part 10 (double update!)

527 53 39
                                    

"Aduhhh gimana nih? Haruto cs udah tau lagi kalau gue yang udah ngadu sama pak Siwon. Lagian pak Siwon juga ngapain sih, kan udah gue bilang jangan kasih tau kalau gue yang ngadu, masih aja ngomong!" Gumam Wonyoung pusing tujuh keliling. Ia sedang duduk menyendiri di rooftop. "Kalau gini caranya, posisi gue disini yang bakalan terancam. Haruto pasti gak akan tinggal diem dan malah nyerang gue balik. Sial!"

"Wonyoung..." Panggil Nako tiba-tiba datang ke rooftop.

"Ehh Nako? L-lo kok bisa ada disini?" Tanya Wonyoung panik. "Lo denger yang barusan gue omongin?" Lanjut Wonyoung gelagapan.

"Maksud lo ini..?" Tanya Nako sambil menyetel rekaman audio monolog Wonyoung barusan diponselnya.

Wonyoung mendelik terkejut mendengar suaranya diponsel Nako yang sedang berbicara tentang kebenaran. Ia pun langsung panik bukan main.

"Gak nyangka ya, Won. Wajah sepolos dan selugu lo ternyata bisa juga begini..." Sindir Nako tidak habis pikir.

"Ko, gue bisa jelasin semuanya..."

"Ya emang udah seharusnya lo jelasin semuanya, kalau lo udah fitnah Haruto!"

"Iya gue bakalan jelasin sama lo.."

"Bukan sama gue. Tapi sama kepala sekolah yang udah lo boongin dan sama Haruto yang udah lo fitnah!"

"Please Nako, gue mohon jangan kasih tau kesiapa-siapa. Gue mohon, hikssss." Mohon Wonyoung tiba-tiba menangis saking takutnya.

"Lo emang temen gue, Won. Tapi, kali ini lo salah dan lo harus tanggung jawab atas perbuatan lo!" Ujar Nako. Ia pun berlari manjauh dari rooftop ke ruangan pak Siwon.

"Nako, jangan!" Teriak Wonyoung. "Aarghhh, kenapa semua jadi begini??"

Skip...

"Saya kecewa sama kamu, Wonyoung!" Tegas pak Siwon marah. Ia mengumpulkan orang-orang yang berkepentingan dimasalah itu. Yaitu Bu Eunha, Haruto, Nako, Wonyoung, pak Jaehyun dan juga orangtua Wonyoung.

"Maafin saya, pak Siwon. Hikss." Jawab Wonyoung menunduk sambil menangis.

"Tega-teganya kamu memfitnah teman kamu dan juga membohongi saya!"

"Iya pak Siwon, saya mengaku saya salah. Maafin saya..."

"Gara-gara kamu juga, saya hampir mengeluarkan Haruto! Jika tidak ada bu Eunha mungkin saya sudah mengeluarkan anak yang tidak bersalah sejak kemarin!" Tegas Siwon marah.

"Maafkan anak saya, pak. Maafkan anak saya..." Mohon ibu Wonyoung sambil menangis. Hatinya sangat hancur mendapati kelakuan anaknya yang tidak terpuji itu.

"Gak bisa, bu! Anak ibu sudah keterlaluan! Untung ada bu Eunha. Jika, waktu itu bu Eunha tidak memohon kepada saya untuk tidak mengeluarkan Haruto sampai ulangan tengah semester selesai. Saya sudah mengeluarkan Haruto dari kemarin-kemarin. Dan itu semua karena anak ibu!"

"Maafin saya, pak Siwon. Saya mengaku salah dengan apa yang saya lakukan. Saya melakukan semua itu karena saya sakit hati dengan Haruto." Aku Wonyoung. "Sebenernya aku suka sama kamu, Haruto. Tapi, kamu gak pernah ngelihat aku, bahkan nganggep aku ada aja gak. Aku sakit, karena kamu lebih perhatian ke Nako dibanding sama aku yang jelas-jelas punya rasa sama kamu." Jelas Wonyoung.

"Aku tau, kamu suka sama Nako, sahabat aku. Dan aku ngelakuin semua itu karena aku gak mau liat kamu lagi, aku benci sama kamu makanya aku fitnah kamu biar kamu dikeluarin dari sekolah ini." Lanjut Wonyoung.

