🔮 Kemageran yang terhqq

2.9K 287 13
                                    

Sudah dari pagi Giselle berada di ranjangnya. Rebahan sambil sesekali mengerjakan tugas kuliah. Botol air mineral berukuran besar dan beberapa jenis camilan sudah ada diatas nakas.

Entahlah, ia hanya merasa malas bahkan untuk duduk sekalipun.

Saat sedang sibuk mengetik, ponselnya berdering. Giselle mengambil ponselnya yang ada di sampingnya. Ternyata, Jay meneleponnya.

"Halo?"

"Kamu di rumah?"

"Iya."

"Makan di restonya kakak sepupu aku yuk."

"Gak mau. Lagi mager."

"Yaudah aku jemput."

"Gak mauuuuuu!!! Akunya lagi males kemana-mana."

"Ck. Yaudah."

Panggilan pun dimatikan secara sepihak oleh Jay. Giselle tertawa sebentar lalu ia kembali mengerjakan tugasnya yang sempat terhenti.

Lima belas menit ia mengerjakan tugas, akhirnya selesai juga. Gadis itu mematikan laptop, menaruhnya di laci nakas, lalu merebahkan tubuhnya kembali.

Giselle merenggangkan otot tubuhnya sambil menguap. Gadis itu sudah memeluk guling dan bersiap untuk masuk ke dalam dunia mimpi. Kedua matanya pun sudah mulai terpejam.

Namun gagal karena ponselnya kembali berdering. Giselle meraba-raba sisi sebelah ranjang dengan mata yang tertutup. Gadis itu mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Heung? Kenapa?"

"Bukain pintu, aku udah di depan."

"Masuk aja gak dikunci kok."

"Oke."

Giselle mematikan panggilan telepon dari Jay itu dan kembali tidur.

Saat itu juga, Jay sudah sampai di kamar gadis itu. Jay menutup pintu kamar dengan tangan kanannya menenteng kresek berisi makanan yang ia beli dari restoran kakak sepupunya.

"Giselle? Lagi tidur ya?" tanya Jay setelah duduk di pinggiran ranjang, sebelahnya Giselle. Laki-laki itu mengusap rambut kekasihnya membuat Giselle sedikit terusik.

"Heung? Loh, Jay? Kamu tadi yang nelpon?"

"Iya. Kok kamu gatau? Jangan-jangan kamu ngangkatnya sambil merem ya?"

"Hehehe... Aku kira kakak aku."

Jay menggelengkan kepalanya lalu ia menaruh kresek yang sedari tadi ia pegang ke atas nakas. Sedikit menggeser beberapa snack yang ada disitu.

"Beli apa tuh?"

"Kwetiauw goreng biasa kok. Kamu mau kan?"

Giselle mengangguk. "Ya mau lah pasti!"

"Sana ambil piring dulu."

"Gak mau, ah. Males. Langsung makan dari styrofoam itu aja sih."

"Gak higienis, Giselle."

"Gapapa."

Jay mendengus lelah, ia pun mengalah. Laki-laki itu membuka satu styrofoam yang berisi kwetiauw goreng dan menaruhnya di pangkuan Giselle. Begitu pun dengan yang satu lagi.

"Sini duduk disebelah aku." ujar Giselle sembari menepuk sisi sebelahnya yang kosong. Jay mengangguk lalu ia duduk di sebelah kekasihnya itu.

Keduanya menyantap makanan dengan hikmat. Memang keduanya jarang mengobrol kalau sedang makan, karena menurut Jay makanan menjadi tidak nikmat jika sambil berbicara.

Selesai makan, Giselle mengambil botol air mineral berukuran besar dari atas nakas dan meminumnya. Setelah itu, ia memberikannya pada Jay dan laki-laki itu langsung menerimanya.

"Kamu daritadi tidur doang?" tanya Jay dibalas gelengan kepala oleh Giselle. Gadis itu melingkarkan kedua tangannya di pinggang Jay, lalu menaruh pipinya di bahu laki-laki itu.

"Ngerjain tugas juga. Males banget aku buat duduk doang. Gatau kenapa."

"Mau datang bulan kali."

"Enggak. Kayaknya emang lagi mager aja deh."

Setelah itu, Giselle menyembunyikan wajahnya di lekukan leher Jay. Kedua matanya terpejam seraya menghirup aroma tubuh kekasihnya yang begitu menenangkan.

Jay mengelus-elus rambut Giselle hingga gadis itu tertidur. Jay pun membenarkan posisi tidur gadis itu. Ia ikut berbaring di sebelah Giselle, menatap wajah kekasihnya dengan lekat lalu tersenyum tipis.

"Selamat tidur, sayang."

Jay mencium kening Giselle sebentar lalu memejamkan kedua matanya. Menyusul Giselle yang sudah terlebih dahulu memasuki dunia mimpi.

▪ ▪ ▪

Bosen gak sih sama ceritanya?

Kalo tambahin 1-2 part khusus fakestagram sama fakechat, pada mau gak kira-kira?

Biar gak monoton aja sih nih cerita...

[✅] Daily Life of Bucin - Enhypen ft. AespaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang