Monaco menatap keluar jendela kamarnya, di luar sana, ada pemandangan pelabuhan yang cantik, deretan kapal pesiar yang mewah dan indah berlalu lalang di sepanjang pelabuhan, membawa para bangsawan dan orang orang terpandang ke dalamnya.
Pemandangan yang sudah dia lihat tiap harinya, Monaco akui sudah terbiasa dengan ini semua.
Namun, ada satu hal yang kini mengganjal hatinya.
Sudah dua hari ini dia tidak bersama dengan teman temannya, teman satu squadnya, yang selalu membuatnya merasakan kehangatan dan cinta, yang tidak bisa dia dapat dari keluarganya sendiri.
Bisa kalian tebak, dibalik wajah angkuh dan senyum arogannya, Monaco adalah anak broken home, dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya, dia hanya diberikan kebutuhan fisik oleh orang tuanya, namun tidak dengan kasih sayang yang seharusnya dia miliki.
Sejak kecil, perasaannya hampa, barang barang mewah dan uang melimpah yang dia miliki bukanlah jaminan untuk kebahagiaan, dia kesepian, dia butuh orang tuanya.
Namun orang tuanya tidak pernah peduli, mereka berpikir kalau dengan membelikan semua yang diinginkan olehnya akan membuatnya bahagia.
Namun semuanya berubah, sejak dia mengenal teman temannya, dia merasakan hangat, dia seolah memiliki sebuah keluarga.
Sekarang, dia merasa hampa, kesepian, dan rindu kepada mereka.
Dia merindukan teman temannya.
Rindu dengan kebobrokan Indonesia, kebucinan Poland, kebegoan Japan, dia rindu The Goblokers yang dulu sebelum konflik penuh teka teki yang membingungkan ini menyerang.
Dia tahu, cepat atau lambat, keanehan perilakunya akan segera terdeteksi oleh teman temannya, tapi dia akan memperlambat semua itu.
Monaco menghela nafas kasar, teman temannya tidak boleh tahu apa yang dia alami, dia tidak ingin menambah masalah squad mereka sekarang.
"Tersenyum angkuh, pasang topeng bahagia, sembunyikanlah rasa sakit yang kau rasakan..."
Dia mensugesti dirinya sendiri, sebelum menutup seluruh luka lemam yang berada di tubuhnya dengan sebuah jaket dan memasang senyuman arogannya yang palsu.
Monaco harus terlihat sempurna tanpa cela, tidak ada yang boleh tau dibalik topeng bahagia yang dipasangnya, ada jiwa rapuh yang menjerit dan meminta dilepaskan.
.........
"Apa ini? Jadi selama ini Poland adalah Sosiopat?"
Indonesia menatap secarik kertas yang ternyata berisi diagnosis kejiwaan milik Poland itu dengan tatapan nanar.
Apa sahabatnya itu sakit?
Poland tidak terlihat aneh, sekilas dia terlihat normal, meskipun sikapnya agak menakutkan baginya.
Indonesia masih mengingat bagaimana Poland menyayat tubuh seekor katak percobaan menggunakan pisau bedah, ekspresinya begitu dingin dan menakutkan, Indonesia merinding ketika dia mengingatnya.
Namun dia tidak kaget lagi, dia sudah menduga dibalik wajah innocent dan rupa malaikat yang dimiliki oleh Poland, bersembunyi iblis yang jahat dan haus akan kekerasan.
"Indo?"
Indonesia tersentak, ketika melihat Poland yang berdiri di depannya secara tiba tiba, seperti sebuah jumpscare di film horror.
Dia gelagapan dan buru buru meletakkan surat itu di tempatnya.
"Eh?! Sejak kapan kau kemari?" Indonesia tertawa canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red N' White Squad! [✔️]
FanfictionKisah persahabatan Indonesia dan orang orang yang ada didalam lingkaran persahabatan nya, sebuah kisah biasa dengan plot yang tidak biasa ini akan memberimu kejutan di tiap chapternya. Indonesia yang tidak peka, Poland si bucin akut, Monaco sang pej...