"Enjoy the story', Let Them drowning on your mind."
___°°°___
Markas PA
Tengah Malam, Pukul 23.52"Silakan. Tentuin game-nya sesuka Lo. Karena gue yakin, gue yang akan menang.."
"Ini si Septa udah gila ya?!" pekik Nathan.
Nathan tahu akan begini jadinya. Septa tidak cocok mengemban posisi Agent, Septa harusnya tetap disini dan Dirga yang kesana, kalau itu yang Nathan lakukan pasti semua tidak akan seperti ini.
"Tenang, kalem. Jangan panik dulu, siapa tahu ini cara Septa berimprovisasi," ujar Ileo berusaha mendinginkan suasana yang mulai panas.
"Menurut gue engga," Kejora kemudian bergabung ke meja rapat, "gue tahu apa yang ada dipikiran Septa. Dia cuma berpikir untuk menang."
"Alat apalagi yang Lo ambil dari markas Intel, Kejora?" selidik Athena.
Gadis mungil itu memutar bola matanya, "Itu ga penting dibahas. Intinya, selain kalung yang dipake Dara ada satu lagi alat pengintai yang mereka pake,"
Kejora mengeluarkan sepasang Jam tangan berwarna Perak dan hitam, Athena yang melihat dua benda kecil itu mengerutkan alisnya, "Ini kan salah satu produk baru perusahaan gue, kok lo bisa-bisa nya-"
"Kalem. Gue ngambil dari ruangan yang Lo kasih kok," jawab Kejora. "Intinya, jam ini bisa mendeteksi denyut nadi, mengubah nya jadi getaran yang bisa diterjemahkan. Mirip kayak sistem kerja seismograf* tapi dengan pemahaman yang lebih sederhana."
Athena mencibir. Sementara Vian menggaruk kepalanya pusing, "Bisa jelasin dengan bahasa yang lebih manusiawi ga, Jo? Vian pusing nih."
Kejora menghembuskan nafas, "Intinya, gue bisa baca isi hati nya mereka berdua kalo mereka pake jam ini. Dan gue tahu bahwa Septa sekarang ini udah lupa sama rencana kita," Kejora menatap Nathan, "jadi, sekarang apa?"
Nathan memijat pangkal hidungnya, "Dirga, Vio. Lo berdua susul mereka kesana. Sekarang."
Dirga dan Violet hanya mengangguk dan langsung pergi keluar. Kejora kembali ke PC nya, Ileo dan Vian juga duduk di sofa menemani Tenggara yang sibuk bertanya apa yang sedang terjadi.
"Apa yang gue khawatirkan terjadi juga akhirnya," ucap Nathan.
Athena mengelus surai hitam dengan corak coklat muda itu lembut, "Semua akan baik-baik aja, Than. Pasti."
___°°°__
Ruang Khusus Staff
Tengah malam, di waktu yang sama"Lo serius? Kalo lo kalah lo bakal malu loh~" canda di jubah sambil mengarahkan kepalanya kesebelah Septa. Seolah bicara pada Dara.
"Karena itu gue ga akan kalah," jawab Septa percaya diri.
"Ah, tunggu sebentar ya jangan dimulai dulu," Dara sedikit menarik lengan Septa, "Septa gimana sih? Kan tadi Vio udah wanti-wanti, jangan ikutin permainan dia!"
"Lo tenang aja, Ra. Gue pasti menang. Lo liat kan? Dewa Hermes* lagi berpihak sama gue malem ini."
Dara merengut tidak suka. Mau Dewa Hermes* kek, Channel* kek Dara ga peduli. Intinya apa yang di lakukan Septa sekarang itu sudah salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Angel
Science FictionD E S C R I P T I ON IS L O A D I N G. . . .. .. ... . . . . APAKAH KAMU PERNAH BERPIKIR, BAHWA DISEKITAR MU TERDAPAT BANYAK TEKA-TEKI YANG MENUNGGU UNTUK DIUNGKAP? . . . . SMA Angkasa. Sesuai namanya, sekolah ini merupakan lokasi pendidikan terna...