Sesal

2.3K 169 32
                                    

[Play song : Bae Jin Young - Hard To Say Goodbye]


[a/n: chapter ini khusus bercerita tentang isi pemikiran tokoh masing-masing]

"Willa… please bangun"...

"Mama..Arfa disini, bangun ya ma"

Lirih.. Ya suara yang Willa dengar begitu pelan, tapi ia merasakan sedih yang teramat dalam di antara kedua suara itu. Willa ingin membuka matanya namun terasa begitu berat, perlahan sinar yang menyilaukan memaksa masuk di kedua matanya.

Pertama kali yang ia rasakan adalah rasa sakit di bagian kepala dan juga perutnya. Kembali suara yang memanggilnya terdengar jelas.

Suara Arfa..
Suara Juan..

Namun tiada suara Nanda terdengar, Willa kembali merasakan sesak. Ia ingat apa yang terjadi sebelumnya, perdebatan hebat kedua pria itu dan berakhir sebuah pukulan yang Willa dapatkan.

"Mama...ini Arfa."

Willa pun menatap pelan ke arah Arfa dan tersenyum tipis. Ia menatap wajah anaknya yang penuh guratan cemas dan sisa air mata. Ahh betapa malangnya pria kecil ini harus menyaksikan drama kehidupannya.

"Sini.." bisik  Willa mencoba meraih tangan Arfa.

Pria kecil itu mendekati Willa dan memeluknya erat, kembali air mata itu luruh disana.

"Willa, aku minta maaf, gara-gara aku kamu harus kayak gini." Ujar Juan penuh sesal.

Willa menggeleng pelan, apa yang harus di salahkan di sini? Bukankah Willa yang memang bodoh melibatkan pria itu kembali. Oh tentu saja Nanda salah, entah di mana pria itu.

"Mas Nanda kemana Jun?" Tanya Willa heran.

Juan pun menghela nafas berat, ia kesal mendengar nama itu di sebut kembali. "Nanda tadi kesini tapi habis itu aku ga tau dia kemanam"

"Sama Hanum?"

"Sendirian aja Willa, dia ngerasa bersalah mungkin."

"Salah ku juga kok."

"Jangan suka nyalahin diri sendiri Will, kasian Arfa nih."

Willa membelai lembut puncak kepala Arfa, ia menarik pelan wajah anaknya. "Arfa pulang ya ke rumah umi Hannah, nanti biar ayah yang antar."

Juan menatap Willa terkejut, karena Juan tahu Willa tidak ingin keluarganya tahu soal ini.

"Jun, tolong ya antar Arfa. Nanti aku aja yang jelasin sama Kak Hannah."

"Kamu beneran Will?"

"Iya, kayaknya udah waktunya keluarga ku tau. Aku udah ga sanggup lagi sembunyiin ini dari kak Hannah, seenggaknya dia harus tahu dan ngasih saran buat aku."

"Yaudah, Willa, keputusan semua di kamu, aku udah ga punya hak buat ikut campur. Tapi aku bakalan jagain kamu mulai sekarang."

Willa menggeleng pelan, ia menahan tangisnya. Arfa masih disini dan  tak ingin membuat pria itu kembali khawatir akan dirinya.

"Antar Arfa sekarang ya Jun, aku gapapa kok di rumah sakit sendirian. Perawat banyak, lagian besok udah bisa pulang."

"Yakin?" Tanya Juan ragu.

"Percaya sama aku, tenang aja." Jawab Willa yakin.

"Yaudah aku antar Arfa dulu ya nanti kesini lagi nemenin kamu." Tawar Juan sembari mengambil tas Arfa.

UNFINISHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang