Rosé menatap puas pada kimbab yang sudah dia tata rapih di atas piring putih bersih itu. Kemarin, ketika dia menghubungi sang adik. Lisa meminta untuk kembali membuatkan kimbab. Sejak hari mengerikan itu, Lisa belum sempat memakan kimbab buatan Rosé lagi.
Hari ini, Lisa akan kembali ke Korea. Entah jam berapa adik dan kedua orang tuanya akan berangkat. Ponsel ketiganya sulit dihubungi sejak semalam tadi.
Tapi kemarin, Lisa sudah membetitahu jika dia akan pulang ke rumah. Adiknya tidak mau melanjutkan perawatan di rumah sakit, bosan dia bilang.
"Appa bilang, mereka sudah mendarat." Jisoo datang menghampiri Jennie yang semula terduduk lesu di meja makan, sedangkan Rosé tampak antusias dengan kimbabnya.
Dia menunjukkan pesan singkat dari sang ayah yang memberitahu bahwa mereka sudah tiba di Korea beberapa menit lalu.
"Jeongmal? Aku akan menunggu di depan!" Rosé berlari antusias menuju pintu depan mansion.
Sedangkan Jennie bangkit dengan tak semangat untuk ikut bersama adiknya. Sampai Jisoo menyadari ada yang aneh dengan Jennie sedari pagi.
"Kau kenapa? Ada masalah?" tanya Jisoo lembut pada sang adik.
Jennie terdiam sejenak, lalu memandang kakaknya penuh tanya. Dia selalu memikirkan hal ini terus-menerus. Dan jujur saja, Jennie cukup terganggu dengan pemikirannya itu.
"Unnie, aku masih bertanya-tanya. Mengapa Lisa lebih menyukai kimbab buatan Chaeyoung? Bukankah milikku jauh lebih baik?"
Jisoo menggeram kesal mendengar pertanyaan adiknya itu. Dia kira, Jennie sedang memikirkan sesuatu yang berat. Tapi ternyata hanya kecemburuannya saja terhadap Rosé.
"Pertanyaanmu membuatku tercengang," gerutu Jisoo sembari melangkah cepat untuk menyusul Rosé.
Jennie yang melihat respon kakaknya, hanya menggaruk tengkuk yang tak gatal. Dia hanya bertanya, kenapa kakaknya menjadi kesal begitu?
Gadis itu terpaksa melangkah kembali. Masih dengan wajah lesu. Sampai akhirnya dia tiba di halaman depan mansion itu. Menatap sinis pada wajah riang Rosé.
"Tidak mau tahu. Aku yang harus memeluk Lisa pertama kali." Ujaran tegas Jennie itu membuat Rosé menoleh kasar.
"Ya! Mana bisa! Kakaknya Lisa adalah aku!"
Jennie menggeram mendengar bantahan Rosé. Peraturan sepihak itu selalu saja Rosé lontarkan ketika mereka sedang bertengkar mengenai Lisa.
"Kau---"
"Berhenti berdebat. Jika Lisa memilih aku bagaimana?" Jisoo berkata dengan wajah kesal. Dia sungguh lelah selalu mendengar keduanya berdebat.
Jennie dan Rosé memilih diam kali ini. Sibuk memikirkan perkataan Jisoo yang bisa saja menjadi kenyataan, sampai akhirnya mereka melihat sebuah mobil ambulance datang dengan dikawal oleh banyak mobil mewah.
Mereka benar-benar orang kaya. Bahkan pejabat saja mungkin kalah dengan kehebohan yang ayah mereka buat itu.
Ketiganya begitu antusias melihat Jaehyun dan Hyesun keluar dari salah satu mobil sedan. Tapi senyum merekah itu berubah dalam sekejab.
Katakan saja jika ketiga gadis itu hampir kehilangan detak jantung mereka, tatkala melihat sebuah peti mati berwarna putih bersih keluar dari ambulance.
Langkah tak sabaran itu akhirnya mengantarkan mereka menuju Jaehyun dan Hyesun yang tampak berantakan.
"E-Eomma, dimana Lisa? Kenapa ada benda itu disini?" Dari suara, tampak sekali jika kini Rosé sudah gemetar ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lampyridae ✔
FanficLisa mengagumi kunang-kunang. Cahayanya begitu indah. Tapi dia lupa, jika memiliki cahaya lain di dalam hidupnya yang lebih indah. Jisoo, Rosé, dan Jennie. Mereka siap menjadi penerang untuk Lisa. Tapi nyatanya Lisa terus menolak. Ahn Jisoo, Ahn Jen...