8.

1.1K 159 5
                                    

"Makan-makan-makan. Kita berburu makan, yang bayar Ara." Gumam Mira di sepanjang jalan yang menjual berbagai macam makanan.

Mira tidak peduli dengan kemesraan antara Ara dan Fiony atau yang masih malu-malu tapi mau kayak Chika dan Vivi. Biarlah Vivi berbahagia dengan Chika, dirinya nanti saja bahagianya, toh masih banyak orang yang bertebaran di dunia ini, kalau ia serius mencari pasti ia menemukan jodohnya.

"Mir, jangan jauh-jauh. Ah elah." Ucap Ara, tapi sayangnya Mira sudah berjalan cukup jauh di depan entah sedang mencari apa.

"Biarin aja, udah gede juga." Celetuk Vivi yang berjalan di belakang Ara.

Ara berdecak sebal, ini bukan masalah sudah dewasa atau tidak, tapi Mira sama sekali tidak membawa ponsel atau apapun yang bisa dihubungi, Mira hanya membawa kamera saja dan sekarang Mira sudah tenggelam di lautan manusia asing.

"Drun, cari Mira."

Vivi membulatkan matanya lalu menggeleng pelan, "Gak, lo aja."

Ara menghentikan langkahnya, ia menatap tajam ke arah Vivi. "Lo sama Chika nyari Mira, gue juga nyari. Kita berpencar. Kalo udah ketemu ikat aja lehernya biar gak kabur lagi."

"Siap, bos." Tanpa banyak alasan lagi, Vivi langsung menarik tangan Chika untuk memilih jalan yang berbeda dengan Ara. Melihat raut wajah dan nada suara Ara tadi, rasanya Vivi ingin cepat-cepat pergi sebelum dilahap habis-habisan.

Ara mengusap kasar wajahnya, "Tuh anak kemana lagi."

"Kamu perhatian banget sama Mira, ya?" Tanya Fiony.

"Bukan masalah perhatian atau enggak, tapi ini masalah ilang di negara orang. Kalo di Jogja mah gapapa, toh Mira itu lahir, hidup, nikah, bahkan meninggal pasti di Jogja. Dan sekarang dia pertama kali di Thailand dan langsung ilang saat itu juga."

Ini jadinya kalau mereka bepergian dengan orang ganjil saja, pasti ada yang terlewat satu orang. Andai Ara mengajak satu orang lagi, pasti sekarang mereka bisa berjalan sama-sama mencari makanan yang bisa mereka makan bersama.

"Ayo cari." Ucap Ara, ia menggandeng tangan Fiony lalu kembali melanjutkan pencarian Mira.

Fiony menundukkan kepalanya, ia menatap tangannya yang digenggam oleh Ara. Suasana di tempat ini lumayan dingin karena sudah malam, tapi tangan Ara terasa sangat hangat membuat Fiony jadi ingin berlama-lama dengan Ara.

"Fio, sambil cari makan, ya? Aku laper." Ucap Ara sambil menatap ke arah Fiony.

"Atau aku yang beli makanan kamu tunggu di sini?" Tanya Fiony.

Ara tertawa kecil, ia menggeleng pelan lalu semakin mengeratkan genggaman tangannya, "Aku cuma pemimpin perusahaan, bukan raja. Kita cari sama-sama."

"Iya."

Mereka berdua berhenti di sebuah kedai yang menjual cumi-cumi goreng. Ara membeli dua cumi-cumi dengan ukuran sedang kemudian mereka makan sambil terus mencari Mira. Ara tidak tahu apakah Vivi sudah menemukan Mira atau tidak, tapi selama Vivi atau Chika belum menelfon pasti Mira juga belum ditemukan.

"Rasanya pengen beli semua." Gumam Ara lalu menggigit cumi-cuminya itu.

"Ya, beli aja."

"Ntar beli kalo Mira udah ketemu."

Fiony menarik pundak Ara agar berhenti bergerak, tangan kanannya terulur dan mengusap sudut bibir Ara yang kotor gara-gara makan cumi goreng. "Kamu gak pernah bisa gak belepotan, ya."

Ara menaik turunkan alisnya, ia tersenyum lebar, "Kan biar bisa kamu elapin kayak gini."

"Ah, ayo jalan lagi ntar Mira keburu jauh." Kini gantian Fiony yang menggenggam tangan Ara dan kembali melanjutkan pencarian Mira.

UtuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang