[19] - MANUSIA SETENGAH BUAYA

43 7 0
                                    

~HAPPY READING~




Cinta sudah diperbolehkan pulang. Namun, ia harus beristirahat di rumah. Ia belum diperbolehkan beraktivitas seperti biasa. Ia sebenarnya ingin sekolah hari ini, tapi macan di rumahnya sangat garang, tidak mengizinkannya keluar rumah dengan alasan apapun.

​Cinta tidak banyak berbuat apa-apa, ia hanya membuka buku-buku pelajarannya. Walaupun bolos, ia tetap melaksanakan kewajibannya sebagai siswi SMA Rajawali yang berbudi pekerti.

​Matanya menyorot foto ukuran besar yang terpajang di dinding kamarnya. Beruang-beruang besar yang ia punya kalah dengan satu foto itu. Foto keluarganya yang penuh kebahagiaan. Ia menatap lekat wajah ayahnya dalam foto, kembali merasakan kerinduan yang sangat mendalam dalam hatinya, penuh dengan kesedihan saat ini. Andai saja ada seorang ayah menemaninya, ia pasti akan kuat.

​Cinta mendesah berat, tetesan-tetesan air jatuh dari matanya. Sungguh raut wajah yang sangat mengharukan jika dibayangkan. Ia memegang kepalanya, kembali masuk ke dalam jiwa lembutnya.

"Ayah aku rindu, kapan Ayah akan pulang.... Aku sakit Ayah!"

...

​Terpantau waktu menunjukan pukul sebelas lebih tiga puluh menit, tetapi Agus belum menunjukkan dirinya di belakang sekolah.

​ Raga sudah kehilangan kesabaran, ia langsung menuju kelas Agus, mencari keberadaan manusia cupu itu. Dengan raut wajah seram dan langkah tegap, ia mampu menambah auranya sebagai lelaki jantan yang haus akan pertarungaan. Tidak ada yang berani melihat Raga, semua orang tampak mengalihkan pandangannya ketika berpapasan dengannya.

...

​Raga mendapati Agus sedang mengamati bukunya sok serius, padahal sebelumnya ia sempat menoleh Raga datang.

​Badan Agus terasa menggigil tak keruan, ia merasakan hawa panas dalam kepalanya. Aneh, sepertinya Agus demam.

​Raga langsung menarik kerah baju Agus. "Ikut gue!" seru Raga terdengar kejam. Tanpa berpikir panjang, ia langsung menyeret Agus keluar kelas menuju halaman belakang sekolah.

​Banyak pasang mata melihat kejadian ini, tapi tidak ada satu pun orang yang berani mendekatinya. Semua siswa sudah mengetahui kekejaman Raga, kali ini Agus kembali menjadi sasaran empuknya.

...

​Raga mendorong Agus kencang membuat pria cupu itu tersungkur. "Pengecut lo!" teriak Raga kencang.

​Agus masih tak berdaya, pria itu tertunduk lemas. Raga kembali menarik kerah bajunya, membangunkan Agus secara paksa.
​Mata Raga menyorot tajam. "Lo laki apa perempuan?" lirih Raga menerkam Agus kuat, kemudian mendorongnya lagi.

​"Jujur sama gue, lo nembak Cinta?!" tanya Raga serius, terdengar kasar.

​Agus masih tak menjawab, pria itu menundukkan kepalanya, ia benar-benar ketakutan sekarang. Tangannya mulai bergetar lebih cepat dari sebelumnya.

​"Kalau gue nanya, jawab! Lo nembak Cinta nggak?!" desak Raga kembali menegakkan kepala Agus.
​Agus berusaha menguatkan dirinya, ia harus tahan apa pun yang akan dilakukan Raga kali ini kepadanya. Ia harus berani mengatakan sejujurnya, ia tidak ingin menutup perasaannya terhadap Cinta.

​"Lo bisu? Dasar banci!!" seru Raga tepat di depan wajah Agus.

​Mata Agus memerah, ia mendorong Raga kencang. Tampaknya ia sudah tidak bisa menahan dirinya untuk tetap diam. Ia tidak terima dengan perkataan Raga. "Iya, aku sayang sama Cinta! Aku nembak dia!" pekik Agus, kemudian kembali terdiam.

MANUSIA SETENGAH BUAYA [COMPLETE] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang