7. Kencan buta

6.4K 1.4K 255
                                    

Vote dulu yuuuks ✨
Jangan lupa komen yah ❤

Terkait hubungannya dengan artis cantik Luna Kinandya, akhirnya pihak Adnanta Abram memberikan konfirmasi bahwa mereka hanya menjalin hubungan pekerjaan.

"Mereka hanya membahas soal pekerjaan."

Sudah satu bulan sejak Luna mendengar kabar bahwa pihak Adnan sudah memberi konfirmasi perihal hubungannya yang sempat menjadi topik utama di berbagai media. Satu bulan berlalu, tapi rasa sesaknya tetap terasa seperti baru saja terjadi kalau Luna membaca kembali artikelnya.

Lagi, dirinya ditolak oleh Adnan. Bedanya, kali ini Adnan tidak menolaknya di depan muka. Melainkan di depan banyak media yang disaksikan oleh orang banyak. Meski memang Adnan hanya diwakilkan oleh sekretarisnya untuk mengatakan itu, tapi tetap saja, Luna tahu kalau Renita tidak akan berani memberikan konfirmasi seperti itu jika bukan Adnan yang meminta.

Mau tak mau, Luna pun merelakan ketika agensinya membenarkan kabar tersebut.

Sakit hati sekali rasanya. Seperti memang sudah tidak ada harapan baginya untuk bersama Adnan. Lelaki masa lalunya yang tak pernah menerimanya itu, sampai sekarang pun tak bisa menerima dirinya. Hati Luna seperti ditusuk-tusuk jarum. Dadanya sesak. Bahkan, dia memundurkan beberapa jadwalnya setelah mendengar kabar konfirmasi itu. Luna memilih bersembunyi dari media daripada harus tersenyum lebar menghadapi mereka seakan tidak terjadi apa-apa pada hatinya.

Adnan memang jahat.

Sejak dulu Adnan jahat. Tapi dia terlalu bodoh untuk menjauh. Ya, bukan terlalu cinta, tapi terlalu bodoh.

"Kencan buta?"

"Gila ya lo?"

"Saking depresinya atau gimana?"

Begitu reaksi para sahabatnya saat mendengar bahwa dirinya akan kencan buta. Bahkan, Luna sudah ada janji malam ini. Ia akan bertemu dengan seseorang yang beberapa bulan lalu ingin Citra kenalkan padanya. Citra adalah sahabat Luna diprofesi yang sama. Ya, seorang selebriti. Dan pria yang Citra kenalkan, katanya sudah lama tertarik padanya.

Pria itu pun bukan dari kalangan biasa. Dia seorang pengusaha, fokusnya pada pertambangan emas. Jadi kalau Luna bawa ke mamanya, pasti langsung setuju. Namun untuk itu, sebelumnya Luna harus bertemu dulu. Dia harus melihat dan menilai bagaimana si pria tersebut.

Yang Luna ingat, namanya Briyan Barra Bachtiar. Luna rasa, orang tuanya fanatik dengan huruf B.

"Tapi tapi, cakep gak tuh?" tanya Nora, pandangannya tak lepas dari Luna yang sedang menjajal gaun kesekian untuk dinner nanti malam.

"Difoto si cakep. Gak tau deh aslinya. Soalnya kan, ada orang yang biasanya cakep difoto, tapi aslinya... Ya gitu deh."

"Setujuuuu." Alisa bersuara paling kencang. Sepertinya pengalaman. "Dulu, gue chattan sama cowok di facebook. Ganteng banget gila. Eh, pas ketemuan... Hadeeeeh, sampe bikin gue ngelus dada."

Kisah masa lalu itu membuat para sahabatnya tertawa keras. Bahkan Tita sampai memukulinya dengan guling.

"Semoga lo gak senasib ya, Lun," ujar Alisa.

"Aamiin."

"Biar cepet move on dari si kutu kupret Adnan." Nora terdengar sangat kesal dengan pria itu. Habisnya, sejak dulu yang Adnan lakukan hanya melukai hati Luna. Tapi sahabatnya yang bodoh itu tak pernah sadar.

***

Malam ini Luna sudah cantiiiik sekali. Bulan purnama pun akan iri dengan kecantikannya. Setidaknya itulah yang Luna rasakan. Rambutnya yang biasa lurus sudah ia rubah demikian rupa. Yang biasanya hitam semua, sudah diombre dengan coklat gelap. Luna benarkan lagi tatanan rambut curly-nya yang ia bawa ke samping kanan.

Past, Present, Future [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang