Kost Manoban.
Taxi yang Jimin, Taehyung, Yeonjun, Soobin, dan Hueningkai tumpangi sudah memberhentikan lajunya di depan gerbang kost manoban.
Setelah turun dan taxi bergerak menjauh, kelima namja itu pun berjalan memasuki kost.
Dapat terluhat pintu kost itu tertutup dengan tulisan 'welcome' menggantung di sana. Teras juga terlihat indah dengan taburan kertas-kertas kecil yang berwarna-warni.
Rasa-rasanya seperti sedang merayakan ulang tahun saja, padahal ini hanyalah sambutan untuk Hueningkai.
Namja keturunan Amerika itu tersenyum sumringah melihat sambutan yang ia lihat. Ini hanyalah teras saja, belum saat Hueningkai memasuki kost.
Air mata Hueningkai jatuh, ia terharu serta menyesal telah melakukan kejahatan kepada orang-orang berhati mulia. Perasaan bersalah itu menyerang batinnya, hingga membuat kakinya tak mampu melangkah mendekati kost.
"Hueningkai, kenapa berhenti?" Jimin bertanya kala Hueningkai menghentikan langkah kakinya.
"Enggak, gue nggak layak ada di antara kalian. Gue nggak layak ada di sini, gue harusnya tetap di rumah sakit jiwa saja. Gue nggak pantas ada di sini, hyung. Kalian terlalu baik untuk menerima gue yang jahat ini. G-gue nggak pantes."
Hueningkai menangis, benar-benar menangis dengan rasa sedih yang teramat.
Tapi, seperti biasanya, Soobin akan langsung menenangkan Hueningkai. Inilah alasan kenapa Soobin diminta untuk ikut menyusul Hueningkai. Dia namja yang paling bisa membuat seseorang tenang di sisinya.
Soobin tak perlu banyak bicara untuk menenangkannya, pelukan Soobin sudah cukup menenangkan. Apalagi jika namja itu sudah mengelus orang yang dipeluknya, maka orang dalam pelukan itu akan merasa damai.
"Ning, jangan berpikiran kayak gitu lagi, ya. Kami semua memaklumi kondisi lo waktu itu, lagian saat itu lo sakit, Ning. Sedangkan sekarang kan sudah sehat, jadi kondisinya sudah berbeda. Lo itu kesepian, bukan jahat." Ujar Taehyung lembut dengan suara besarnya yang menenangkan.
Hueningkai pun mulai tenang, sekarang kelima namja itu kembali melangkah mendekati pintu kost.
Tiba di depan pintu, Hueningkai pun tersenyum tipis dan mengetuk pintu kayu itu setelah sekian lama.
Tok tok tok!
Tak sampai 3 detik setelah pintu diketuk, benda persegi panjang itu langsung terbuka. Tampaklah Seokjin dan Yoongi yang tersenyum lebar sembari membawa kue basah buatan keduanya.
"Hueningie yang manis dan imut akhirnya pulang juga yeay, ayo makan ini. Buka mulutnya....." Seokjin menyodorkan sepotong kue ke mulut Hueningkai layaknya seorang ibu yang sedang menyuapi anaknya.
Baru saja menelan kue dari Seokjin, Yoongi juga ikut memasukkan makanan yang ia bawa ke mulut Hueningkai.
"Itu tadi kue buatannya Seokjin hyung, yang ini buatan gue." Ujar Yoongi memberi tahu.
"Gue nggak dikasih nih, hyung?" Jimin bertanya pada dua hyung tertua yang ada di depannya.
"Gue juga mau, hyung." Timpal Taehyung.
"Apaan, ini kue yang gue buat khusus untuk Hueningkai, ya! Kalau lo mau, ambil sendiri noh di belakang." Sahut Seokjin.
"Iya, tapi masih dalam bentuk adonan." Celetuk Yoongi.
Jimin dan Taehyung yang sudah hendak berlari ke dapur pun langsung menghentikan langkahnya karena ucapan Yoongi.
"Seriusan, hyung?" Jimin bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do or Die | BTS TXT (COMPLETED)
Fanfic💀~×~Hanya karena game aneh yang kita temukan, kita semua terjebak dalam teror yang mematikan~×~💀 Start : 1 Agustus 2020 End : 15 Desember 2020 (Follow dulu boleh lah, beb:v)