Sedaritadi Joshua sibuk mengawasi dan memantau keadaan di rumah besar itu. Ya, dia terlambat tiba tepat waktu karena kemacetan di tengah perjalanannya tadi. Dia sudah gagal dalam menjalankan tugasnya, seharusnya dia tidak lalai jika dihadapkan dengan nyawa sang penerus bangsa kaum mereka. Terlebih lagi menjadi sahabat bagi V dia juga gagal, dia tidak bisa melindungi lelaki itu.
"Aish, ck!" Hanya berdecak sesekali menghela napas penat dan khawatir, Joshua tidak berhenti mengecek suhu tubuh pria yang masih terbaring di atas tempat tidur itu.
"Bagaimana keadaannya?" Tiba-tiba pandangannya terahlikan saat perempuan itu baru saja menerobos masuk ke kamar tuan mudanya.
"Ini semua karena dirimu!" Bentaknya marah namun masih ingat batasan. Dan itu karena V sendiri yang memberinya peringatan agar tidak menyakiti perempuan manusia itu.
"I-iya, aku-aku tahu.. Aku yang menyebabkan masalah untuknya, maafkan aku.. Sungguh aku tidak berniat untuk membuatnya sakit, hiks..hiks.." Sana berucap sambil menangis sesenggukan.
"Ah sudahlah, tangismu juga tidak akan bisa menyembuhkannya." Ujar Joshua merasa bersalah karena sudah membentak seorang gadis yang bahkan dia juga tahu kalau Sana hanyalah manusia biasa.
"Jadi apa yang harus aku lakukan?" Tanya Sana cepat sambil menghapus jejak air matanya.
"Kau? Memangnya kau bisa melakukan apa untuk membantu dia?" Tanya Joshua balik dengan tatapan tak percaya, hayolah ini bukan sedang bermain nyawa. Tapi ini masalah serius, mana ada manusia bisa menyelamatkan mahluk seperti mereka?
Mustahil!
"Dia hanya perlu tidur, bukan?" Saat itu juga helaan napas berhasil keluar lagi.
Joshua berjalan mendekat.
"Lebih baik kau tidak usah berbicara lagi, pergilah ke kamarmu dan istirahatlah. Biarkan aku saja yang menolongnya, kau tidak perlu khawatir oke. Serahkan dia padaku, sudah tenang bukan?" Ucap Joshua sembari tersenyum singkat.
Sana bergeleng dan menatap Joshua dengan penuh mohon, dia sangat berharap bisa ikut menolong pria yang sudah menolongnya tadi.
"Kau mau balas budi ya?" Tanya Joshua menebak dan menatap Sana lekat.
"Bu-bukan begitu tapi, hanya saja aku ingin sekali lagi menolongnya. Bisakah kau mempercayaiku?" Kata Sana dengan sangat yakin.
Sambil membuat tangan memohon di depan Joshua, Sana cukup berani berkata yang sangat tidak masuk akal itu padanya.
Kernyitan heran sekaligus tak tahu mau mengatakan apa lagi, Joshua hanya bisa memberikan kesempatan saja.
"Baiklah, aku beri kau waktu untuk membantu menyadarkannya. Tapi jika dalam beberapa jam aku mendapat kabar kalau terjadi sesuatu lagi padanya, aku tidak akan segan-segan berbuat kasar padamu. Kau paham maksudku 'kan?" Sana langsung mengangguk pasti saat itu juga dan Joshua hanya bisa menghela napas penatnya saja kemudian melangkah pergi dari kamar Taehyung.
"Aku harus pergi mengurus sesuatu dulu, sangat penting. Jadi aku serahkan dia padamu malam ini, ingat janjimu tadi." Seru Joshua dan barulah benar-benar pergi dari situ
Sana hanya bisa diam dan dengan langkah pelan juga tubuh yang bergetar hebat, dia berusaha untuk berjalan menghampiri Taehyung. Lelaki itu sangat tenang jika sedang tertidur, berbeda dengan dirinya yang tidak bisa tidur tanpa pikiran yang sibuk akan segala hal.
Sana mengambil posisi duduk di tepi ranjang yang masih tersisih beberapa bagian untuknya. Menangis dalam diam, Sana menatap lekat wajah rupawan itu.
Taehyung benar-benar bukan manusia. Lelaki itu nyaris tidak memiliki cacat di setiap sudut bagian wajahnya. Sungguh berbeda dengan manusia yang biasa ia jumpai.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Handsome Devil
FanficPercayakah kalian adanya reinkarnasi? Ini bukan sekedar membahas hal yang langka dan tidak mungkin itu, tapi ini menyangkut hidup dan matinya dua orang yang berbeda dunia. V. Pemuda ini lahir dengan dua darah yang berbeda dalam dirinya, dia sebenarn...