Setelah bel pulang sekolah berbunyi Safira dan Nisak tidak langsung pulang kali ini. Mereka ada ekstrakurikuler tari diruang sumber yang merangkap menjadi ruang tari. Ruangannya berada dipojok gedung sekolah lantai bawah. Lumayan luas, terdapat kaca berukuran besar disana, ada juga meja-meja kecil yang biasa digunakan anak disabilitas bermain disana, serta ada sebuah gamelan yang sangat bagus tapi tidak pernah dimainkan selama Safira dan teman-temannya sekolah disini.
"Saff, Niss, pulang duluan ya.!? Dadahh.. "
Pamit Putri yang diikuti oleh Faizah.
"semangat gaes latihan tari nya, balik dulu ya"
Safira dan Nisak menjawab mereka seperti biasa.
"yoii hati-hati""jam berapa sak? "
Safira bertanya kepada Nisak yang notebennya memakai jam tangan.
"jam 15.00 fir, Bu Jo palingan dateng lebih 10 menit kyak biasanya"
Bu Jo adalah pelatih tari mereka, lebih tepatnya Bu Jauhara siswa disini biasa memanggilnya Bu Jo, beliau juga sekaligus guru prakarya di SMAN 4 ini.
"yaudah sholat kemasjid dulu yuk, terus langsung keruang tari"
"oke"
Mereka pergi kemasjid, letaknya di komplek paling belakang gedung sekolah. Masjid sekolah dan juga masjid warga sekitar.*-*
Nisak dan Safira memang suka menari. Setelah kira-kira 2 jam mereka latihan bersama Bu Jo akhirnya selesai juga. Waktu itu ada 4 anak yang mengikuti ekstra kali ini. Memang banyak yang tidak hadir, meskipun dasarnya ekstrakurikuler ini mamang memiliki 10 anggota saja sudah termasuk kelas 10 dan 11 termasuk. Angkatan Safira yang paling sedikit peminatnya dalam ekstrakurikuler ini.
"yaa hujan Bu"
Wajah Nisak berubah sendu, karna jika hujan dia tidak bisa pulang. mereka semua baru tau, karna memang ruangan tari kedap suara. Dan pas mereka membuka pintu, langsung saja disuguhkan oleh hujan yang sangat lebat."yasudah kalian semua tunggu disini dulu saja sampai hujannya reda, ibu temani juga"
Usul Bu Jo yang menyelesaikan masalah.
"kita duluan ya bu, kak, kita udah dijemput itu mobil ayah"
Ucap kedua anak kembar Nadia dan Nabila yang merupakan siswa kelas 10Mereka bertiga duduk dikursi tunggu depan ruang tari. Melihat segerombol tetesan hujan yang jatuh kebumi manusia ini. Hujan bisa jadi disukai mamusia, bisa juga tidak disukai. Meskipun begitu kita harus mensyukuri rahmat Allah SWT ini.
Dalam diam Nisak membaca doa turun hujan dan berdoa untuknya disaat hujan turun, karna memang saat ini adalah saat yang mustajab untuk berdoa.
"allahumma soyyiban nafian" (doa turun hujan)Mereka bertiga terdiam dengan pikiran masing-masing. Tidak ada yang memulai percakapan sejak tadi. Hujan masih belum menampakkan tanda-tanda akan berhenti, namun hari sudah semakin gelap.
"ning nang ning glung, ning nang ning glung"
Tiba-tiba terdengar suara gamelan yang sangat lirih ditelinga Safira.
"niss, lo dengar suara sesutu gak sih? "
Safira yang duduk berdempetan dengan Nisak seketika bertanya.
"suara apaan si saf? Ada juga suara hujsn"
"Tar dulu deh, coba dengerin baik-baik. Masa iya cuma aku yang dengar"
Nisak pun mempertajam pendengarannya, dan benar saja suara itu semakin jelas. Dan sepertinya suara itu bersumber dari ruang tari. Nisak menatap Safira dengan mimik yang terkejut sekaligus takut. Pasalnya tidak ada siapaun saat ini diruang tari ataupun disekitar sini, hanya ada mereka bertiga. Safira dan Nisak saling pandang dan akhirnya menatap Bu Jo, memastikan apakah Bu Jo juga mendengar hal yang sama.Bu jo yang ditatap pun berkata
"kenapa? Kalian mendengarnya? Suara gamelan itu"
"iya bu"
Merek berdua menjawabnya dengan kompak.
"Kalian belum tau cerita ini?"
"cerita apa bu? "
"tentang gamelan yang ada didalam ruang tari"
"Gimana bu ceritanya"
Safira sudah sangat penasaran.
Bu Jo pun menceritakan kisah itu kepada Safira dan Nisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Hantu Penari
ChickLitassalamualaikum people.. cerita ini dibuat dan dipublikasikan dengan latar belakang "tugas sekolah" hehe semoga bisa diterima dan dinikmati..