Skipp...

"Makasih ya bu Eunha, berkat ibu Haruto jadi gak dikeluarkan dari sekolah ini." Ucap Jaehyun pada Eunha. Ia dengan Eunha, Haruto dan Nako sedang berjalan berempat meninggalkan ruangan pak Siwon.

"Sama-sama mm..- pak." Jawab Eunha hampir saja keceplosan panggil mas karena sudah kebisaan.

"Haruto, kamu harus berterimakasih nak sama bu Eunha." Suruh Jaehyun.

"Iya yah. Makasih ya bu Eunha..." Ucap Haruto.

"Kamu gak usah bilang makasih, Haruto. Ibu melakukan itu karena ibu tau kamu gak mungkin ngelakuin semua itu terhadap Wonyoung."

"Oh iya nak Nako, om sangat berterimakasih sekali sama kamu karena kamu juga Haruto tidak jadi dikeluarkan dari sekolah ini." Ujar Jaehyun pada Nako.

"Iya om. Sama-sama. Lagian Nako juga tadi gak sengaja denger omongan Wonyoung."

"Om sangat berhutang budi sekali dengan kamu, nak Nako."

"Gak om, jangan terlalu berlebihan. Gapapa kok. Aku juga seneng bisa bantu." Balas Nako, "Haruto, kita bisa bicara berdua?"

"Bisa." Jawab Haruto sok cuek.

"Kalau gitu tan, om Nako sama Haruto pamit pergi dulu ya?"

"Iya sayang." Jawab Eunha.

Nako dan Haruto pergi meninggalkan Jaehyun dan Eunnha.

"Bu Eunha?"

"Iya pak Jaehyun?"

"Saya mau Nako jadi menantu saya. Selain baik dan cantik, dia juga sangat kiyut dan menggemaskan." Ujar Jaehyun.

"Ahh bapak ini, mereka masih kecil. Cinta mereka masih cinta monyet."

"Beda ya bu sama cinta kita..."

"Ihhh bapak apaan sih? Sadar kita lagi disekolah. Udah sana pergi, katanya tadi banyak kerjaan dikantor?"

"Jadi, ceritanya bu Eunha ngusir saya nih?"

"Bukannya gitu, pak Jaehyun. Tapi..-"

"Tapi apa?" Timpal Jaehyun, "Yaya saya mau pergi asal dipanggil sayang dulu."

"Hahh? Pak jangan becanda... Nanti kalau ada yang denger gimana?"

"Mana? Gak ada siapa-siapa. Cepetan sayang, panggil sayang dulu.. Kamu gak pernahkan panggil aku sayang?" Jaehyun dengan manja.

"Ya udah iya, sayang. Pergi gih, nanti kerjaannya gak beres-beres lagi kalau ditinggalnya kelamaan..." Eunha akhirnya mengalah. "Udahkan? Sekarang pergi, setelah ini aku juga ada jadwal ngajar."

"Bahagianya hari ini... Okay sayang, daaa nanti malem aku main kerumah ya?"

Jawab Eunha tersenyum dan mengangguk.

"Pantes segitu perhatiannya sama Haruto, ternyata pacaran sama bapaknya. Walaupun tua, masih ganteng juga ya bapaknya Haruto." Gumam Irene yang memergoki keduanya. "Ada bahan gosip nih, kasih tau bu Sana ahhh..."

.
.
.

"Maafin aku. Aku salah karna udah gak percaya sama kamu." Ucap Nako setiba dibelakang sekolah yang sepi.

"It's okay." Jawab Haruto dingin.

"Kamu marah sama aku?"

Haruto menggeleng tidak, "Terus kenapa kamu sedingin ini sama aku?" Tanya Nako merasa bersalah.

"Tapi aku gak marah."

"Tapi kamu cuek."

"Iya maaf."

"Haruto, jangan giniin aku..." Ucap Nako nangis.

"Aku harus gimana, Nako?"

"Maaf..."

Haruto mengangguk.

"Kamu dingin banget. Gak pernah kamu bersikap sedingin ini sama aku, Haruto..." Batin Nako sedih dan merasa sangat bersalah.

"Kalau harus terus terang, aku kecewa sama kamu, Nako..." Batin Haruto juga sedih.

Bu EunhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang