[28] - MANUSIA SETENGAH BUAYA

31 5 0
                                    

~HAPPY READING~




Raga sudah meminta bantuan Nabila untuk menjelaskan semuanya kepada Cinta. Saat ini Raga memerlukan bantuan Vina, agar membujuk Cinta keluar rumah menemui Nabila. Raga menunggu Vina di rumah Kevin dengan sabar. Kevin sangat baik, ia membantunya dalam hal apapun, ketua osis itu memang sangat bijaksana.

​"Udah lo suruh pacar lo ke sini kan?" tanya Raga sedikit mendesak.

​"Gue udah suruh dia ke sini dari kemarin, lo sabar aja. Sebentar lagi dia pasti datang," sahut Kevin santai sembari memainkan playstation-nya.

​Raga mendesah berat, sudah satu jam ia berada di rumah Kevin, tetapi Vina belum juga datang. Untungnya Dika tidak hadir dalam rapat kali ini, entah di mana keberadaan manusia setengah waras itu sekarang, tidak ada yang mengetahuinya.

​"Game ini hanya berlaku untuk pejantan," sindir Kevin dengan tawanya.

​Raga cepat mengambil stick playstation Kevin. Ia sebenarnya malas bermain, tetapi menunggu kedatangan Vina membuatnya sangat bosan.

​"Sabar aja Ga, Cinta pasti maafin lo. Gue yakin Vina pasti mau bantu lo," lirih Kevin, matanya fokus manatap layar, tangannya lincah mengatur strategi permainan.

​Raga tidak membalas, ia memikirkan nasibnya ke depan. Sampai detik ini, tidak ada satu pun pesannya yang dibalas oleh Cinta, gadis itu hanya membacanya saja.

...

​"Gila! Ngapain lo pegang tangan gue?!" pekik Vina sinis. Ia menyesal bertemu Dika di halaman rumah Kevin.

​"Lo mau kan lihat Kevin cemburu?" balas Dika dengan tawa kecilnya.

​"Nggak! Lepasin tangan gue! Apaan sih lo. Gue tahu lo depresi, tapi nggak begini juga kali." Vina menepis kasar tangan Dika, ia tidak ingin Kevin berburuk sangka kepadanya.

​"Cuma akting aja Vin, biar Kevin cemburu. Lo yakin nggak mau lihat ekspresi dia gimana?" jelas Dika, kegilaannya menyasar Vina yang tak berdosa itu.

​Vina terdiam sejenak, hal gila itu tidak pernah terpikirkan di kepalanya. Dika terlihat sangat berambisi membuat pacarnya cemburu, ia tahu si Dika ini juga pandai berakting. Entahlah, Vina percaya dengan Kevin, ia tidak mau membuatnya cemburu.

​Dika menggenggam erat tangan Vina secara paksa, kemudian menariknya ke dalam rumah Kevin, kegilaannya sudah melampaui manusia yang benar-benar gila.

​"Sumpah, lo mau apa sih?!" seru Vina kencang, menghentikan langkahnya.

​"Lo diam aja," bisik Dika pelan, kemudian melanjutkan langkah kakinya, masih menggenggam telapak tangan Vina erat.

​Dika siap menjalankan aksinya, ia melihat Kevin dan Raga sedang seru bermain playstation. Dika tersenyum licik, ia ingin menambah keseruan Kevin ketika melihatnya menggenggam tangan pacarnya sendiri.

​"Selamat siang Mr. Kevin dan Mr, Raga." Dika terlihat sangat mesra berdekatan dengan Vina, tentu saja siang ini akan terasa semakin panas bagi Kevin.
​Kevin dan Raga sontak mencari sumber suara, Dika dan Vina sudah terpampang dalam pandangannya.

​"Woi, ngapain lo pegang tangan pacar gue?! Lepas!" seru Kevin melototkan matanya, tetapi Vina malah tidak melawan Dika, bahkan ia semakin erat menggenggam tangan Dika.

​"Maaf Vin, tadi gue jemput Vina. Katanya lo nggak mau jemput dia. Iya kan, sayang?" balas Dika semakin mematangkan aktingnya, menoleh Vina dengan senyum manisnya.

​Vina hanya diam, ia melihat kobaran api cemburu Kevin. Tak berdosanya, ia sangat senang melihat kecemburuan Kevin ini. Benar kata Dika, Kevin pasti cemburu melihatnya berpegangan tangan dengan cowok lain.

MANUSIA SETENGAH BUAYA [COMPLETE] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang