Di sebuah gudang tak terpakai terdapat satu peti mati yang terbuka dengan sendirinya. Nampak sebuah tangan menggeser peti mati itu hingga terbuka sepenuhnya. Menampilkan sosok pria berambut merah tua dengan warna matanya yang tidak biasa.
Sosok itu keluar dari peti mati dan melihat kesekelilingnya dengan bingung dirinya berjalan tanpa hambatan. Mata merahnya menyala terang di gelapnya gedung tidak terpakai itu, dan sepertinya sedang mencari jalan keluar.
" ini dimana.. kenapa aku masih hidup.. seingatku aku sudah mati saat itu.. " gumamnya sendiri.
Langkahnya terhenti saat melihat pantulan dirinya di cermin besar yang terpasang kokoh. Raut wajahnya berubah saat melihat sosok dirinya yang ada disana.
Tangannya menyentuh cermin itu tidak percaya karena melihat matanya yang dulu berwarna biru kini berganti menjadi merah darah. Bahkan dirinya yakin jika dia melihat gigi taringnya semakin tajam dan meruncing, dengan kesal dia memukul kaca itu hingga hancur.
" sial sekarang aku merasakan lapar.. dan tenggorokanku terasa kering.. "
.
.
.
.
.Divisi Departement Kemampuan Khusus
Seperti hari biasanya para pekerja di Divisi itu kembali lembur malam ini, bagi mereka hal ini merupakan hal yang biasa. Terlebih kasus mewabahnya virus Drakula yang disebabkan oleh salah satu anggota D.O.A ( Bram Stoker ).
Kini mereka harus bekerja extra setelah semua kerusakan dan kekacauan yang dihasilkan oleh Fukuchi Õchi. Pelaku yang merupakan dalang di balik wabah Drakula di Yokohama.
" haaah.. kapan ini akan berakhir.. ini sudah hari ke lima aku tidak pulang ke rumah dan mendapatkan tidur yang layak.. " keluh pria menatap jam pada sudut layar komputer. " sepertinya aku pulang saja.. tubuhku sudah lelah.. " lalu matikan komputer miliknya dan merapikan meja.
Ango mematikan lampu ruang kantor dan pergi keluar gedung, di liriknya jam yang sudah berada di angka 22:15. Dirinya lebih memilih berjalan kaki dibandingkan dengan mengendarai mobil karena dia akan mampir terlebih dahulu untuk membeli makanan.
Dirinya memasuki sebuah mini market dan mengambil satu buah Onigiri, sekotak bento, sebotol air mineral dan sekaleng kopi dingin di lemari pendingin. Lalu pergi meminta kasir untuk menghangatkan bento miliknya sekaligus membayar apa yang ia pesan.
Pria itu lalu mencari tempat duduk dan memakan semua makanan yang ia beli dan menghabiskannya, diliriknya kembali jam tangan yang melingkar di lengan kirinya. " sepertinya sebelum pulang aku ingin mampir kesana.. mumpung Lupin belum tutup.. " Ango membereskan meja dan membuang sampah bekas makannya pada tempat sampah.
Dalam perjalan menuju Bar Lupin Ango meminum kopi kaleng untuk berharap dapat menghilangkan rasa kantuk yang menyerangnya. Tidak tidur selama empat hari lebih membuat tubuhnya sudah mencapai limitnya.
15 menit berjalan kaki akhirnya Ango pun tiba di Bar Lupin, tempat itu lumayan sepi hanya ada beberapa pembeli selain dirinya. Ango lalu duduk disalah satu bangku dan menaruh tasnya di atas meja.
" whiskey apa just tomat tuan..? " tanya sang bartender yang memang mengenali sosok yang ada didepannya itu.
Ango PoV
" yang biasa saja.. aku sedang tidak mengemudi saat ini.. jadi kurasa tidak akan masalah.." ucapku lalu tak lama segelas whiskey telah tersedia di depanku.
" silahkan di nikmati tuan " sang bertender kembali bekerja setelah memberiku whiskey.
Aku meninum cairan asam dan pahit itu secara perlahan dan sedikit melupakan kesibukanku di Divisi kemampuan Khusus.
Aku kembali melirik jam tangan dan waktu sudah menunjukan jam 23:20 malam, sepertinya aku harus pulang karena besok aku harus kembali berkerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire
Fanfictionpria yang harusnya sudah tewas empat tahun yang lalu kini muncul di hadapan Ango secara misterius. namun ada yang berbeda pada dirinya mata biru lautnya berubah menjadi merah darah Ango meringis kesakitan saat Odasaku menyerang dirinya malam itu dan...