Ia memijit pelipisnya berulang-ulang sembari menikmati keindahan sosok yang menyandarkan tubuhnya erat memeluk pinggang kekarnya. Menahan kantuk panjang dengan tiupan angin menghempas rambut hitam legam tertancap tampan itu ia geserkan badan bersandar pada bantalan pesawat yang sedang landas di udara.
Hatciuuuuu
Lucu.
Tersenyum dengan bibir ia tarik menipis melihat gadis yang sedang memeluk pinggangnya itu beberapa kali mengeluarkan dentuman lucu dari bibirnya.
Ah, alergi dingin rupanya.
Seumur hidup melakukan perjalanan jauh di udara bahkan terbang sana sini menghabiskan isi dompet tak pernah sekali pun ia melihat seseorang bersin-bersin seperti ini.
Tak habis pikir namun lucu jika dipikir ia sentil kepala gadis itu dengan dua jarinya.
Uhh, gemasnya.
"Kamu lucu ya."
Terusik dengan tangan kekar yang seenak udel mendarat pada kepalanya ia buka netra indah itu mengusap-usap dengan jari mungilnya sembari melebarkan mulut hingga mengeluarkan bau kurang sedap jika terhirup.
Eh...
Mata saling beradu ia menunduk mengalihkan tatapan dari sorot pemuda itu.
"Kamu terusik?"
"Ngga juga, eh.. terusik apa?"
Pemuda itu tersenyum lebar menggelengkan kepalanya sebentar lalu sekelebat kilat ia tarik gadis itu ke dalam pelukan hangat menyatu.
Eh...
"Tidurlah, nanti saya bangunkan kalau sudah mendarat di airport."
Mengumpulkan nyawa yang memang belum sepenuhnya sadar menciptakan keluguan di wajah polosnya. Ia berdehem mengikuti arahan si pemuda itu meski sebenarnya ada yang harus diluruskan di sini.
Oh hati.
Oh tidak
Ada yang lebih penting dari itu.
Neneknya.
Perkara hati mungkin nanti bisa ia bicarakan dengan bijaksana selepas itu neneknya lebih dulu untuk saat ini.
Berdegup kencang napas mengudara lelapnya terganggu tak pernah mendengar dentuman dada pria seperti itu.
Seperti gempa meluluh lantakkan dunia. Tapi ini bukan gempa! Bisakah pria ini sekali saja tak berulah, Mengapa kedengarannya seperti ABG jatuh cinta.
"Randa!"
"Hmm."
"Itu kamu bergetar!"
Randa membuka matanya melirik si gadis yang masih mendekapnya begitu erat. "Apa yang getar-getar?" tanyanya masih mengumpulkan kesadaran yang memang hampir hilang ulah gadis itu sedari tadi.
"Anu, itu... Kenapa bisa getar gitu?"
Mendengus oleh pertanyaan yang belum mendapat jawaban ia buang tatapan itu melihat orang-orang duduk di bangku melirik mereka sambil berbisik.
Ghibah.
Tak tahukah sudah malam.
"Yang mana yang bergetar, Put? Kamu bertanya ngga jelas gitu, saya ngga tahu getaran yang mana maksudnya!"
Menajamkan mata tak bersahabat melihat ibu-ibu di sebelah bangku mereka seolah dirinya saja yang tak boleh bermesraan di pesawat.
Sama-sama bayar kan!
"Itu.... Di sini?"
Oh, putri malu mengakuinya kalau jantung lelaki itu bergemuruh sejak tadi. Pura-pura tidak tahu atau hanya akal-akalan lelaki ini saja untuk mengelabuinya.
Ia angkat dagunya melirik pemuda itu menjulang tinggi di atasnya, sejenak mata mereka beradu cukup lama.
Ah, tampannya.
Rahangnya juga kokoh meski belum dijamah.
"Tangan kamu Put!"
Tangan?
Ini tangannya.
"Tangan kamu nakal ya!"
Tangan kamu nakalya!Nakal.
Mengungkapkan kesadaran penuh ia pindahkan mata indah itu menatap ke sisi tangan yang tampak meraba-raba penuh minat.
Eh.
Malunya.
"Bukan!"
Ya Tuhan malunya.
Buru-buru ia berdehem melepas rengkuhan dari pemuda itu ia alihkan perhatian dengan ibu-ibu yang sedang berbisik mendayu-dayu di sebelahnya.
"Wajar, masih pengantin baru. Malu-malu kucing!"
"Iya, sudah biarkan saja. Kita juga dulu gitu kok!"
Apa kata mereka?
Cemberut tak menentu ia cubit lengan pemuda itu yang tiba-tiba saja melakukan serang dadakan di area bahunya. Merangkul erat memainkan kedua mata pemuda itu tampak berkedip-kedip.
Sakit mata kah?
"Ini apa maksudnya?"
"Sayang, jangan marah-marah terus, aku minta maaf, lain kali kita bulan madunya ke lebanon. Janji!"
Apa-apaan!
"Oh, ternyata si Eneng merajuk!"
Bisik-bisik tetangga kembali ia dengar.
Ah sudah
Ia tak tahan.
Panas
Bersidekap tangan di dada tersenyum jemawa dengan sorot netra menggoda.
Ia ikuti permainan ini.
Cukup seru.
"Mobil satu ya sayang, kalau ngga tidur lantai lagi!"
Satu detik
Dua
Tiga
Bola mata pemuda itu keluar dari tempat.
TBC
Halo, Assalamualaikum.
Masih setia kah dengan kelucuan mereka berdua?
Maaf ya baru bisa update, lagi banyak kesibukan di dunia nyata.
Terimakasih sudah menyempatkan singgah di cerita yang ngawur ini.
Vote and coment dong heheeh
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA KARENA CINTA ❤️
RomanceAku bertemu dengannya, dia yang selalu menggetarkan jiwaku. Keberadaannya disekitarku tak ubahnya bagai benang dan jarum yang selalu terikat satu sama lain. Aku membencinya namun Tuhan membuat takdir semakin rumit, disaat semua orang mengutukku, di...