Ketiga pasang mata itu menatap takjub apa yang kini ada di hadapan mereka. Dimana Lisa yang tampak duduk manis di meja makan. Mengobrol ringan dengan sang ayah sedangkan ibunya tampak menyusun beberapa menu makan malam.
Jisoo, Jennie, dan Rosé datang ke mansion itu memang atas permintaan Jaehyun. Tapi mereka tak tahu bahwa kini Lisa ada disana. Orang yang mereka rindukan, tapi entah bagaimana cara menyampaikannya. Mereka terlalu canggung satu sama lain. Terlebih Jennie yang baru saja bertengkar dengan Lisa.
"Eoh, kalian sudah datang? Duduklah, Nak." Suruh Hyesun saat dia meletakkan menu makanan terakhir di atas meja panjang itu. Sedangkan Lisa dan Jaehyun tampak menoleh pada tiga gadis Ahn yang kini mulai bergerak mendekati meja makan.
"Kau menyiapkan semua ini untuk Lisa? Dia tidak akan memakannya," ujar Jennie setelah duduk di samping adik bungsunya. Sedangkan Jisoo dan Rosé ada di hadapannya.
"Jeongmal? Kau tak suka, Lisa-ya? Apakah---"
"A-Aniya. Aku suka. Aku akan makan masakanmu," potong Lisa cepat.
Di saat itu lah keheranan melanda kepala Jennie. Dia masih ingat cerita Suzy yang bilang bahwa Lisa tidak terbiasa melakukan makan malam dengan makanan berat. Sekarang, Lisa atau Suzy yang berbohong padanya?
Berbagai makanan lezat di hadapannya seakan tak menggiurkan. Jennie memilih memandangi wajah mungil yang kini ada di sampingnya. Melihat betapa lahapnya gadis itu menikmati masakan buatan ibu mereka.
Lisa adalah gadis yang memiliki prinsip. Jennie mendengarnya dari Suzy. Adik bungsunya itu tak akan merubah prinsipnya apa pun yang terjadi. Tapi tampaknya, ibu mereka dapat meruntuhkan hati dingin Lisa.
Jennie sangat tahu kedatangan Lisa ke mansion ini adalah karena Hyesun. Dan saat ini, Lisa memakan masakan itu juga untuk Hyesun. Jennie tahu sekeras apa pun hati Lisa, adiknya itu tak akan membiarkan ibu mereka sedih.
Dia tersenyum tipis. Sedikit lega karena Lisa tak sedingin yang Jennie banyangkan. Ingin mengalihkan pandangannya dari Lisa karena hendak menyantap makan malamnya, mata Jennie seketika memicing saat melihat sesuatu di balik poni Lisa.
Jennie menyingkap poni itu tanpa seizin pemiliknya. Lisa yang diperlakukan seperti itu hendak marah, tapi tertahan saat suara ibunya memenuhi ruangan.
"Sayang, kau terluka?" Hyesun segera bangkit dari kursinya dan menghampiri Lisa. Sedangkan yang lain ikut menghentikan kegiatan mereka semula.
Gadis berponi itu menepis tangan Jennie yang masih ada dikeningnya. Karena sungguh, dia tak suka jika seseorang menyentuhnya tanpa izin.
"Ini hanya luka kecil." Lisa berusaha memberikan senyumannya untuk Hyesun. Mendadak dia tak suka dengan situasi sekarang. Dimana semua orang menatapnya dengan khawatir.
"Apa itu luka yang kau dapat dari Libya, Nak?" tanya Jaehyun yang kini sudah ada di sebelah Lisa. Memperhatikan sebuah plester putih yang menutupi luka Lisa.
"Eoh. Bisakah kita melanjutkan makannya? Akan tak enak jika semua sudah mendingin," ujar Lisa berusaha menghilangkan perasaan aneh di antara mereka.
Sebelas tahun bukanlah sebentar. Mereka sudah berpisah selama itu. Dalam waktu yang panjang, Lisa sudah terbiasa tak pernah mendapatkan perhatian dari keluarganya. Mungkin ada, itu pun saat mereka bertemu enam bulan sekali. Juga melalui ponsel hampir setiap hari. Tapi Lisa tak pernah menanggapinya.
Hal seperti ini membuat Lisa canggung. Perhatian mereka membuat Lisa tak nyaman. Dan dia ingin segera mengenyahkan perasaan itu.
Bahasa tubuhnya sangat terlihat, bahwa kini Lisa mulai tak nyaman. Dan mereka hanya mampu memendam rasa khawatir terhadap luka di kening Lisa itu. Memilih mengikuti alur yang diinginkan oleh bungsu Ahn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lampyridae ✔
FanfictionLisa mengagumi kunang-kunang. Cahayanya begitu indah. Tapi dia lupa, jika memiliki cahaya lain di dalam hidupnya yang lebih indah. Jisoo, Rosé, dan Jennie. Mereka siap menjadi penerang untuk Lisa. Tapi nyatanya Lisa terus menolak. Ahn Jisoo, Ahn Jen...