Jangan Salahkan Diriku

157 12 0
                                    

Bell pertanda pulang sekolah yang berbunyi menjadi hal begitu ditunggu tunggu oleh para murid di SMA Pelita. Hiruk pikuk para murid yang ingin cepat pulang ke rumah menjadi hal yang biasa terjadi di jam seperti ini.

" Seohyun, kamu mau pulang naik apa? " tanya seorang gadis berambut pendek yang bernama Yuna.

" Aku pulang naik angkot. " jawab Seohyun dengan tersenyum.

" Kalau gitu aku pulang duluan yah, soalnya Mas Agung udah nungguin. " ucap Yuna dan berpamitan kepada sahabatnya itu. Mas Agung yang dimaksud oleh Yuna adalah kekasihnya yang akan menjemputnya untuk pulang.

" Hati hati. " ucap Seohyun yang dibalas anggukan oleh Yuna.

Seperginya Yuna, Seohyun berjalan sendirian ke arah halte yang menjadi tempat para siswa ataupun siswi menunggu angkot. Letak rumahnya yang terbilang jauh membuatnya harus menggunakan kendaraan umum agar bisa sampai kerumah. Diliriknya beberapa murid yang tidak ia kenal juga menunggu angkot sama seperti dirinya. Maklum, ia adalah gadis pendiam yang tidak memiliki teman selain Yuna yang Notabe temannya saat SMP dulu.

Tibalah saat angkot akhirnya datang, para murid yang menunggu buru buru masuk kedalamnya karena melihat awan mendung yang sepertinya akan menumpahkan air hujan. Seohyun yang terlambat masuk pun akhirnya tidak mendapatkan tempat duduk karena angkotnya telah penuh.

" Udah penuh Neng, maaf yah. " ucap si supir angkot pada Seohyun. Gadis berusia enam belas tahun itu hanya bisa pasrah kala menyadari ia saja yang tidak mendapatkan tempat duduk.

Kemudian ia kembali duduk di kursi halte, menunggu angkot selanjutnya datang. Langit bahkan semakin gelap dan benar saja hujan turun membasahi bumi. Sepertinya ia memang akan pulang terlambat hari ini.

Ketika sedang menunggu tiba tiba sebuah motor berhenti di halte itu. Seorang pria muda dengan baju basah kuyup datang untuk berteduh. Orang itu membuka helmnya dan mencoba mengeringkan dirinya dengan handuk yang diambil dari dalam tasnya. Seohyun yang melihat hal itu sedikit takut karena hanya berdua dengan orang tersebut.

Pria itu yang menyadari kehadiran Seohyun lalu tersenyum seraya berkata " Numpang teduh yah dek. " Seohyun hanya membalasnya dengan senyum kecil. Lalu pria itu duduk di kursi panjang halte bersama dengan Seohyun.

Setelah beberapa saat hujan tidak kunjung berhenti dan juga angkot yang tidak datang membuat gadis itu semakin khawatir kala jam menunjukan pukul tiga sore. Ia takut jika angkot tidak datang karena hujan dan jika seperti itu ia akan pulang dengan apa? Karena sibuk dengan kekhawatirannya ia jadi tidak sadar kala pria disampingnya itu sedari tadi curi curi pandang terhadapnya.

" Tinggalnya dimana dek? " Pria muda itu bertanya kepada Seohyun.

Gadis itu menoleh dan menatap pria tampan yang bertanya padanya. Ia sempat ragu untuk menjawab karena takut jika pria ini adalah orang jahat. Namun karena merasa tidak enak akhirnya ia membuka suara " Di jalan Kenangan, Mas. "

" Aku juga tinggal deket jalan itu. " ucap pria itu yang seakan memberitahu Seohyun. Gadis itu kembali tersenyum sopan untuk menanggapi.

" Kamu sekolahnya disini? Kelas berapa? " Tanya pria itu lagi. Seohyun kembali dibuat takut saat pria itu bertanya. Pria itu yang menyadari raut ketakutan Seohyunpun jadi tertawa kecil.

" Maaf yah aku nanya nanya. " Pria itu tersenyum manis " Namaku Kyuhyun dan kamu gak usah takut karena aku bukan orang jahat kok. "

Seohyun mendengar hal itu jadi tidak enak hati " Iya Mas. "

Rinai hujan akhirnya berhenti dan angkot sama sekali belum kelihatan. Pria yang mengaku bernama Kyuhyun itu kemudian berdiri dan bersiap untuk pergi. " Kamu lagi nungguin angkot yah? " tanya Kyuhyun dan Seohyun membalasnya dengan anggukan.

Serpihan KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang