chapter 8: my guardian.

285 26 1
                                    


" aku ingin pulang."

Limario yg tengah melamun sedikit terhenyak mendengarnya.
Matanya mengerjap beberap kali, karena pendengarannya tidak menangkap dengan jelas apa yg barusan jennie katakan.

"Yah? Apa?."
Tanya lim meminta jennie mengulang apa yg dia ucapkan tadi.

Tapi jennie menafsirkannya berbeda. Dia pikir lim tidak suka dengan keinginannya untuk pulang.
Jadi dengan sedikit keberanian jennie mengulang kembali permintaannya.

" a-aku.. ingin..pulang."

Jennie tak berani menatap wajah lim secara langsung. Apalagi dia tengah berada di kandang lim, rumah lim. Jika lim mengamuk karena ucapannya dia bisa menyuruh pengawal untuk menyekap dirinya disini.

" wae? Kau tak betah disini?."
Tanya lim.
Ekspresinya biasa saja. Tapi jennie tidak bisa mengartikan apa lim sedang menatapnya marah atau tidak.

" bukan begitu.. a-aku..hanya takut..oemma dan appaku.. mereka pasti mencarimu karena aku tidak pulang semalaman."
Jelas jennie.
Semoga limario memperbolehkannya pulang.

" kalau aku tidak mengijinkanmu pulang bagaimana?." Tanya lim yg hanya ingin tau apa yg akan jennie katakan. Yah siapa tau gadis itu tak keberatan tinggal lebih lama dirumahnya barang seharian ini.

" kenapa?..jangan bilang kau ingin menyekapku.. tolong biarkan aku pulang."
Pinta jennie dengan wajah sedikit memelas, membuat lim tak tega melihatnya.
Sebenarnya lim tak masalah jika gadis itu ingin pulang, tapi hatinya yang menyuruhnya untuk menolak permintaan jennie. Hatinya yg selalu ingin dekat dengan jennie.
Limario sendiri juga bingung dengan apa yg sedang dirasakannya. Dia tidak pernah sepemaksa ini pada wanita lain sebelumnya.

Tapi lim tak mau membuat jennie semakin membencinya jika ia menolak keinginan gadis itu. Lim sudah bertekad dia akan merubah sikapnya demi jennie.

" aku akan mengantarkanmu pulang."
Ujar lim akhirnya.
Dia tidak ingin jennie kesal padanya, bukankah mereka baru saja dalam tahap hubungan baik?.

" tidak usah.. aku bisa pulang sendiri."
Sahut jennie cepat. Dia keberatan pria itu bertandang ke rumahnya. Takut lim tahu soal dompet dan ponsel miliknya yg disembunyikan oleh orangtuanya dulu. Lim pasti masih ingat soal kehilangan kedua barang itu. Apalagi ponsel miliknya masih dipakai oleh oemmanya dan dompetnya ada di saku celana appanya.
Bisa gawat kalau sampai lim tau orangtuanya telah memakai baramg miliknya tanpa ijin. Jennie tak ingin kedua orangtuanya berurusan dengan polisi walau mereka yg salah.

" kenapa? Bukankah aku sudah pernah ke rumahmu?. Orangtuamu juga sudah mengenaliku."
Ujar limario.

" iya aku tau.. tapi sebaiknya aku pulang sendiri. Aku tak ingin merepotkanmu."
Sahut jennie.

" aku tak merasa direpotkan, lagipula aku juga ingin berterima kasih pada orangtuamu karena sudah menolongku waktu itu, walau yah.. itu tidak gratis. Tapi aku pikir jika orangtuamu tak ada aku tidak akan selamat malam itu."
Jelas lim masih membujuk jennie agar membolehkannya ikut ke rumah gadis itu.

" lagipula ada baiknya jika aku yg menjelaskan alasan kenapa kau tak bisa pulang. Mereka tidak akan memarahimu jika aku yg bicara dengan mereka."
Sambung lim lagi.

" tapi.. mereka pasti mengira kalau aku telah menghabiskan waktu semalaman denganmu. Kalau sudah begitu, mereka akan memarahiku."
Ujar jennie dengan muka cemberut.

" tapi.. bukankah memang seperti itu kejadian yg sebenarnya?."
Tanya lim mengingatkan kalau jennie kenyataannya memang telah tidur di rumah lim.

" maksudku, aku tidak ingin oemma dan appa tahu soal ini. Mereka pasti berpikir aku membohongi mereka dengan pura-pura pergi bersama tzuyu hanya untk menemuimu.. padahal kan kenyataannya tidak begitu."
Terang jennie.

F4 OR F FOR??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang