22. Kehancuran

596 55 19
                                    

Seorang gadis tengah berlari kencang memasuki koridor rumah sakit dengan penampilan yang membuat orang orang merasa iba melihatnya.

Rambut berantakan, make up luntur, air mata terus mengalir tanpa henti disertai isakan pilu, terutama telapak kakinya yang sudah lecet karena gadis itu meninggalkan high heels nya di mobil Jungkook.

Brakk

Lisa membanting pintu kamar yang berada dihadapan nya dan terpampang lah dengan jelas kedua orang tua nya yang sudah terbujur kaku terbaring diatas brankar dengan kain putih menutupi nya.

Lisa perlahan berjalan kearah jenazah kedua orang tua nya dengan tubuh bergetar, hawa nya sangatlah dingin dan sunyi membuat siapapun yang ada disana langsung merinding.

Sekarang Lisa sudah ada di antara dua brankar tersebut, kedua tangan nya terangkat untuk menyingkap kain putih yang menutupi wajah kedua orang tua nya.

Srett

Jantung Lisa seketika mencelos melihat wajah mama dan papa nya yang sudah pucat pasi dengan beberapa luka sobek didaerah wajah dan leher nya.

Mata nya sudah terhalang dengan bendungan air mata yang siap menetes dipipi nya, Lisa menolehkan kepala nya terlebih dahulu kearah jenazah sang papa.

Tangan hangat nya mengusap pipi Soohyun yang sangat terasa dingin, pria yang sangat sangat ia rindukan untuk pulang lalu berkumpul bersama, sekarang hanyalah harapan yang tidak akan pernah terpenuhi.

"P-papa...hikss..pa bangun, ini Lisa. Aku kangen papa.." lirih Lisa meraih tangan papa nya lalu ia cium penuh dengan perasaan.

Papanya adalah pria hebat, tulang punggung keluarga yang tangguh dan rela mengorbankan apapun untuk keluarga nya, kini hanya sebuah kenangan.

Kemudian Lisa menoleh kearah mama tersayang nya. Susah payah untuk tidak berteriak, namun apalah daya. Ketika melihat wajah damai mama nya, seluruh perasaan nya yang selama ini ia pendam tiba tiba bergejolak hebat.

Wanita yang sudah melahirkan nya kedunia ini, merawat dan menyayangi nya sepenuh hati, kini telah tiada. Mama nya telah pergi dari dunia ini, mamanya telah tenang dan bahagia disisi Tuhan. Mama nya yang menjadi tempat curhatan nya, kini ia tidak punya lagi tempat tersebut.

Ia menempelkan kening nya dikening dingin Ayu, lalu sebelah tangannya menggenggam tangan wanita itu.

"M-ma..ini Lisa, aku kangen banget sama mama hiks... Ma aku gak mau sendiri, Lisa gak bisa ma, Lisa belum siap dengan semua ini. Kenapa mama sama papa tega ninggalin aku? mama sama papa udah gak sayang sama Lisa? maaf kalau aku yang buat kalian kayak gini, a-aku..." Lisa menggigit bibir bawahnya berusaha meredam isakan nya, kini ia beralih mendekatkan mulut nya pada telinga Ayu "a-aku hiks, Lisa juga pengen ikut mama sama papa...."

Sedetik kemudian tubuh Lisa meluruh kelantai lalu menangis, terisak hebat dan meraung raung sejadi jadinya memanggil mama dan papanya supaya kembali.Walau itu mustahil, dan hanya bisa jika ada keajaiban dari Tuhan.

Sungguh, bukan ini yang Lisa harapkan. Yang diharapkan nya adalah kepulangan kedua orang tuanya lalu berkumpul bersama seperti dulu. Bukan kepulangan kedua orang tuanya ke sisi Tuhan. Bahkan ia tidak sempat mendengar suara kedua orang tua nya untuk terakhir kali.

Tepat di pintu kamar jenazah, terdapat Suho yang sudah berjongkok menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan nya. Berusaha untuk tidak menangis lagi, namun hati nya ikut terluka mendengar semua yang disampaikan adik nya pada jasad kedua orang tua nya.

Give Me Happiness || JaelisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang