~HAPPY READING~
•
•
•
•
•Mata Cinta terbuka perlahan, ia mengusap-usap matanya sembari menfokuskan pengelihatannya. Tenggorokannya masih terasa serak, badannya masih lemas, dan sulit digerakkan. Ia tidak tahu sampai kapan akan berada di rumah sakit ini. Jujur, lebih baik dia mendengar ocehan Vina, daripada terbaring di rumah sakit yang penuh dengan perhatian ini.
"Selamat pagi, Cinta," ucap pria berseragam SMA Rajawali terlihat mengembangkan senyumnya.
"Raga," lirih Cinta, heran mendapati pria itu berada di kamarnya. Ia tidak percaya apakah ini pagi atau siang. Cinta menoleh jendela, terlihat masih gelap.
"Ini beneran pagi ya, apa gue yang tidur seharian sampai malam lagi," batinnya. Ia juga tidak menemukan sosok mamanya.
"Lo nggak pulang ke rumah tadi siang?" tanya Cinta berusaha membangunkan badannya, tapi tak berdaya.
"Maksud lo?" heran Raga dengan tawa kecilnya.
"Ini udah malam kan? Gue tidur seharian kan?" balas Cinta lemas.
Raga tertawa terbahak-bahak melihat keluguan gadis cantik di hadapannya. "Ini masih pagi, Cinta. Baru jam empat pagi, nanti gue mau ke sekolah. Lo nggak mau sekolah?" ujar Raga sembari menunjukkan jam tangannya kepada Cinta.
Cinta curiga, jangan-jangan kemarin malam Raga tidak pulang. Jangan-jangan pria itu menemaninya semalaman. Cinta menatap Raga sinis penuh kecurigaan. "Kenapa lo masih di kamar gue? Lo nggak pulang kemarin?" Cinta memaksakan berkata dengan suara seraknya.
"Jangan banyak bicara, gue tahu tenggorokan lo sakit. Kemarin gue pulang waktu Mama lo datang. Sekarang gue ke sini bawain Mama gue pakaiannya, Mama gue nginap jagain Paman gue. Terus, tadi Mama lo lihat gue, dia mondar-mandir gitu di luar, Mama lo pamit mau ke rumah sebentar, dia minta gue jagain lo. Untung gue baik, jadi gue mau jagain lo," terang Raga panjang lebar.
Cinta membuka bibir keringnya sempurna, ia takjub dengan Raga. Demi pamannya Raga sudah berada di rumah sakit jam empat pagi. Namuan anehnya, kenapa dia jadi care seperti ini kepadanya. Tidak ada yang mengetahui apa saja isi otak Raga.
Raga tetap menatap Cinta lekat dengan senyum yang masih mengembang di wajah tampannya. Ia berpikir bagaimana cara mengungkapkan perasaannya kepada Cinta. Apakah ia harus mengungkapkannya sekarang? Apakah ini waktu yang tepat? Tidak, ia harus menahannya. Kondisi Cinta tidak memungkinkan untuk mendengar hal itu.
"Cin, kapan lo sembuh? Gue kangen nih berantem sama lo," goda Raga mengernyitkan alisnya.
"Apaan sih lo. Katanya lo mau berubah," ketus Cinta mulai masuk dalam rongga-rongga pendekatan Raga.
"Gue bilang nih sama Bu Laras kalau lo pura-pura sakit, gue bilang aja ini strategi baru buat bolos, biar lo dikasih hukuman kayak gue," lirih Raga dengan senyum merekahnya.
"Mana mungkin Bu Laras percaya sama lo, dia udah tau banget soal gue," sahut Cinta polos.
Raga terbungkam, kalah telak oleh Cinta. Ia memalingkan wajahnya sembari cengengesan."Si cupu nggak jenguk lo? Katanya dia sahabat lo," tanya Raga mengalihkan pembicaraan.
Mata Cinta seketika menyorot Raga tajam, ia kembali teringat kejadian kemarin yang membuat otaknya sangat terbebani. Cinta tidak tahu apa yang harus ia katakan kepada Raga sekarang.
"Nggak tahu mungkin," elak Cinta tang ingin memperpanjang urusan.
"Mana mungkin sahabat nggak tahu sahabatnya sakit," sindir Raga, kembali membuat Cinta memanas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANUSIA SETENGAH BUAYA [COMPLETE] ✅
Romance[CERITA INI MENGANDUNG UNSUR BUCIN LEVEL MAKSIMAL😂] FOLLOW AKU, YA😊 SEMOGA KAMU MENYUKAI CERITA INI. TERIMA KASIH, LUV❤️ Aku akan tetap mencarimu, walaupun aku tidak mengetahui keberadaanmu. Aku bertanggung jawab, termasuk bertanggung jawab dalam...