; Dinner

4K 367 21
                                    

Giselle membuka lemari bajunya lalu menatap semua pakaian yang ada disana dengan bingung. Ia sedikit meringis saat mengetahui jika ia memiliki banyak kaos oblong dan celana ketimbang dress dan rok.

Kemudian kedua tangannya pun mengambil dress berwarna merah maroon. Ia berjalan menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian. Setelah itu, ia duduk di meja rias. Mengoleskan krim wajah beserta tetek-bengek lainnya.

Tidak berapa lama ia baru selesai memoles liptint ke bibirnya, ponselnya berdering.

"Halo?"

"Aku udah sampe nih."

"Oh iya, sebentar. Aku juga baru selesai siap-siap."

"Jangan lama!"

"Iye iye, sabar anjir."

Giselle menaruh ponselnya ke dalam sling bag, lalu berjalan menuju ke bawah. Ia mengunci pintu, berjalan menuju mobil Jay yang sudah parkir di depan pagar rumahnya.

"Enggak lama kan?" tanya Giselle setelah selesai memasang seat belt.

"Lama banget, aku sampe lumutan nungguin kamu doang." jawab Jay kemudian menjalankan mobilnya.

Giselle menepuk tangan Jay, "apasih lebay amat."

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam, mereka pun sampai di salah restoran yang sudah di booking oleh Jay.

"Aku kira bakal makan di pinggir jalan..."

"Kamu aja make dress, masa kita makan di pinggir jalan?"

"Tapi aku lagi pengen pecel ayam..."

Jay yang akan membuka pintu mobil itu pun berhenti dan menolehkan kepalanya ke Giselle.

"Jadi gak mau disini?" tanya Jay langsung dibalas gelengan kepala oleh Giselle. Gadis itu bersedekap dada, "lagian ngapain makan di restoran, hah?! Kamu gak boleh boros kayak gini. Aku juga gak suka makan di tempat mahal kayak gini, karna porsi makanannya dikit dan aku gak bakalan kenyang."

Mendengar celotehan dari Giselle itu membuat Jay tertawa. Laki-laki tersebut membenarkan posisi duduknya dan kembali memasang seat belt.

"Oke kita beli pecel ayam aja, tapi makannya di rumah ya? Kamu make dress soalnya."

"Ya terus kalo make dress kenapa gitu?"

"Aurat."

"Hilih dasar cemburuan."

Jay mendengus kasar mendengar ucapan Giselle tadi. Menjalin hubungan hampir setahun dengan Giselle membuat kesabaran Jay pun semakin tahan banting atas tingkah atau ucapan menyebalkan dari gadis itu.

Mobil Jay pun melaju di jalanan Jakarta yang cukup ramai ini. Giselle tadi memberitahu jika ada tempat pecel ayam yang pernah ia kunjungi bersama teman kelompok tugas kuliahnya.

Sesampainya disana, Jay turun dari mobil dan memesan dua porsi nasi pecel ayam. Setelah itu, mereka pun menuju rumahnya Jay.

"Aku aja yang siapin makanannya, kamu ganti baju aja dulu." ujar Giselle sambil mengambil alih kresek dari laki-laki itu. Jay menganggukkan kepalanya lalu ia berjalan menuju kamarnya.

Giselle pergi ke dapur, mengambil dua piring dari rak yang berada diatas kitchen set, juga dua gelas yang rencananya akan ia isi dengan es teh manis.

Giselle menyeduh teh terlebih dahulu dengan sedikit air panas, kemudian mencampurnya dengan gula. Menaruh es batu yang ia ambil dari kulkas ke dalam gelas.

Setelahnya, ia membawa dua piring dan dua gelas itu menggunakan nampan menuju ruang tamu. Ia meletakkan nampan tersebut ke atas meja.

Giselle pun mendudukkan dirinya ke sofa.

"Udah selesai?" tanya Jay sambil berjalan turun tangga. Kemudian laki-laki itu menghampiri kekasihnya dan duduk di samping gadis itu.

"Selamat makan!" ujar Giselle lalu keduanya pun menikmati makanan tanpa bersuara.

"Aku besok mau cari buku buat referensi skripsi di perpus kota. Anterin mau gak?" tanya Giselle setelah menyelesaikan makannya. Ia pun meminum es teh manis miliknya hingga setengah.

"Gak mau." jawab Jay langsung.

"Ih! Kenapa?!"

"Males."

"Apasih? Emang besok kamu ada jadwal kuliah?"

"Gak ada. Tapi aku mau rebahan, udah seminggu ini tugas kuliahku banyak banget."

"Halahhh rebahan mulu kamu tuh."

Jay mengendikkan bahunya, ia pun menidurkan kepalanya di paha Giselle. Kakinya ia luruskan di pinggiran sofa, kedua matanya pun terpejam.

Giselle tersenyum melihat wajah Jay dari jarak dekat, gadis itu mengelus rambut Jay dengan lembut.

"Besok anterin aku ke perpus kota, ya."

"Gak mau."

Giselle menggeram lalu dengan sengaja ia menjambak rambut Jay, walau jambakannya tidak terlalu kencang.

"Aw! Aduh aduh... Sakittt!!!" pekik Jay sembari memegang tangan Giselle yang masih menjambak rambutnya.

"Anterin atau aku botakin rambut kamu?!"

Jay mendelik sinis ke kekasihnya itu.

"Iya iya aku anterin!"

Giselle langsung melebarkan senyumnya kemudian ia memeluk Jay. Melingkarkan kedua tangannya pada leher laki-laki itu.

"Love youuuu~~~"

"Najis."

"JAY!!!"

▪ ▪ ▪

gisellllle

Liked by jay, hee_seung, and 350 others

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liked by jay, hee_seung, and 350 others

gisellllle Si anak sombong.

Comment has closed.

▪ ▪ ▪

Sorry ya guys aku lupa update tadi pagi😭

Jangan lupa vote dan komentarnya, uri chingu❤

Luv,

💋

[✅] Daily Life of Bucin - Enhypen ft. AespaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang