REVISI DUA BELAS

457 33 11
                                    


Thailand

Di Asia tenggara Thailand adalah negara pengekspor beras terbesar kedua di dunia dengan ekspor sekitar  10,3 juta metrik ton beras. Woah bukan, itu sebabnya negara Thailand dijuluki sebagai lumbung padi di Asia tenggara.

Banyak wisatawan dalam negeri maupun mancanegara berkunjung ke sana terikat kerjasama ataupun sekedar singgah untuk menghabiskan waktunya berlibur. Diberkahi alam yang indah keramahan penduduk lokalnya pun dan sajian kuliner lezat membuat para wisatawan betah menghabiskan waktu liburannya di negeri gajah putih tersebut.

Nah, siapa yang tidak ingin menginjakkan kakinya ke Thailand?

Pria tua dengan bulu tipis yang menghiasi bibir merah merekah itu tersenyum kecut menutup layar monitornya. Ia sedikit melirik ke arah   kaca yang menghubungkan antara jendela dengan teras luar dengan nanar. Kedua kancing jasnya ia buka lalu menyampirkannya pada pundak, dengan kaki tegas ia berjalan menyorot ke luar. Entah apa yang ia pikirkan, si kembar cebol itu masih duduk bersila menunggu si tuan membuka bibir seksinya untuk berbicara.

Oh ayolah. Mereka tidak tahan dengan keadaan ruang ini!

Bukan karena fasilitas yang mereka dapatkan di dalam sini, namun tentang si tuan yang menahan mereka   lebih dari dua jam lamanya yang seharusnya mereka habiskan untuk bersenang-senang di negara Thailand ini.

"Dia masih terlihat cantik, bukan?"

Nah loh!

Akhirnya si tua seksi itu berbicara juga. Kedua kembar cebol itu saling menatap namun masih tampak enggan menjawab.

"Siapa yang anda maksud, Sir?" Akhirnya Rizky memberanikan diri untuk menyahut perkataan si tua itu.

Membalikkan tubuhnya dengan tangan ia lipatkan menyilang pria tua itu tersenyum sembari menyandarkan tubuhnya pada tembok sekitar. Tak lupa ia longgarkan dasi yang mengikat leher putihnya mendadak kedua bola mata si kembar cebol itu keluar menahan aliran napas panjang meneguk air liur tak tahan dengan godaan yang baru saja ia tonton secara nyata.

Sudah tua masih tampan saja!

"Yang kalian bawa ke sini siapa? Itik? Ngga kan?"

Keringat dingin mereka teteskan. Barulah mereka sadar apa yang dimaksud oleh si tua seksi itu. Oh, si tua itu bisa bercanda juga ternyata. "Sangat cantik sir, saya saja sempat terpana melihatnya. Ngga sangka gitu, nyatanya usia tidak bisa menjamin seseorang, heheeh."

"Maksudmu?"

Kedua kembar cebol itu saling menatap, menimbang-nimbang apa mereka salah mengatakan sesuatu.

Ridho menyenggol tubuh kembarannya seakan sadar bahwa barusaja kakaknya itu mengatakan kalau seseorang yang dianggap spesial itu sudah tua.

"Bodoh! Nenek-nenek jelas sudah tua, tapi jangan sebut begitu depan bos, digantung kau nanti!"

Kedua alis pria tua itu menyatu. Berada satu ruangan dengan kembar cebol itu sangat salah. Ya, seharusnya membiarkan mereka pergi saja sedari tadi tak perlu menahan dan mendengar ocehan dari mulut kakak-adik itu.

Si pria tua seksi itu mengibaskan kedua tangannya di udara tanpa melihat ke arah dua cebol tersebut.

"Pergilah! saya perlu istirahat."

Senang bukan main kedua bola mata itu membelalak karena senangnya. Si ridho berdiri dengan sigap membenahi jaket kulitnya berusaha terlihat biasa saja, namun siapa tahu hati mereka yang sudah bersorak-sorak bahagia.

"Kami pamit Sir, sekiranya ada apa-apa telepon saja. Kami siap membantu."

Si pria tua itu hanya berdehem memutar kepalanya sebentar menunjuk pintu keluar berada di sebelah selatan. Si kembar cebol itu mengangguk melangkahkan kaki mereka menutup pintu dengan rapat. Barulah si pria tua itu bisa bernapas dengan tenang.

CINTA KARENA CINTA ❤️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang