"Kamu mau kemana?" Tanya Rayhan yang baru pulang sholat subuh berjamaah di masjid, ketika melihat Aisyah sedang mematut diri di depan cermin.
"Astagfirullahaladzim...'' Aisyah beristighfar karena kaget.
"Kok aku diistighfarin sih?" Rayhan tertawa melihat ekspresi kaget Aisyah.
"Masuk kamar, ucapin salam dulu dong bang..." Aisyah mengambil sajadah yang ada ditangan Rayhan, lalu mencium tangan Rayhan.
"Kamu terlalu serius sih dandannya. Jadi ga dengar aku ngucapin salam tadi." Jelas Rayhan.
"Masa sih? Oh ya udah waalaikumussalam. Tapi tolong ya jangan bilang aku dandan... Aku ga dandan ya... make up aja ga punya. Seserahan dari kamu belum aku bongkar. Lagian aku ga beli cosmetic buat seserahan, tapi diseserahan ada cosmetic. Bingung akunya."
"Raaniyah yang beliin... Pas dia liat barang-barang yang kamu beli buat seserahan ga ada cosmeticnya, dia bilang sama aku. Aku bilang kalau kamu ga suka pakai cosmetic. Terus katanya dia mau beliin aja, siapa tau kamu mau pakai. Ya udah, aku iyain aja."
"Kayaknya sih merk bagus dan ada logo halalnya. Nanti aku belajar cara pakainya deh sama Rani. Tapi kalau hasilnya kurang bagus, harap maklum ya..."
"Iya... Tapi kamu pakai makeupnya kalau aku minta aja ya... Jangan buat pergi-pergi. Apalagi perginya ga sama aku."
"Siapp, pak suami..." Aisyah bergaya hormat bendera kepada Rayhan.
Rayhan tertawa. "Kamu mau kemana, neng geulis? Pagi-pagi udah rapih gini. Rayhan mencuit hidung Aisyah.
"Kamu senang banget cuit hidung aku sih." Protes Aisyah.
"Habis hidung kamu gemesin..."
"Ya kali, bang... Ada gitu hidung yang gemesin."
"Ada itu hidung kamu." Rayhan tertawa.
"Aku mau ke pasar dulu ya.. Sekalian mau ajak Zahra boleh?" Izin Aisyah.
"Ayahnya ga diajak?"
"Emang ayahnya mau diajak ke pasar becek?"
"Siapa bilang aku ga suka ke pasar becek?" Rayhan balik bertanya.
"Jiah malah balik nanya... Kalau aku tanya kamu, terus kamu balik tanya aku... Jadi yang jawab siapa?"
Rayhan tertawa lagi. "Ya udah aku yang jawab... Aku mau kok diajak ke pasar becek."
"Tadi katanya mau di masjid sampai dhuha. Makanya aku balik duluan tadi. Ini baru jam 06.00 udah balik..."
"Habis gimana... Aku kangen istri... Ya udah aku pulang aja..."
"Gombal..." Aisyah menutup wajahnya dengan tangan.
"Ish... Kok ditutupin sih mukanya..." Rayhan memegang tangan Aisyah.
"Udah ah jangan gombal mulu... Aku kesiangan nanti ke pasarnya."
"Orang ga gombal kok... Aku serius kangen sama kamu..."
"Iya... Iya... Aku percaya, ayo kalau mau ikut ke pasar, buruan. Tapi jangan nyesel ya kalau ikut..."
"Nyesel kenapa?"
"Aku suruh bawain belanjaan..."
"Belanjaan doang mah kecil... Jangankan belanjaan, gendong kamu juga bisa, Syah." Rayhan tertawa.
"Ga nyambung ah... Buruan ganti baju. Itu bajunya aku tarok diatas kasur." Aisyah menunjuk ke arah kasur.
Setelah Rayhan berganti pakaian, lalu mereka berjalan menuju rumah ummi Khadijah. Setelah sebelumnya pamit dengan bunda Aini dan ayah Aisyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER AKAD ✔️ (Sudah Terbit)
RomanceBismillah... Setelah berkali-kali gagal ta'aruf, Aisyah Zhafira Ahmad akhirnya bertemu jodohnya diusia 35 tahun. Seorang duda beranak dua yang bernama Rayhan Dzaki Abdullah tiba-tiba datang mengkhitbahnya. Aisyah dan Rayhan hanya menjalankan ta'ar...