Dugaan Lisa tepat sasaran. Setelah melakukan beberapa tes, Multiple Sclerosis memang kini ada di tubuhnya. Dia benar-benar ingin menangis, tapi yang tampak justru senyum miring.
Multiple Sclerosis adalah salah satu penyakit Autoimun. Dimana sistem imun tubuh justru menyerang lapisan lemak yang melindungi serabut saraf. Sehingga menyebabkan miskomunikasi antara otak dan seluruh tubuh.
"Lisa-ya, bagaimana ini?"
Suzy sudah menangis di kursinya sedari tadi.Wajah gadis itu tampak menyedihkan karena dihiasi air mata dan mata sembab. Sekarang, yang tampak baru saja divonis bukannya Lisa, tapi Suzy.
"Kenapa kau yang menangis? Kan aku yang sakit," ujar Lisa santai, sembari membaca ulang hasil pemeriksaannya tadi.
"Kau yang aneh. Kenapa tidak menangis?" sungut Suzy dengan tangan mulai menghapus air matanya.
"Aku sudah tidak bisa menangis." Jawaban santai Lisa itu membuat Suzy semakin menangis keras.
Lisa hanya menggeleng. Membiarkannya saja. Dan dirinya berusaha untuk berpikir positif tentang penyakitnya. Bagaimana pun caranya, dia harus mencari jalan keluar agar penyakit itu tak menghalanginya menjadi Dokter bedah.
Tapi semakin lama, gadis itu semakin terganggu dengan suara tangis Suzy. Dia tampak baru saja ditinggal kekasihnya mati. Dan Lisa mulai berpikir, apakah kakak kandungnya nanti akan seperti itu jika tahu? Membayangkannya saja membuat Lisa merinding.
"Unnie, tenanglah. Beberapa Multiple Sclerosis hanya akan berdampak ringan." Lisa memang berkata benar. Beberapa Multiple Sclerosis tidak akan merenggut kehidupan penderitanya.
Tidak semua individu memiliki kondisi Multiple Sclerosis yang sama. Dan Lisa mungkin hanya perlu mengatasi tremor dan kram yang sering mengganggunya.
"Bagaimana jika Multiple Sclerosismu adalah tipe yang berat?"
Lisa melotot.
"Ya! Kau mendoakanku?"Suzy menghela napas berat. Dia masih saja tidak habis pikir, kenapa adik sepupunya yang begitu sehat justru harus dibebankan penyakit seperti itu oleh takdir?
Dia tahu seberapa hebatnya Lisa menjaga kesehatannya sendiri. Walau berada di tengah perang pun, Lisa tak pernah melanggar pola hidupnya yang sehat. Itu yang dikatakan Joohyuk dulu.
"Untuk saat ini, hilangkan saja tremorku. Aku tidak bisa melakukan operasi jika tremor itu datang."
Suzy mendongak. Sebagai seorang Dokter spesialis saraf, dia merasa begitu tak berguna. Saat ini, Lisa telah menjadi pasiennya. Tapi tak ada satu pun cara yang bisa menyembuhkan penyakit Lisa. Suzy hanya bisa meredakan gejala yang muncul. Itu pun jika berhasil.
"Bagaimana jika Deep Brain Stimulation?" tanya Suzy ragu. Operasi itu harus dijalankan tanpa membius total Lisa. Selain itu akan ada beberapa resiko yang bisa saja muncul.
"Operasi ya?" Lisa menggigit kukunya gusar. Deep Brain Stimulation adalah menanamkan sebuah alat bernama eletroda di dalam otak untuk mengurangis tremor.
Tapi Lisa tidak mungkin melakukan operasi merumitkan itu di Seoul. Operasi itu harus dijalankan selama 2 kali. Dimana hari pertama untuk menanam elektroda di otak dan hari kedua untuk menanam generator denyut nadi di dada.
"Apa kau punya rekomendasi rumah sakit untuk melakukan operasi itu di luar Seoul?" tanya Lisa penuh harap.
"Disini adalah rumah sakit terbaik. Kenapa harus mencari yang lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lampyridae ✔
FanficLisa mengagumi kunang-kunang. Cahayanya begitu indah. Tapi dia lupa, jika memiliki cahaya lain di dalam hidupnya yang lebih indah. Jisoo, Rosé, dan Jennie. Mereka siap menjadi penerang untuk Lisa. Tapi nyatanya Lisa terus menolak. Ahn Jisoo, Ahn Jen...