REVISI TIGA BELAS

125 22 20
                                    


Tampaknya hujan tak menunjukkan reda walau sebentar saja. Ditambah petir yang saling bersahutan membuat ia harus mengubur dalam-dalam keinginan untuk merebahkan diri di kasur empuk miliknya. Kalau saja tadi dua makhluk gaib itu tak merecokinya mungkin ia sudah berpesta ria di alam mimpi ciptaannya, bergelut dengan bantal guling .
Ah.. tak lupa selimut yang selalu menghangatkan tubuh indahnya.

Se surga itu rasanya!

Gelisah tak menemukan kesibukan apa-apa, ia larikan mata indah itu pada jalan raya cukup ramai dengan pejalan kaki tentunya.

Sembab ia ciptakan pada kelopak matanya kini berhamburan menyusuri kedua pipi yang semakin gempal saja, mungkin karena sogokan  kakaknya Rafly yang tak pernah bosan menawarkan KFC dagangan mereka.

Ia usap genangan air yang tengah membuncah itu sembari menebar senyum miris ke sisi jalan tampak ramai anak-anak bermain hujan.

"Putri rindu kalian!"

Hentakan pada dada ia rasakan seketika mata indah itu terpaku pada sosok ibu yang sedang mengusap puncak kepala anak gadisnya.

Andai saja Tuhan bisa mengembalikan keadaan menjadi semula mungkin hidupnya pun tak akan serumit ini tentunya.

Tak mau terlalu lama terpenjara dalam keadaan rapuh, ia letakkan tas sandang dengan gerakan cepat lalu membiarkan Tubuhnya digenangi air hujan.

Sorak-sorai gemuruh para pejalan kaki ia dengar saat tubuhnya telah basah dengan kaus tipis mencetak setiap lekuk model gitar spanyol itu.

Mata laki-laki memang!

Peduli dengan penampilan yang membuat mata tertuju padanya, ia terkekeh mengikat rambut panjangnya menampilkan leher jenjang putih mulus ditambah bulu-bulu tipis terawat akibat skincare yang ia lakukan setiap harinya.

"Siapa sih, cantiknya ya Allah."

Ah.. untung saja Rafly selalu memberikan uang saku lebih padanya. Tak perlu repot-repot minta ataupun mengemis yang akan berakhir dengan kalimat-kalimat tajam dari bibir lancip Abang kandungnya itu.

Menyibak lamunan yang tak ada habisnya sebelum terlalu jauh fantasi memungut kesadarannya fokusnya jatuh pada tubuh yang tak lagi basah akibat kuyub hujan.

Benarkah hujan sudah berhenti lalu mengapa orang-orang masih bergelayut manja di bawah tetesannya?

"Masih ingin bersenang-senang, hum?"

Deg

Suara itu!

Memilin kaus tipis yang dikenakan karena dinginnya air hujan menerpa kulit putih kini berubah hitam lebam ia balikkan tubuh itu melihat sumber suara tersebut.

"Randa,"

Bibir tipisnya mengatup dengan sempurna saat sosok pemuda dengan payung di tangannya berdiri dengan gagah yang hanya memberi jarak sejengkal dari matanya.

Ohh, rupanya takdir akan bermain lagi!

"Kamu ngapain di sini? Ngikutin aku lagi, hah!" Tuduhnya tanpa beban menunjuk wajah Randa dengan bergetar.

Aduh, dingin sekali.

Tersenyum tipis dengan tangan masih memegang payung ia buat jarak semakin tak berdiameter saja lalu terlintas sebuah ide untuk menggoda gadis yang sudah kelimpungan mencari cara agar kabur darinya.

Ahh, dia pikir semudah itu.

"Aku khawatir sama kamu, seharusnya kamu ngerti, Put," ucapnya sambil tersenyum geli ketika wajah gadis itu mendadak pucat pasih, bukan karena dinginnya hujan lantaran serangan kata yang mampu melumpuhkan bibir mungil itu.

Hah, bibir mungil? Tanpa dosa ia meneguk ludah saat matanya terfokus kepada merahnya bibir non lipstik  merekah itu membuat ia ingin segera sadar dari fantasinya.

"Ya... Ngapain? Pulang sana, aku mau sendiri di sini!"

Sebentar!

Ini jantung sedari tadi berdegup keras membuat gadis itu sulit bernapas lalu bagaimana dengan posisi ini?

Mengumpulkan keberanian penuh ia tatap wajah mulus pemuda itu dengan gerakan mundur, mungkin berlari adalah jalan utama walaupun dengan kaki telanjang seperti ini.

Tap

Ahh, sial

"Mau kabur lagi, hum?"

Deg deg deg

Tembakan demi tembakan ia terima saat tangan kekar hasil olahraga pemuda itu menariknya dengan sekali hentakan, menimbulkan bunyi debaran jantung dari keduanya.

Posisi ini!

Bahkan tanpa malu payung itu sudah jatuh tak berdaya di tanah sedang ia bergeming mati-matian menahan malu luar biasa saat seluruh mata terpenjara pada dirinya yang berada dalam kukungan Randa.

"Bibirmu manis!"

TBC

Halo, Assalamualaikum semuanya, hayuk, yang masih mau baca CKC angkat tangan dong...

Gimana gimana dengan part ini, mau tambah lagi.... Nggak?

Habis ini mereka ngapain ya?

Jangan lupa ya ajak teman kalian buat baca ini...

Pasti aku senang banget

Makasih reader setia 🤭🤭🤭🤗🤗

CINTA KARENA CINTA ❤️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang