"Tidak ada jalan untuk kembali. Rasa sakit itu lah yang akan membuatmu kuat."
~ Arya Danu Wardhana ~
-Enjoy the Story', Let Them Drowning on your mind-
***
Kedai Diksi (Warung Teh Rini)
Siang Hari, Pukul 13.12Sebuah mobil Sedan hitam mengkilap meluncur dan berhenti didepan warung Teh Rini. Lucas menarik kerah baju nya, "Itu dia Dateng."
Nathan melirik ke seberang jalan. Disana berdiri seorang gadis berambut gelombang yang di cat pirang tengah melambai, "Bukannya cewek lo yang kemaren rambutnya lurus?"
Lucas menyeringai, "Lo pikir pacar gue cuma satu?"
Nathan tertawa pahit, "Bajingan."
Lucas terkekeh kecil dan bergegas pergi, "Dah semua~ gue cabut dulu, kalo kangen kerumah aja. Teh Rini! Udah dibayar semua ya!!"
Teh Rini yang sedang menggoreng tempe mendoan tersenyum dan mengangguk.
Nathan menatap kepergian Lucas yang bagai badai itu dalam diam. Semakin banyak yang dia ketahui tentang Black Crow hari ini.
Tapi bukannya membuat segalanya jelas justru malah terkesan semakin rumit.
Atau ada satu benang merah yang tertinggal?
"Bang, anak LASGAR nanyain. Katanya kenapa ga pernah main ke sana lagi? Mereka kira kita udah lupa dan sebagainya."
Nathan menghela nafas. Ucapan Erwin mungkin menyebalkan tapi ada benarnya. Nathan bukan hanya Second Leader dari PA. Tapi juga Ketua GARDA LANGIT.
"Sorry, bilangin sama Genta liburan semester nanti gue kesana. Mungkin sekalian kita buat acara sama LASGAR," jawab Nathan.
Erwin mengangguk dan langsung menghubungi Genta, Ketua Laskar Garuda. Pasukan dari SMA GARUDA BANGSA yang ada di ujung jalan, berdekatan dengan Angkasa.
Hubungan mereka terjalin baik selama bertahun-tahun sejak LASGAR dan GARDA LANGIT baru dibentuk. Tidak mungkin hubungan baik itu hancur hanya karena Nathan yang abai akan tugasnya.
Tugas ini, tugas itu. Nathan baru sadar dia selalu dibebani oleh tugas, tanggung jawab, dan segala hal hal yang memusingkan.
Apa karena Nathan yang paling dewasa?
Tidak. Dirga yang paling dewasa diantara mereka semua. Meskipun kadang mulut Dirga memang enak diberi petasan.Apa karena Nathan yang paling pintar?
Tidak. Septa adalah jenius. Seorang Prodigy. Meskipun kadang kebanggan menjadi seorang jenius malah membuatnya pusing sendiri.Lalu apa?
Alasannya adalah karena Nathan selalu memikirkan orang lain.
Dia selalu membuat orang lain maju lebih dulu, memikirkan orang lain, berusaha membuat lingkungannya stabil.
Menjadi sosok pemimpin yang sempurna.
Ponsel Nathan berdering, tulisan "Mom" tertera disana. Nathan bangkit dari duduknya dan menggeser ketombol hijau sambil melambaikan tangan tanda pamit yang dibalas oleh anggota Garda Langit yang masih tersisa disana.
"Hi, Mom," sapa nya saat sudah duduk di halte depan SMA Angkasa. Sendirian, tentu saja.
"Hi, boy. Where are you?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Angel
Science FictionD E S C R I P T I ON IS L O A D I N G. . . .. .. ... . . . . APAKAH KAMU PERNAH BERPIKIR, BAHWA DISEKITAR MU TERDAPAT BANYAK TEKA-TEKI YANG MENUNGGU UNTUK DIUNGKAP? . . . . SMA Angkasa. Sesuai namanya, sekolah ini merupakan lokasi pendidikan terna...