[8] - MANUSIA SETENGAH BUAYA

86 19 0
                                    

~HAPPY READING~




Cinta sudah berada di rumah sakit, tepat di salah satu sofa ruangan neneknya dirawat, tak bisa ditahan lagi, air matanya seketika berjatuhan setelah melihat neneknya terbaring lemah berbalut alat-alat medis di tubuhnya. Ia berkaca-kaca dan membayangkan di usia senja itulah sosok dirinya. Cinta berusaha menahan air matanya, tapi tidak bisa. Semakin ia membayangkan, semakin dalam rasa yang membuat hatinya teriris.

​"Nenekmu nggak apa-apa. Kata Dokter kondisinya sudah membaik," ucap pamannya.

​Cinta tetap saja menjatuhkan air matanya, ia sangat merasa bersalah kepada neneknya yang jarang ia temui lagi setelah lulus SD. Kesibukan membuatnya nyaman dan lupa dengan neneknya yang sangat ceria itu, ia membayangkan betapa indahnya masa bermain bersama neneknya di masa lalu.

​"Sudah sudah, jangan nangis, Nenekmu pasti sedih kalau tahu kamu nangis," ucap pamannya sembari mengusap rambut Cinta. Cinta menangis tersedu-sedu bahkan lebih kencang dari sebelumnya di dada pamannya.

​Dimas menyaksikan betapa sedihnya Cinta saat ini, ia tidak ingin mengganggunya sekarang. Ia heran, entah terbuat dari apa hati Cinta itu.

​Mama Cinta datang membawa roti dan air. "Cinta, kamu udah pulang sekolah? Kok cepat?" ucapnya melihat Cinta menangis.

​"Iya Ma, tadi aku yang jemput ke sekolah," sahut Dimas.

​"Maaf Ma, Cinta nggak bilang sama Mama, tapi Cinta udah izin kok pulang duluan," terang Cinta.

​"Oh gitu, jadi anak Mama udah jago buat alasan sekarang?" goda mamanya.

​"Bukan gitu Ma—"

​"Pintar banget buat alasan dia Ma, jago akting lagi nyuruh aku cepat jemput ke sekolah."

​"Kakak!" seru Cinta dengan matanya yang masih berkaca-baca.

​"Jangan-jangan lo akting nangis, supaya gue mau beliin lo es cream?"

​"Kakak bisa diem nggak sih?! Nggak ngerti banget jadi orang, pantes aja nggak ada yang mau sama Kakak, dasar nggak peka!" cerca Cinta.

​"Udah udah jangan diterusin lagi," pekik mamanya.
​Dimas menutup mulutnya rapat-rapat, ia sebenarnya sangat kesal dengan salah satu ucapan Cinta, ia berusaha terlihat cool dan berusaha lebih mengontrol emosinya.

​"Jadi, vokalis band 'Bintang Kehidupan' masih jomlo?" sindir pamannya.

​"Iyalah Paman, siapa juga yang mau jadi pacar burung sakit kayak dia," tambah Cinta sinis.
​Dimas menatap Cinta sinis, tidak terima dengan ledekan adiknya itu. "Sabar Dim, anggap aja itu hujatan netizen, ingat orang keren pasti banyak punya fans," batinnya.

​"Kapan lo mau nikah? Sekarang aja umur lo udah 26 tahun Dim, belum juga lo dapat pacar," ujar pamannya dengan tawa santai.

​"Sampai Cinta udah punya anak mungkin paman, belum tentu juga sih kalau ada yang mau," sahut Cinta dengan tawanya, ia baru bisa menunjukkan wajah jelita lagi setelah air matanya sedari tadi berjatuhan.

​Dimas melihat raut wajah Cinta yang sepertinya sudah biasa, tentu saja itu berkat dirinya yang rela menjadi bahan hujatan.

​"Biasa Paman, banyak yang suka, jadi aku susah nentuinnya. Semua orang juga tahu barang keren only one in the world banyak yang minat, tapi cuma satu yang bisa meluk," ucap Dimas percaya diri.

​Mamanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan anak-anaknya yang tak pernah akur itu, tapi kadang kala ia dibuat tertawa melihat perdebatan mereka.

MANUSIA SETENGAH BUAYA [COMPLETE] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang