HADIAH DARI ZEUS

144 31 66
                                    

"Jaman sekarang itu nilai lebih penting daripada kejujuran. Licik sedikit, pake otak. Jangan terlalu idealis"

~ Kejora Anjani ~

-Enjoy the story, let them drowning in your mind-

***
Dara berlari dari halte bus menuju SMA Angkasa yang berjarak sekitar 100 meter dengan kalang kabut. Ini semua gara-gara drakor! Dia bisa kesiangan begini cuma karena ketagihan menatap wajah tampan Cha Eun Woo yang makin menawan dengan sorot matanya yang dingin. ademm hati dedek, bwang!

Jam menunjukkan pukul 7.45, Dara sudah telat 15 menit saat sampai didepan GERBANG LANGIT dan langsung disambut Mang Tohir yang berkacak pinggang dengan rambut klimisnya yang memantulkan sinar mentari pagi. silau, euy!

"Mang Tohirr yang cakepp kayak Irwansyahh, bukain gerbang nya dongg, Neng Dara mau masuk nihh" ucap Dara,

"Haduh, ga bisa Neng, bisa kena damprat Pak Bonar bapak nanti" jawab Mang Tohir takut-takut.

Waduh, Dara lupa kalo hari ini Pak Bonar yang kebagian jaga GERBANG LANGIT, Alamat bakal disuruh keliling lapangan nih!

Dara misuh-misuh, wajah nya sudah ditekuk tanda sedang berpikir keras. Gimana ya cara ngakalin Mang Tohir?? Hmmm.. <<Jangan ditiru ya kawan-kawan!

"Pak, bisa tolong bukain pintunya?" Dara menoleh kearah cowok berambut sekelam malam disebelah nya, senyumnya merekah indah saat itu juga,

"Assalamualaikum calon imam, ternyata kita jodoh ya. Telat aja bisa barengan gini"

Septa menatap Dara risih, "Lo lagi. Bisa ga sih sehari aja lo ga ganggu hidup gue?" Dara tersenyum, "Gabisa, gangguin Septa itu udah kayak makan. Sekali ga gangguin Septa mungkin Dara bisa mati" jawab Dara lebay.

Septa memutar bola matanya malas. "Pak bisa bukain pintunya?" tanya Septa. Jengah mendengar ocehan Dara. "Waduh, ga bisa Mas Septa, maaf ya"

Septa menghela nafas, "Iya, gapapa pak".

"BAH! MASIH ADA YANG TELAT ITU?" Ucap Pak Bonar dengan suara menggelegar seperti biasanya,

"PAK! JANGAN TERIAK-TERIAK DONGG! NANTI KALO KUPING DARA BERDARAH GIMANA???" Balas Dara tak kalah kuatnya.

"OHH! UDAH SALAH BERANI KAU MELAWAN YA?" Dara diam sambil memanyunkan bibirnya. "Maaf pak, saya terlambat" ucap Septa sopan,

"KAU PULA SEPTA? TAK BIASA-BIASANYA KAU TELAT. NGAPAIN KAU? RONDA?" Tanya Pak Bonar, Dara cekikikan, Septa kalo nge Ronda tetep ganteng ga ya?

"Bukan pak. Saya nge-game" jawab Septa sekenanya. Dara tepok jidat, Alamakk! alamat muter lapangan 3 kali ini mah! Batinnya. "OHHH BAGUUUS! BAGUUS YA! GAME AJA KAU URUS SAMPAI SEKOLAH PUN TELAT. LARI KAU KELILING LAPANGAN SEKARANG! 3 KALI!" tuh kan, apa Dara bilang..

"Gabisa satu kali aja pak?" tanya Dara memelas. "EH! NAWAR PULA KAU? BUKAN PASAR INI TAU KO? SUDAH CEPAT SANA LARI!"

Tanpa bantahan, Septa berlari di lapangan, malas berurusan dengan guru nyentrik itu. Sementara Dara menatap Septa, tanpa ada niat berlari sama sekali. Septa berhenti, ditatapnya wajah Dara yang menurutnya sedikit-ralat sangat aneh.

Psychopath Angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang