Haruto menarik Nako untuk menjauhi tempat itu agar tidak menganggu ayahnya dan juga bu Eunha.
Setelah menjauh, Haruto dan Nako berdiri dari kejauhan memandangi dua sejoli yang saling mencintai itu.
"Makasih ya, Ko." Ucap Haruto.
"Gue yang harusnya bilang makasih sama lo. Makasih ya Ruto, lo udah mau terima tante gue." Balas Nako.
Haruto mengangguk iya. "Mereka keliatan canggung." Kata Haruto masih memandangi ayahnya dan bu Eunha.
"Dan itu semua gara-gara lo." Timpal Nako.
"Gue emang anak gak guna!"
"Loh, kok?"
"Udahlah gak usah dibahas."
"Lo gak boleh ngerasa kek gitu..."
"Udah gue bilang, gak usah dibahas. Dengerkan?" Tekan Haruto gak suka.
"Gue cuma mau ngeyakinin lo biar gak ngerasa gak berguna, apa itu salah?"
"Iya. Lo salah!"
"Terus biar bener gimana, ajarin dong?" Jawab Nako malah menggoda Haruto yang tampak kesal.
"Lo kan pinter, lo jauh lebih pinter dari gue, harusnya lo lebih tau dari gue lah!" Balas Haruto agak nyolot.
"Makanya lo belajar dong biar pinter. Lo kan calon imam, harus ngedidik anak istri lo kelak. Kalo lo gak pinter gimana nasib keluarga lo nanti? Yang ada dibegoin mulu sama tetangga!"
"Kan lo udah pinter,"
"Gue emang pinter. Semua orang juga tau itu."
"Nahh, terus buat apa gue harus pinter juga kalau lo udah pinter?"
"M-maksud lo?"
"Mmmm, gimana ya...???" Haruto menggantung jawabannya.
"Ga jelas!" Maki Nako sambil memutar bola matanya malas.
"Mau gak jadi istri gue?" Tanya Haruto membuat Nako cengo mendengarnya. "Calon istri maksudnya."
"Maksudnya apaan coba? Kita masih kecil tauk!" Balas Nako sok ketus padahal jantungan.
"Jawab mau gak? Kalau mau aku gak bakalan cari cewek lain."
"Kalau gak?" Tanya Nako penasaran.
"Bakalan tetep ngejar-ngejar kamulah. Aku tuh sayang banget sama kamu..."
"Tanpa kamu ngomong aja aku udah tau kalee!"
"Iya dong, kan jodoh aku pinter." Balas Haruto. "Terus gimana? Mau gak?"
"Jalanin aja dulu. Siapa taukan nanti kedepannya kita tertarik sama orang lain kan gak tau."
"Terus?"
"Ya kita jalanin aja. Aku gak mau patah hati lagi, yang kemarin aja sakit banget. Aku takut kamu bakalan tertarik sama orang lain dan ninggalin aku."
"Terus?"
"Lo bukan tukang parkir ya, Haruto! Jadi, ngapain teras-terus?!" Nako kesal.
"Ya gue kira ada lagi yang mau lo lanjutin."
"Gak!"
"Ngambek? Makin gemesin tauk.." Goda Haruto.
"Anjirr, paan sih!" Muka Nako memerah.
"Kamu tau gak, ayah aku udah tau sama hubungan kita. Dan dia ngerestuin aku pacaran sama kamu, asal ada satu syarat..-"
"Apa?"
"Kita gak boleh sampai putus."
"Boong banget! Mana mungkin ayah kamu minta kaya gitu. Gak mungkin, gak percaya!"
"Ya udah kalo gak percaya kita tanyain aja langsung sama ayah." Haruto menggenggam tangan Nako dan akan mengajaknya menemui Jaehyun.
"Ehhh, gak mau!" Tolak Nako menghentikan Haruto.
"Kenapa gak mau? Kan biar kamu percaya."
"Gak ah. Malu kali!"
"Ya udah, gimana?"
"Mmm, gimana apanya?"
"Hubungan kita. Mau gak balikan lagi?"
