belum bisa membedakan mereka berdua.

Lelaki itu menatap Alice dengan sinis dan meninggalkannya, sedangkan Ma'am Ganie berusaha mengikuti langkahnya yang besar.

Alice mengeluarkan ponselnya dan menekan nama Christian disana. Lelaki itu tidak bergeming.

" hm? rindu sama gue? " Alice sempat terdiam lalu menjawab pertanyaan itu " sorry salah nelfon ".  berarti yang ini Christopher, batin Alice.

Alice mengikuti langkah mereka berdua. Dari jarak beberapa meter, Alice dapat melihat Ma'am Ganie berbicara dengan sangat antusias, tapi laki - laki itu hanya diam seolah - olah merasa tidak nyaman.

Dan saat beberapa anak ingin menyalami tangannya, ia malah melipat tangannya didepan dada, menunjukkan ekspresi jijik yang membuat Alice kesal.

Suara hentakan heels Alice mungkin dapst terdengar dari jarak 4 meter. Ia berjalan sambil menghentakkan kakinya.

" lo ga niat nyumbang ya? " tanya Alice to the point. Lelaki itu membalikkan badan, masih dengan ekspresi wajah jijik. Sedangkan Ganie menatap Alice dengan tatapan khawatir.

" kenapa? " tanya Christopher.

Alice membuang ludahnya kesepatu Christopher dan berjalan mendekat.

" lo ga nyumbang buat panti gue pun, gue masih sanggup biayain semua keperluan disini. kalau lo emank ga ikhlas dan ga punya niat, mending gak usah " tekan Alice.

Ujung bibir Christopher terangkat, ia menggelengkan kepalanya.

" kenapa? gak bisa jawab? atau bisu? " tanya Alice.

" agensi lo sekarang adalah anak perusahaan kingdom corps. Gue bukan tipe yang suka basa basi seperti Christian.. "

Alice menatapnya dengan sangar, Christopher berjalan kearah mobilnya, mengisyaratkan karyawannya untuk berhenti menurunkan kebutuhan panti.

Ganie berdiri disebelah Alice dan menyenggol tangan Alice. " ada apaa?? " tanya Ganie dengan nada khawatir.

" panti kita cuma nerima bantuan dari orang ikhlas. orang kayak dia itu pasti nyumbang cuma untuk dapat perhatian publik aja, alias ga ikhlas " ujar Alice.

" aku pergi dulu " lanjut Alice.

♨♨♨

JANGAN LUPA VOTE + COMMENT YAA NGEHEHEHE ( ̄3 ̄)

Caught with You 1 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang