Jaemin sibuk mengotak-ngatik layar ponselnya, sudah lama dia menunggu di pinggir jalan yang dijanjikan oleh Asahi tadi lewat pesan namun orang yang mengajaknya bertemu justru tidak ada menampakkan diri.
"Hoi! Kau di mana sih? Mungkin sebentar lagi aku bisa lumutan di sini, hanya karena menuggumu!" Bentak Jaemin saat sambungan telepon akhirnya berhasil tersambung.
"Iya, iya, maafkan aku.. Sepertinya kita tidak bisa bertemu saat ini, karena aku sedang di tarik paksa oleh seorang wanita gila di sini!"
"Hah? Apa maksudmu? Bagaimana bisa kau lengah begitu?"
"Hei, singkirkan pikiran kotormu itu!"
"Ya ya, jadi kenapa kau? Apa ada masalah dengan wanita? Sejak kapan Hamada Asahi menjadi sangat liar?"
"Sekali lagi kau bicara, lihat saja nanti. Minjoo tak akan bisa melihat pacar kesayangannya lagi!"
"Ish, jahat. Baiklah aku serius, sedang apa kau sekarang sampai menunda pertemuan kita?"
"Arghh! Aku pun tak tahu mau bilang apa, tapi yang jelas aku sedang meluruskan kesalahpahaman di sini. Jadi, tolong jangan kau ganggu aku lagi, jangan ikut mempersulit diriku. Kau mengerti itu!"
"Yah aku tahu, seorang seniman memang tidak bisa diganggu!"
"Hei aku tidak sedang bercanda lah!"
"Iya iya aku juga sedang tidak serius, eh maaf maksudku iya..hihihi.."
"Jaemin bisakah nanti kau meminta Minjoo untuk membawamu ke rumah sakit jiwa? Aku pikir akan lebih baik kau merenungkan diri di sana, karena akhir-akhir ini kau tampak aneh!"
"APA! Apa maksudmu mengatakan hal ini? Hei, HAMADA ASAHI!"
Tut..tut..tut
"ASAHI!!!"
Ingin sekali rasanya Jaemin membanting hp nya itu ke aspal jalan, namun dia masih ingat siapa yang layak dibanting saat ini. Asahi, lelaki itu berani sekali mengatainya gila dan bahkan memutuskan sambungan telepon secara sepihak, cari masalah bukan?
"Jaemin!" Seru seorang gadis dari arah belakangnya, yang empunya nama sontak menoleh dan berbalik.
"Lia?"
"Di mana Minjoo?" Tanya Lia langsung dan Jaemin tersenyum tipis saja.
"Aku hanya sendiri saja, Minjoo tidak ikut bersamaku." Jawab Jaemin kemudian dan Lia langsung mengernyit saat itu juga.
"Memangnya apa yang kau lakukan di pinggir jalan seperti ini? Cuaca sedang panas juga, memangnya apa yang kau tunggu?" Tanya Lia tanpa jeda dan langsung saja Jaemin menyunggingkan senyum paksanya, sesekali mengumpati nasib sialnya karena berjumpa dengan orang ribut seperti Lia.
"Aku sudah janjian untuk bertemu dengan Asahi tadi, tapi dia ada halangan jadi tidak bisa berjumpa sekarang. Ini aku baru saja mau pergi jemput Minjoo." Ucap Jaemin dan Lia langsung ber oh ria saja.
"Kau sendiri kenapa bisa di sini?" Tanya Jaemin balik.
"Ah itu, Soobin lagi membeli es krim untukku di toko sana makanya aku ada di sini. Oh iya, kalian nanti jadi 'kan ke rumah Miyeon eonnie?" Kata Lia membalas sambil bertanya lagi.
"Untuk apa ke rumah senior?"
"Hei masa kau tidak tahu, hyungmu 'kan membuat pesta ulang tahun untuk Miyeon eonnie, kejutan kecil." Ah, Jaemin lupa akan hal ini.
"Oh tidak! Untung saja kau mengatakan hal ini padaku kalau tidak, mungkin Miyeon noona pasti kecewa padaku. Terima kasih ya Lia, kalau begitu aku harus segera pergi mengabari Minjoo biar dia mempersiapkan hadiahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Handsome Devil
FanfictionPercayakah kalian adanya reinkarnasi? Ini bukan sekedar membahas hal yang langka dan tidak mungkin itu, tapi ini menyangkut hidup dan matinya dua orang yang berbeda dunia. V. Pemuda ini lahir dengan dua darah yang berbeda dalam dirinya, dia sebenarn...