4.8.

1.1K 186 248
                                    

Sepulang dari rumah sakit jiwa, taxi yang membawa Namjoon, Jungkook, Yeonjun, Soobin, dan Taehyun berhenti di depan kost. Sedangkan taxi yang lain membawa penumpangnya pergi ke tempat lain.

"Seokjin hyung sama yang lain mau ke mana?" Taehyun bertanya setelah kelima namja itu memasuki ruang tengah dan berehat di sana sembari menonton TV.

"Stok ayam habis, Tae. Lauk pauk sama sayuran juga udah pada habis, mereka mau belanja." Jawab Namjoon.

"Bener, tadi Seokjin hyung sendiri yang bilang." Timpal Jungkook.

"Oh, gitu toh." Sahut Taehyun seadanya.

"Ada acara yang lebih baik dari berita, gak? Males banget gue nonton ginian, anjir." Keluh Yeonjun.

"Oh, jadi ini toh alesan kenapa otak Yeonjun hyung gak berkembang." Celetuk Taehyun.

"Maksud lo apaan ha ngomong begitu? Pengen gue hajar, lo?" Yeonjun berkata dengan kesal.

"Katanya mau jadi detektif tapi nonton berita aja malas. Gimana mau sukses coba." Ujar Taehyun.

"Ya terserah gue dong, ini kan hidup gue, jadi ya suka-suka gue. Gak usah ngatur-ngatur." Ketus Yeonjun.

"Dinasihatin malah marah." Taehyun memutar bola matanya malas.

"Tau tuh Yeonjun hyung, bukannya berterima kasih malah marah-marah." Timpal Soobin.

"Dengerin tuh, hyung." Sahut Taehyun.

"Kalian berdua pasti kerja sama buat bikin gue kesel. Ngaku, gak?" Yeonjun berkata kasar pada Soobin dan Taehyun.

"Tengkar aja terus sampe kiamat tiba." Celetuk Jungkook.

"Hyung, jangan ngomong kayak gitu ih." Nasihat Soobin pada Jungkook supaya dia tidak mengatakan hal-hal seperti itu.

"Tau tuh, ntar kalo kesampaian baru nyesel." Tukas Yeonjun.

"Yeonjun hyung, ih. Jangan ngomong kayak gitu, hyung. Kalian ini kalau ngomong kok asal ceplos, sih? Kenapa gak dipikir dulu kalau mau ngomong?" Soobin berujar kesal pada dua hyungnya itu. Kadang merasa heran juga kenapa teman-temannya bisa ngomong dengan mudahnya, padahal dia selalu berpikir sampai berkali-kali untuk meluncurkan kalimat.

"Jungkook hyung kan gak ada otak, jadi gak ada alat buat mikir." Sahut Yeonjun.

"Hyung, coba deh cek layar ponsel lo." Ujar Taehyun pada Yeonjun.

"Kenapa?" Yeonjun bertanya.

"Ngaca!" Taehyun berujar dengan tegas.

"Gue bangga dengan mulut Taehyun." Celetuk Namjoon.

"Gak bangga sama mulut gue?"  Yeonjun menyahut.

"Apa yang dibanggain dari mulut lo?" Taehyun berujar dengan sarkastik.

"Mulutnya Yeonjun tuh gak ada yang bisa dibanggakan. Ngomong aja asal ceplos." Tutur Namjoon.

"Ada dong yang bisa dibanggain dari mulut gue, yaitu bibir gue. Lihat ini bibir gue, cakep kan?" Yeonjun memamerkan bibir indahnya dengan memajukan kedua bibirnya.

"Gue jijik, Jun." Celetuk Namjoon.

"Sok kecakepan banget, anjir. Cakepan juga Yeontan." Sembur Taehyun dengan ucapannya.

"Yeontan? Yeontan siapa?" Namjoon bertanya. Karena pasalnya dia tidak mengenal nama itu sebelumnya.

"Anjing tetangga itu loh, hyung. Yang suka nyamperin Taehyung hyung." Jawab Soobin.

"Eh, Bin. Lo sekarang tidur sendiri, kan? Taehyun juga, kan?" Namjoon bertanya pada Soobin dan Taehyun.

"Iya, hyung. Kenapa emang?" Soobin balik bertanya.

Do or Die | BTS TXT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang