Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝗬𝗲𝗮𝗿 𝗧𝗵𝗿𝗲𝗲 𝗕𝗲𝗴𝗶𝗻
᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃
Malam yang dingin, y/n duduk di sofa dengan mengenakan selimut bergambar anjing sambil memakan camilan kesukaannya. Ia sedang membaca sebuah novel Romansa dari dunia Muggle. Ardolph sering membelikan y/n dan Aidan barang-barang Muggle, jadi mereka sudah tak asing lagi dengan hal yang berbau muggle. Saat sedang asik membaca novel, Aidan tiba-tiba muncul dari belakang sambil memeluk leher y/n membuat y/n terlonjak kaget.
"Aidan!" Bentak y/n, aidan hanya terkekeh, ia pun duduk disebelah y/n. Memperhatikan adiknya yang sangat serius membaca novel.
"Baca apa?" Tanya Aidan, y/n menoleh lalu kembali fokus pada novel nya.
"Novel Romansa." Jawab y/n singkat.
"Membosankan." Ujar Aidan, y/n tak menjawab.
"Tentang apa?" Tanya Aidan mulai kepo.
"Putri tidur. Novel ini tidak membosankan seperti novel Romansa pada umumnya, novel ini juga berkonsep putri tidur, dengan ending yang tragis." Ucap y/n masih menatap novelnya.
"Di dunia ini ending hidup setiap orang berbeda-beda Aidan. Ending mereka tak selalu bahagia, begitu pun novel." Jelas y/n, Aidan hanya ber-oh ria. Ia kemudian menatap lekat y/n yang sedang membaca novel, lalu beralih pada lengannya yang terbalut kaos lengan panjang, lalu kembali menatap y/n.
"Aku penasaran, ending dari keluarga kita akan bahagia atau malah berakhir tragis." Ucap Aidan dengan suaranya yang tiba-tiba parau. Y/n yang dari tadi sibuk dengan novelnya kini mengalihkan pandangannya pada Aidan.
"Apa maksudmu tragis? Pilihan Ending untuk kita hanya Happy dan Sad. Aku tidak mau ada kata 'Tragis' Untuk ending." Ucap y/n lalu kembali membaca bukunya, Aidan hanya tersenyum kecut.
"Dan kenapa kau tiba-tiba emosional begini? Ini hanya novel Aidan. Jangan terlalu dipikir kan." Ujar y/n. Aidan kemudian memeluk y/n dari samping. Y/n menghela nafas.
"Aidan. Ibu dan ayah masih tidak mau bercerita tentang bagaimana aku mendapat bekas luka di leher ku. Kau saja yang ceritakan ya? Ya?" Ujar y/n.
"Aku tidak ingat y/n. Aku masih kecil saat itu okay? Kita sudah membicarakan ini y/n, untuk tidak membahas mengenai luka mu. Saat mereka sudah siap, mereka pasti akan cerita. Okay?" Ujar Aidan sambil mengusap puncak kepala y/n, y/n hanya menundukkan kepalanya. Setelah itu hening beberapa saat, hingga akhirnya Aidan membuka suara.
"Aku ingin bertanya lagi tentang novel yang sedang kau baca." Ujar Aidan. Y/n hanya berdeham.