14

3.1K 401 35
                                    

Happy Reading 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading 

 Matahari mulai menyinsing menandakan hari sudah pagi. Chenle terbangun, berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih belum terkumpul sepenuhnya. Merasa sesuatu menimpa perutnya, tangannya terulur mencari benda apa itu dan ketemu. 

"Eung??" 

 Perlahan matanya terbuka dan betapa terkejutnya wajah Jisung tepat disampingnya bahkan bisa merasakan deru nafas hangatnya. Seluruh wajahnya memerah padam hingga kedua telinganya, apalagi bayangan kemarin malam tiba-tiba terlintas dibenaknya.

ASTAGA!! KENAPA BISA SEDEKAT INI, WOYYY??!!! - Jerit batinnya

 Perlahan tapi pasti, Chenle menyingkirkan tangan Jisung diperutnya lalu membenarkan posisi tidur sang oknum agar lebih nyaman. 

Ohh iya, kemarin kan ada bibi itu. Zhong Zhong kau itu seenaknya saja, tidak tau terima kasih!! - Chenle turun diam-diam agar Jisung tidak terbangun dari tidurnya

 Saat keluar kamar, ia menemukan wanita paruh baya itu tengah berbicara dengan seorang wanita. 

"Eumm.. Bibi!!" Membungkuk hormat 

 Wanita itu menghampirinya, "apa kau sudah enakan?? Dok, tolong periksa dia!!" Chenle didudukan dikursi sambil dokter memeriksa dan merawat lukanya

"Lukanya cukup dalam dan untung saja racunnya sudah dikeluarkan. Apa saat bangun tadi tidak terasa pusing dan ingin mual??" Tanyanya sambil mengganti kain yang melilit dengan sebuah kain tipis tapi sedikit dingin, seperti ada alkoholnya

 Chenle mengangguk, "sedikit!"

"Itu karena racunnya sudah sedikit menyebar tapi tidak perlu khawatir, aku memiliki obat penawarnya. Obatnya diminum 2x sehari dan lukamu masih terlalu lebar, alangkah baiknya jangan terlalu banyak bergerak!"

 Chenle mengangguk mengerti. Dokter itu sudah selesai merawatnya dan memberikan sebuah botol yang diduga obat penawarnya. 

"Terima kasih, dok!!" Chenle membungkuk hormat, "tidak perlu, itu sudah kewajibanku. Cepatlah sembuh, ne!" Dokter itu tersenyum ramah 

"Kalau begitu saya pamit dulu!" Sang dokter membungkuk hormat lalu pergi 

"Bibi.. Terima kasih!!!" Bibi itu langsung mencegah Chenle untuk membungkuk. "Kau itu sama saja dengan suamimu! Tidak perlu membungkuk seperti ini, apa kau sudah merasa enakan??"

 Chenle mengangguk pasti, "tapi tadi kau pusing dan mual, kan?? Istirahatlah saja dulu, bibi akan memasakanmu!!" Menggeleng tidak mau

"Aku ingin membantu bibi, boleh ya bi boleh ya??" Chenle memohon dengan mata berkaca-kaca

 Wanita itu terkejut lalu mencubit gemas pipi Chenle. "Kenapa kau sangat imut seperti ini, hem?? Yeoja didesa ini mungkin kalah cantik denganmu!" Chenle memajukan bibirnya sebal

STORY THAT WON'T END | CHENJI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang