Satu persatu akan ada sesuatu yang menghilang. Dan perlahan, akan ada sesuatu yang datang memenuhi.
/Writer/_______________________________________
Ternyata setelah insiden seorang siswi yang akan melompat gedung, sekolah melakukan tes kesehatan mental pada setiap siswa/i di sekolah demi mencegah terjadinya depresi dan tindakan nekat yang seperti sudah berlalu. Apalagi, kini sekolah menjadi sorotan dark yayasan pendidikan mengingat Future International High School memang sekolah yang ketat juga disiplin tinggi.
Siapa yang tidak kuat akan tumbang juga goyah. Seperti siswi yang bernama Shin-ah. Yang berusaha mengakhiri hidup dengan menciptakan nama buruk bagi sekolah juga trauma mendalam jika terjadi. Untung saja, hal itu bisa di cegah. Karena Shin-ah sendiri kini sudah ditangani oleh psikiater ternama.
Gadis itu mengalami tekanan dari keluarganya yang menginginkan dia untuk bertahan di SMA yang luar biasa tersebut. Sementara dia hanya ingin menjadi seorang pelukis. Karena tidak ada yang paling menonjol dari dirinya selain handal menorehkan kuas di atas kanvas.
Dia hanya tahu bagaimana cara mencari inspirasi bukan logika. Dia hanya bisa mengerti tentang garis lurus, garis melengkung, gradiasi warna, indah atau tidak. Shin-ah hanya bisa menguasai itu. Bukan matematika yang menyiksa juga sains yang memenuhi memori terbatasnya.
Untuk itu, selama tiga hari berturut-turut, wakil dari pengawas pendidikan mengunjungi sekolah untuk melakukan survei juga pengamatan terhadap sekolah itu. Memeriksa apakah ada siswi atau siswa yang memiliki beban berlebihan hingga menyiksa dirinya.
Dengan alasan itu Junmyeon kini merasa gemetar di dalam toilet. Giliran kelasnya adalah hari ini dan dia benar-benar tidak siap jika saja dia diperiksa. Lalu hasilnya akan menunjukkan Junmyeon memiliki tekanan. Sehingga dia mendapat masa pemulihan yang akan mempengaruhi profilnya nanti.
Junmyeon tidak mau.
Dengan gemetar Junmyeon keluar dari toilet. Membasuh wajahnya lalu berjalan pelan menuju kelasnya lagi.
Di perjalanan, dia bertemu dengan Jongdae yang menatap dia heran. Karena wajahnya yang panik juga cemas.
"Kau tak apa Junmyeon ? Wajah mu lesu. Ah...tidak. Tapi, pucat." Tanya Jongdae saat mereka berpapasan.
Junmyeon menatap takut pada Jongdae lalu menggeleng. Tidak membenarkan perkataan siswa di hadapannya itu.
"Tidak. Aku tak apa." Jawabannya cepat kemudian berlalu pergi.
Meninggalkan Jongdae yang semakin heran juga sedikit cemas.
"Aku rasa ada sesuatu yang salah padanya. Pasti." Monolog Jongdae.
Dia mengangkat bahunya memilih acuh. Walau sebenarnya, rasa penasaran tiba-tiba datang.
...
Baekhyun memandangi Junmyeon yang tampak gelisah. Entah karena apa, tapi dia yakin jika Junmyeon benar-benar dalam situasi sulit sepertinya. Baekhyun semakin heran saat Junmyeon berusaha pergi dari kursi tunggu sementara gilirannya sebentar lagi datang.
Baekhyun sendiri sudah menyelesaikan tesnya bersama psikologi terbaik. Dan rasanya, menyenangkan. Baekhyun bahkan banyak bercerita mengenai masalah persahabatan mereka juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Eighteen (✔)
Fanfiction🍂 END 🍁 Masa-masa senior high school adalah masa paling indah ? Saya rasa semua itu diakui oleh banyak remaja di seluruh dunia. Mungkin saja. Tidak terkecuali bagi Baekhyun yang sangat menikmati masa SHS nya dengan banyak lika dan liku. Baik bahag...