Nako menggeleng,
"Hah?" Haruto tidak percaya, "Gak mau balikan?" Wajahnya berubah kecut.
"Enggak."
"Serius?" Haruto sedih.
"Gue gak mau balikan lagi. Tapi, kalau untuk memulai yang baru, gue mau, Haruto." Jawab Nako, "Kita mulai dari awal lagi ya? Aku janji, aku gak akan ngelakuin kesalahan untuk kedua kalinya. Aku gak akan ambil keputusan disaat lagi emosi. Aku bakalan percaya sama kamu. Tapi, kamu juga harus janji, jangan pernah kecewain aku. Berubah jadi yang lebih baik lagi, ya?"
Haruto mengangguk, "Bantu aku ya..."
"Pasti!"
"Jaga mata jaga hati ya?"
"Ihh apaan sih! Kitakan satu sekolah, satu kelas juga. Kita bisa saling pantau satu sama lain." Jawab Nako. "Dasar!"
.
.
.Beberapa bulan kemudian, Jaehyun dan Eunha sedang merayakan pesta pernikahan yang sudah dipersiapkan dengan mantap dan matang.
"Selamat ya dek, longlast untuk pernikahannya." Ucap Sana pada adiknya, Eunha. Mereka berpelukan dan cipika-cipiki.
"Kak Sana, makasih ya kak."
"Iya sayang." Balas Sana, "Selamat ya adik ipar." Ucapnya lagi pada Jaehyun.
"Makasih kak."
"Selamat ya, Eunha, mas Jaehyun.." Ucap Suho, suami Sana.
"Makasih mas Suho." Balas Eunha tersenyum ramah.
"Makasih mas." Imbuh Jaehyun.
"Ohiya gimana dek sekolahnya Nako, lancar? Dia pasti ngerepotin kamu ya?" Tanya Sana tiba-tiba.
"Lancar kok kak. Mana ada, malah dia sering bantuin aku kalau dirumah."
"Syukur deh kalau gitu. Kakak tuh khawatir banget kalau Nako itu bakalan ngerepotin."
"Enggak kak." Eunha meyakinkan Sana kalau Nako benar-benar tidak merepotkan. "Ehh itu anaknya... Nako sayang, sini!" Teriak Eunha melambaikan tangan kearah anak itu.
"Iya tante?" Jawab Nako setelah datang bersama Haruto. "Mami, papi? Kalian dateng? Katanya gak bisa dateng, sibuk sama kerjaan kok bisa ada disini? Boongin Nako ya? Ngeprank Nako ya?" Nako heboh sendiri ketika melihat orangtuanya.
"Itu tau. Haha." Jawab Suho ketawa puas.
"Jahat!" Nako ngambek.
"Udah gak usah manyun. Mami sama papi ada kabar gembira buat kamu. Kamu mau tau gak, sayang?" Sana.
"Apa?"
"Kerjaan mami sama papi udah selesai. Jadi, kita bisa kumpul lagi deh..."
"Seriusss? Huaa Nako seneng banget, mih." Nako memeluk Sana.
"Iya sayang." Sana membelai rambut anaknya saking kangennya.
"Jadi, kamu mau balik lagi ke Jepang, Ko?" Tanya Haruto membuat Nako melepas pelukannya pada Sana.
"Kamu sedih?"
"Terus, gimana sama aku?" Haruto balik bertanya dengan menekuk wajahnya.
"Iya. Kamu sedih gak?"
"Emang kurang jelas ekspresi aku buat jawab pertanyaan kamu? Jelas aku sedih."
"Dia siapa, sayang?" Tanya Suho pada Nako terheran-heran melihat drama didepannya.
"Anak aku, mas." Jawab Eunha.
"Pacar aku, pih." Imbuh Nako.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
Bu Eunha
RandomJung Eunha, seorang guru cantik SMP. Jung Jaehyun, pengusaha kaya raya, tampan dan nyaris sempurna. digilai banyak wanita seusianya bahkan gadis-gadis remaja cantik. seorang duda beranak satu. Haruto Watanabe, anak kandung Jaehyun dari pernikahan pe...